Peristiwa 23 Mei 1997: Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin
Merdeka.com - Perjalanan bangsa Indonesia dihiasi dengan berbagai peristiwa bersejarah. Peristiwa-peristiwa inilah yang nantinya ikut memengaruhi perkembangan di dalam Tanah Air. Meskipun, tidak sedikit pula peristiwa di masa lalu menjadi sebuah kenangan kelam dalam sejarah Nusantara.
Salah satu peristiwa kelam yang tercatat dalam sejarah Indonesia terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Meskipun peristiwa ini tidak banyak dikisahkan seperti halnya kerusuhan Sampit, kerusuhan Poso, atau kerusuhan Mei 1998, namun dampak yang diakibatkannya menjadi salah satu yang terburuk menjelang berakhirnya Orde Baru.
Ratusan korban berjatuhan. Beberapa orang dikabarkan menghilang. Bangunan dan fasilitas umum pun dirusak dan dibakar. Keberingasan dan kekejaman manusia tergambar di hari Jumat, 23 Mei 1997 itu.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Di mana kebakaran hebat terjadi di Jakarta pada masa kolonial? Salah satu momen penerapan kredit rumah terjadi pada 1917, setelah terjadi bencana kebakaran hebat di wilayah Kramat Kwintang.
-
Kapan kebakaran terjadi? Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
Kota Banjarmasin yang tadinya tampak damai berubah seolah telah terjadi peperangan. Peristiwa mengerikan itu meninggalkan duka bagi keluarga korban dan juga kerugian materi dengan jumlah yang tidak sedikit. Peristiwa kerusuhan tersebut pun dikenal hingga sampai saat ini dengan sebutan Jumat Kelabu 23 Mei 1997.
Awal Mula Kerusuhan
Tanggal 23 Mei 1997, bertepatan dengan hari Jumat. Dalam rangka menyambut pemilu 1997, akan ada acara besar yang dilangsungkan di pusat kota. Salah satu partai yang ikut serta dalam pemilu, Golkar, akan menyelenggarakan kampanye dengan panggung hiburan rakyat.
Panggung hiburan rakyat itu rencananya akan dilaksanakan usai ibadah salat Jumat. Namun, rencana tersebut tidak pernah terwujud, dan justru berubah menjadi sebuah tragedi berdarah yang akan selalu dikenang.
Dilansir dari bosscha.id, sebagian massa dari kampanye Golkar yang terdiri dari anak-anak muda membuat kegaduhan dengan membuat suara raungan sepeda motor, sehingga mengganggu ketenangan masyarakat muslim yang tengah melaksanakan salat Jumat.
Hal ini dilanjutkan dengan arak-arakan sepeda motor tersebut melewati Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudra. Sebenarnya, sudah ada larangan untuk tidak melewati Masjid Noor. Terlebih saat itu jemaah sholat jumat juga meluber ke depan halaman depan masjid. Namun, massa kampanye yang didukung oleh Satgas Golkar tetap ngotot ingin melewati jalan tersebut dengan alasan salat Jumat sudah hampir selesai.
Usai salat Jumat, massa yang tadinya terganggu ibadahnya mulai berdatangan dari berbagai penjuru untuk menuju Kantor DPD Golkar Kalimantan Selatan. Bentrokan pun tak terelakkan antara massa dengan Satgas Golkar dan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).
Situasi Memanas
Pukul 2 siang, situasi kian memanas. Massa yang melengkapi dirinya dengan senjata tajam mulai bergerak ke pusat kota. Pergerakan ke pusat kota juga diikuti dengan perusakan. Bangunan, mobil, dan fasilitas umum yang dilalui massa tak luput dari amukan. Bentrokan fisik pun menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Ruko-ruko dirusak, dan Mitra Plaza dibakar. Aksi penjarahan pun tak terhindarkan. Listrik yang padam ikut menjadikan suasana kota kian mencekam. Pemandangan di Banjarmasin kala itu tampak kacau bak arena peperangan.
Dari yang semula yang hanya melibatkan dua kubu, kerusuhan akhirnya melebar hingga massa menjadi tak terkendali. Dikabarkan bahwa terdapat beberapa gereja dan satu klenteng yang ikut dihancurkan. Rumah WNI keturunan Tionghoa pun tak luput dari serangan massa.
Tragedi berdarah ini terus berlangsung hingga dini hari.
Dampak Kerusuhan
instagram.com/wargabanua
Pasukan keamanan pun beraksi di malam hari. Pasukan keamanan yang terdiri dari prajurit TNI dan Polri mulai menyisir kampung-kampung kecil untuk memburu massa dan para penjarah.
Jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan akibat kerusuhan ini dinilai menjadi salah satu yang paling parah di masa-masa berakhirnya rezim orde baru. Menurut data hasil investigasi Tim Pencari Fakta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), tercatat ada sebanyak 123 korban tewas, 118 orang luka-luka, dan 179 lain hilang.
Belum lagi dengan kerugian materiil yang tentunya sangat besar. Pusat pertokoan, kantor pemerintahan, tempat peribadatan, sekolah, hingga rumah warga, bahkan rumah panti jompo, ikut menjadi korban dengan cara dirusak, dibakar, dan dihancurkan.
Ratusan mayat dari kerusuhan ini akhirnya dikuburkan secara massal di komplek pemakaman Landasan Ulin Tengah, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, yang terletak 22 kilometer sebelah tenggara Banjarmasin. Di sana kita juga akan menemukan kayu yang tertancap dengan tulisan "Makam Masal Jum'at Kelabu 23 Mai 1997".
(mdk/ank)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Kamisan ke-815 sekaligus memperingati 26 Tahun tragedi kerusuhan yang terjadi pada 13-15 Mei 1998.
Baca SelengkapnyaPuluhan korban kebakaran di Manggarai itu tampak beristirahat dengan beralaskan kardus.
Baca SelengkapnyaKebakaran dahsyat melanda kawasan permukiman padar penduduk di dekat RSUD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Api berkobar pada Rabu (4/10/2023) sore.
Baca Selengkapnya21 unit mobil pemadam kebakaran dengan 84 personel dikerahkan.
Baca SelengkapnyaApi baru bisa dipadamkan setelah delapan jam petugas melakukan pemadaman.
Baca SelengkapnyaSebanyak 35 unit mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaHari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
Baca SelengkapnyaSabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaKebakaran serius di Penjaringan Jakarta Utara memberikan banyak dampak di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca Selengkapnya