Mengenal Fenomena El Nino beserta Dampak dan Perbedaannya dengan La Nina
Merdeka.com - Selama kondisi normal di samudra Pasifik, angin pasat bertiup ke barat sepanjang ekuator, membawa air hangat dari Amerika Selatan menuju Asia. Untuk menggantikan air hangat itu, air dingin naik dari kedalaman. Proses ini yang disebut upwelling.
Fenomena El Nino dan La Nina adalah dua pola iklim berlawanan yang merusak kondisi normal tersebut. Ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai siklus El Nino-Southern Oscillation (ENSO). El Nino dan La Nina dapat berdampak global pada cuaca, kebakaran hutan, ekosistem, dan ekonomi.
Melansir dari oceanservice.noaa.gov, episode El Nino dan La Nina biasanya berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan, tetapi terkadang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Fenomena El Nino dan La Nina rata-rata terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, tetapi tidak terjadi dalam jadwal yang teratur. Umumnya, fenomena El Nino lebih sering terjadi daripada La Nina.
-
Apa itu El Nino? El Nino adalah fenomena global yang terjadi hampir di seluruh negara yang terletak pada garis ekuator, salah satunya Indonesia.
-
Kenapa El Nino berdampak ke kekeringan? BMKG memprakirakan fenomena El Nino menerjang Indonesia pada tahun ini yang berdampak musim kemarau menjadi berkepanjangan.
-
Di mana El Nino terjadi? El Nino disebabkan oleh meningkatnya suhu perairan yang berada di Samudera Pasifik terutama bagian tengah.
-
Dimana El Nino berdampak di Indonesia? Hal ini menandakan berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.
-
Bagaimana El Nino memengaruhi petani? Kalau kondisi seperti ini terus-menerus terjadi, bisa dipastikan para petani padi akan gagal panen.
-
Bagaimana dampak El Nino di Banten? āBerdasarkan hasil monitoring, seluruh wilayah di Provinsi Banten mulai masuk musim kemarau. Sesuai dengan prediksi kami, tahun ini akan ada fenomena El Nino dengan kondisi lemah sampai sedang, ā kata Kepala Balai Besar Wilayah II Tangsel, Hartanto.
Dampak Fenomena El Nino
©2012 Shutterstock/VladisChern
Fenomena El Nino adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan air permukaan yang tidak biasa di Samudra Pasifik tropis timur. El Nino adalah "fase hangat" dari fenomena yang disebut El Nino-Southern Oscillation (ENSO). La Nina, “fase dingin” ENSO, adalah pola yang menggambarkan pendinginan air permukaan wilayah yang tidak biasa.
Fenomena El Nino berdampak pada suhu laut, kecepatan dan kekuatan arus laut, kesehatan perikanan pesisir, dan cuaca lokal dari Australia hingga Amerika Selatan dan sekitarnya. Peristiwa El Nino terjadi secara tidak teratur dengan interval dua hingga tujuh tahun.
Kaitan El Nino (dan fenomena cuaca lainnya) dengan kesehatan
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan hubungan penting antara siklus ENSO, fenomena iklim, dan kesehatan manusia. Dilansir dari reliefweb.int, El Nino dan gangguan cuaca serupa disebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia terutama melalui bencana alam dan wabah penyakit menular terkait. Namun, tidak mungkin untuk memperkirakan berapa banyak kematian dan penyakit manusia yang terkait langsung dengan El Nino, karena efek kesehatan dihasilkan dari interaksi kompleks peristiwa cuaca abnormal dengan faktor-faktor seperti populasi, kepadatan penduduk, status kesehatan, infrastruktur sanitasi, dan lain-lain.
Bencana alam
Fenomena El Nino dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan curah hujan secara dramatis, yang dapat menyebabkan bencana alam secara langsung seperti banjir atau kekeringan. Selain itu, peristiwa angin kencang seperti tornado dapat meningkatkan frekuensi atau intensitasnya. Efek ini dapat terjadi pada jarak jauh dari fenomena ENSO dan cenderung lebih dramatis di area tertentu.
Bencana-bencana ini dapat menyebabkan cedera dan kematian langsung, menghancurkan tanaman dan harta benda, menyebabkan kelaparan dan mengganggu pembangunan. El Nino membuat populasi yang sudah rentan menjadi lebih rentan. Penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah orang yang terkena dampak bencana alam di seluruh dunia lebih besar selama masa El Nino pertama dan tahun berikutnya dibandingkan tahun sebelum El Nino.
Perbedaan dengan La Nina
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Pakhnyushcha
Setelah El Nino selesai dan kembali normal, kondisi tersebut justru dapat masuk ke dalam La Nina. La Nina pada dasarnya adalah kebalikan dari fenomena El Nino.
Alih-alih melemahnya Angin Pasat, La Nina justru mengalami penguatan sirkulasi udara di khatulistiwa. La Nina mendorong air hangat lebih jauh ke barat. Kemudian, meningkatkan upwelling air dingin di Pasifik timur sehingga menurunkan suhu di sana.
Mirip dengan El Nino, La Nina juga dapat berdampak besar pada cuaca global. La Nina cenderung memiliki efek kebalikan dari El Nino. Misalnya, Anda mendapatkan kondisi kekeringan di negara-negara dekat pasifik timur karena air yang lebih dingin menghasilkan lebih sedikit hujan.
El Nino dan La Nina diklasifikasikan sebagai dua pola cuaca utama di Pasifik. Fenomena siklus ini dapat berdampak pada iklim, dan sering kali menyebabkan gelombang panas atau musim dingin di seluruh Amerika Utara dan Eropa.
Namun, El Nino dan La Nina bukan hanya fenomena cuaca—mereka juga merupakan bagian yang sangat penting dari siklus hidrologi.
Apa yang terjadi selama El Nino dan La Nina?
Ketika air hangat menumpuk di sepanjang Samudra Pasifik tropis tengah dan timur, maka terjadilah fenomena El Nino. Fenomena ini meningkatkan kelembapan yang naik di udara, menghasilkan lebih banyak badai hujan. Misalnya, pada tahun 1997, suhu air yang luar biasa hangat mencapai 6 °C lebih hangat dari rata-rata, mengakibatkan curah hujan di atas rata-rata di beberapa bagian dunia.
Sebaliknya, ketika air dingin menumpuk di sepanjang wilayah yang sama, La Nina akan terjadi dengan dampak yang berlawanan. Pada tahun 1988, air yang sangat dingin menyebabkan atmosfer menjadi dingin. Semakin sedikit air yang menguap, udara menjadi lebih kering, lebih dingin, dan lebih padat. Karena udara padat ini tidak naik atau berkembang menjadi badai, lebih sedikit hujan yang turun di beberapa bagian dunia, seperti Pasifik timur, Ekuador, Peru, dan Amerika Serikat bagian tenggara. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaLa NiƱa menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia, yang dapat berisiko menimbulkan banjir dan berdampak negatif bagi para petani.
Baca SelengkapnyaHujan Turun padahal Masih Musim Kemarau, BRIN ungkap penyebabnya
Baca SelengkapnyaEl Nino adalah fenomena global yang terjadi hampir di seluruh negara yang terletak pada garis ekuator, salah satunya Indonesia.
Baca SelengkapnyaHingga awal 2024, dampak El Nino masih akan dirasakan di Indonesia. Ancaman kekeringan melanda sejumlah wilayah.
Baca SelengkapnyaCuaca adalah kondisi atmosfer di suatu wilayah pada suatu saat tertentu.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi dalam sebulan terakhir. Volume air semakin surut sejak musim kemarau tiba. Inilah penampakannya!
Baca SelengkapnyaDampak El Nino akan menganggu komoditas tanaman utama, seperti gandum, jagung, beras, kedelai, dan sorgum.
Baca SelengkapnyaKekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca Selengkapnya