Sejarah Serangan Umum 1 Maret: Upaya Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Merdeka.com - Menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada Perang Dunia II tanggal 15 Agustus 1945 menyebabkan Indonesia berada pada situasi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia setelah ini memasuki tahap baru, yaitu perjuangan membela dan mempertahankan kemerdekaan terhadap ancaman penjajahan kembali di bumi Nusantara ini. Perpindahan ibukota ke Yogyakarta membuat Belanda menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran dalam agresi militernya yang kedua.
Pasukan TNI tidak dapat mempertahankan Kota Yogyakarta yang mendapat gempuran dari pasukan Belanda. Ketidakberhasilan pasukan TNI dalam mempertahankan Yogyakarta membuat pihak Belanda merasa berhasil menghancurkan RI dan TNI.
-
Bagaimana Serangan Umum 1 Maret dilakukan? Strategi TNI dalam serangan ini adalah melakukan penetrasi dalam wilayah musuh dengan cepat dan menghindari konfrontasi langsung. Mereka juga mengandalkan kejutan dan mobilitas untuk menyerang pasukan Belanda dari belakang dan memotong jalur pasokan mereka.
-
Mengapa Serangan Umum 1 Maret dilakukan? Panglima Divisi III/GM III Kolonel Bambang Sugeng setuju untuk melakukan 'serangan spektakuler' terhadap Yogyakarta karena hal ini akan memberikan efek kejut dan menimbulkan kepanikan di pihak lawan. Serangan ini juga akan memperlihatkan kekuatan TNI serta memperkuat moral dan semangat juang para prajurit.
-
Apa dampak Serangan Umum 1 Maret? Serangan Umum 1 Maret 1949 memiliki kontribusi besar dalam membantu Indonesia menegosiasikan kemerdekaannya di PBB, mempengaruhi sikap Amerika Serikat terhadap Belanda, dan mematahkan propaganda Belanda di kancah internasional.
-
Siapa yang memimpin Serangan Umum 1 Maret? Pasukan TNI yang terlibat dalam pertempuran ini berasal dari Divisi II dan III yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Pada Agustus 1949, Gubernur Militer mengeluarkan instruksi untuk bertempur 4 hari di Kota Solo.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
Namun bangsa Indonesia tidak tinggal diam. 1 Maret 1949 menjadi peristiwa pembuktian bagi Indonesia kepada dunia bahwa kekuatan yang dimiliki Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Peristiwa ini dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret.
Berikut informasi lengkapnya telah dirangkum merdeka.com melalui jurnal.uns.ac.id pada Senin, (28/02/2022).
Belanda Menduduki Yogyakarta
Setelah Kota Yogyakarta diduduki, Belanda berturut -turut berusaha menduduki kabupaten-kabupaten sekitar Kota Yogyakarta yaitu Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan akhirnya Gunungkidul.
Pada akhir Januari, Sri Sultan HB IX menangkap berita radio bahwa permulaan Maret akan diadakan sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa -bangsa (PBB) yang juga akan membahas masalah Indonesia.
Pada awal Februari, Sri Sultan HB IX berkirim surat kepada Jenderal Sudirman untuk meminta izin agar diadakan suatu serangan umum tetapi pada siang hari. Jenderal Sudirman menyetujuinya dan Sri Sultan HB IX diminta berhubungan langsung dengan komandan yang bersangkutan yaitu Letkol Soeharto.
Serangan Umum 1 Maret 1949
Setelah mendapat persetujuan dari Jenderal Sudirman, pada waktu itu Soeharto menjadi komandan Brigade 10 di bawah Divisi II yang dipimpin oleh Kol. Bambang Soegeng. Salah seorang anggota staf komandan Brigade 10 adalah Lettu Marsudi. Kepala Staf Seksi I Bidang Intel ini memegang peranan penting dalam menjalin hubungan antara Komandan Brigade dan Sri Sultan.
Pada tanggal 14 Februari 1949 Letkol Soeharto masuk kota dan diterima oleh Sri Sultan HB IX di Dalem Prabuningratan. Tempat tersebut yang menjadi pertemuan empat mata antara Sri Sultan HB IX dengan Letkol Soeharto. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan untuk mengadakan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk membuktikan ke pada dunia khususnya Dewan Keamanan PBB dan memulihkan kepercayaan rakyat Indonesia bahwa TNI masih ada dan masih kuat.
Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sementara itu, sektor Timur dipimpin oleh Ventje Sumual, sektor Selatan dan Timur oleh Mayor Sardjono, dan sektor Utara oleh Mayor Kusno. Indonesia pun berhasil menduduki Yogyakarta dan membuat Belanda akhirnya menurut untuk kembali berunding.
(mdk/nof)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerbentuknya pemerintahan darurat di Pulau Sumatra menjadi momen penyambung hidup NKRI serta gelorakan semangat perjuangan melawan kolonial.
Baca SelengkapnyaMisi TNI AU mengebom Basis PKI dengan pesawat Cureng peninggalan Jepang.
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaHari Veteran Nasional juga dimaksudkan untuk menghargai dan menghormati orang-orang yang pernah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaIsi ikrar Sumpah Pemuda beserta sejarah lengkapnya yang bisa dipelajari.
Baca SelengkapnyaKenapa tidak memilih tanggal lain? Ini penjelasan lengkapnya.
Baca Selengkapnya