Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Self Harm adalah Perilaku Menyakiti Diri Sendiri, Ketahui Cara Mencegahnya

Self Harm adalah Perilaku Menyakiti Diri Sendiri, Ketahui Cara Mencegahnya Ilustrasi sedih. ©2018 Merdeka.com/Pixabay

Merdeka.com - Permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari pada hakikatnya merupakan suatu batu loncatan untuk membuat individu menjadi lebih dewasa dalam bertindak. Hal yang wajar jika seorang individu melakukan usaha untuk mengekspresikan berbagai macam emosi yang dirasakan, namun pengekspresian yang dimaksud sebaiknya dengan usaha yang tepat dan efisien. Dalam hal ini sangat dianjurkan setiap dari kita untuk merespons dengan baik emosi-emosi tersebut.

Respons baik yang dimaksud adalah respons perilaku yang adaptif sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah kemampuan mengontrol dan mengendalikan emosi yang disebut sebagai regulasi emosi.

Tapi sayangnya masih ada di antara kita yang merespons permasalahan dengan menyakiti diri sendiri atau sering disebutself harm. Berikut informasi lengkap mengenai self harm yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan media.neliti.com pada Kamis, (08/11/2021).

Apa yang Dimaksud Self Harm?

Perilaku menyakiti diri sendiri atau self harm didefinisikan sebagai perilaku seseorang untuk melukai diri sendiri dengan berbagai cara tanpa memandang ada atau tidaknya niat dan keinginan untuk mati. Perilaku ini merupakan sebuah fenomena penting dalam bidang kesehatan jiwa yang dapat terjadi baik pada populasi normal maupun pasien dengan diagnosis gangguan jiwa.

Beberapa gangguan jiwa yang terkait erat dengan perilaku self harm adalah gangguan kepribadian ambang (Borderline personality disorder), gangguan depresi, gangguan bipolar, dan skizofrenia. Peristiwa self harm sebenarnya bukanlah sebuah gangguan jiwa, namun merupakan kegagalan seseorang dalam melakukan coping dalam menghadapi stres.

Meski tidak semua orang dengan perilaku self harm akan selalu berlanjut menjadi bunuh diri, namun orang dengan perilaku ini memiliki resiko 1.68 kali lipat untuk melakukan bunuh diri. Jika metode self harm yang dilakukan menimbulkan luka serius atau disertai dengan pikiran bunuh diri yang muncul secara intensif, maka self harm dapat berakibat pada kematian.

Mengapa Melakukan Self Harm?

Kebanyakan orang yang melakukan self harm bukan untuk percobaan bunuh diri, meskipun percobaan bunuh diri juga membutuhkan aksi untuk menyakiti diri sendiri. Self harm termasuk dalam kategori nonsuicidal self-injury (NSSI). NSSI adalah menyakiti tubuh secara disengaja tanpa berniat untuk bunuh diri dan untuk tujuan yang tidak disetujui secara sosial.

Ada berbagai alasan yang sering melatarbelakangi terjadinya self-harm. Alasan tersebut pun adalah persoalan-personal bagi setiap orang.

1. Pengaruh Masa KecilAda yang sejak kecil tidak dibolehkan untuk merasakan emosi negatif seperti sedih, sakit dan kecewa. Ketika merasakan emosi negatif itu, ia malah akan diejek, dimarahi, atau tidak diakui sebagai anak. Pernyataan misalnya, “Kamu enggak boleh nangis, kalau nangis tandanya lemah, bukan anak mama.” atau “Ayo harus kuat, masa kayak gitu aja udah sakit.”

Tanpa disadari, ajaran seperti itu di waktu kecil membuat seseorang menjadi tidak terbiasa untuk mengeluarkan emosi, terutama emosi negatif ketika hal buruk terjadi. Akhirnya, ia memilih untuk menyakiti diri secara fisik demi merasakan emosi negatif. Hal ini dikarenakan ia tidak terbiasa merasakan secara emosional dan tidak memahami pula apa yang sedang dirasakannya. Dengan begitu, ia membiarkan fisik yang merasakan di mana rasa sakit dari fisik itu pun terasa nyata bagi dirinya.

2. Sulit Mengekspresikan EmosiSelanjutnya, tidak semua orang dapat mengenali dan mengekspresikan emosi. Tidak semua orang terbiasa untuk memahami emosi yang sedang dirasakan dan membiarkannya berlalu begitu saja. Akhirnya, ketika tiba di suatu kondisi yang sangat sulit dan berat untuk dilewati, self harm menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan.

Self harm menjadi pilihan karena sulit rasanya mengungkapkan beban berat yang dirasakan melalui kata-kata. Menyakiti diri di mana lukanya dapat terlihat jelas di mata orang lain juga menjadi cara untuk menunjukkan betapa buruknya kondisi yang dirasakan. Selain itu, memberitahukan bahwa seseorang merasa perlu dan pantas untuk diperhatikan.

3. Lebih Baik Merasa SakitBagi seseorang yang merasa diabaikan, tidak dicintai, atau mengalami “mati rasa” dalam hidupnya, merasakan sakit adalah pilihan yang lebih baik. Merasa sakit akibat self harm yang dilakukan menjadi hal lain yang dicari dan dirasa lebih baik daripada hanya merasakan kekosongan dalam dirinya.

4. Pengaruh Pandangan terhadap DiriSelain lebih baik merasa sakit, self harm juga kerap dipengaruhi oleh pandangan terhadap diri. Seseorang yang merasa rendah diri (self-esteem rendah) atau membenci dirinya sendiri melihat self harm sebagai pengalihan atas emosi yang dirasakan, seperti marah, benci, jijik, sepi dan tertekan. Ketika ia menyakiti diri sendiri, maka akan merasa lebih lega karena telah mengalihkan emosi-emosi tersebut pada sakit fisik yang dirasakan.

5. Membantu untuk Fokus KembaliSeseorang yang mengalami trauma atau pengalaman pahit lainnya bisa teringat kembali pada masa menyakitkan itu tanpa disadari. Teringat kembali pada masa lalu itu pun bukan sesuatu yang bisa dikontrol karena dapat terjadi kapan saja.

Demi bisa kembali fokus pada situasi saat ini, self harm pun dilakukan. Dengan menyakiti diri, seseorang seolah-olah dipaksa untuk kembali sadar pada masa sekarang dan kembali pada kendali diri dengan membebaskannya dari kilas balik pengalaman pahitnya.

Alasan Self Harm Lainnya

6. Pain Offset ReliefSebuah penelitian menemukan, orang-orang mengalami perubahan emosi secara positif setelah menerima respons yang mengejutkan fisiknya. Hal ini sesuai dengan penemuan para psikolog sebelumnya 70 tahun yang lalu, mengenai pain offset relief.

Pain offset relief menjelaskan, pada umunya setiap orang memberikan respons yang tidak menyenangkan terhadap rangsang yang menyakitkan. Namun ternyata, setelah menerima rangsang yang menyakitkan tersebut, dapat membuat seseorang merasa senang/bahagia dalam waktu singkat.

Peneliti pun berpendapat, orang yang melukai dirinya sendiri seperti memasuki mekanisme pain offset relief ini. Ketika menyakiti diri pertama kali, seseorang akan merasakan sakit yang tidak menyenangkan.

Akan tetapi, ketika terus menyakit diri dan merasa lega setelahnya, dirinya akan melihat adanya hubungan antara “menyakiti diri” dengan “kelegaan” atas sakit yang dirasakan. Akhirnya, seseorang akan kembali menyakiti dirinya sendiri.

7. Menghukum Diri SendiriSebagian orang melakukan self harm sebagai bentuk menghukum diri sendiri. Mereka meyakini bahwa mereka telah melakukan kesalahan (bahkan mungkin kesalahan itu belum dilakukan) dan merasa mereka pantas untuk menderita.

Biasanya hal ini dikarenakan pengalaman pahit di waktu dulu, seperti mengalami kekerasan atau perundungan. Karena pernah mengalami itu, muncul keyakinan bahwa mereka memang pantas untuk dirundung, pantas untuk diberi kekerasan dalam pikirannya.

8. Mengalami Gangguan MentalBeberapa orang yang melakukan self harm, didiagnosis mengalami gangguan mental dalam dirinya. Gangguan mental seperti, Depresi, kecemasan, skizofrenia, atau gangguan kepribadian lainnya. Sebuah survei yang dilakukan di Inggris menemukan, orang yang memiliki gejala gangguan mental cenderung lebih banyak yang menyakiti dirinya di masa lalu.

9. Pahami Lebih Bijak tentang Self HarmBeberapa alasan yang melatarbelakangi self harm, mengingatkan kita untuk tidak mudah menilai seseorang yang telah melakukannya. Menilai dengan melihatnya sebagai perilaku yang salah, memberi cap sebagai pencari perhatian, mencemooh, atau malah menjauhinya.

Beratnya rasa sakit, beban hidup, serta kesulitan yang dialami seseorang menjadi alasan di balik terjadinya self harm. Alasan-alasan ini pula yang menyadarkan kita bahwa self harm dilakukan bukan karena seseorang ingin mencari masalah, tetapi justru menjadi cara untuk mengatasi permasalahan yang dialaminya.

Cara Mencegah Self Harm

1. Ngborol dengan TemanCara mencegah self harm yang pertama adalah berbicara dengan teman. Sebisa mungkin jangan biarkan diri merasa sendirian, tetaplah bersama orang lain. Pilih orang yang kamu yakini kamu bisa berbicara apa yang kamu rasakan.

Cobalah selama 15 menit berbicara dengan orang lain jika kamu berhasil melewatinya tanpa melukai diri sendiri, berikan pujian pada diri sendiri artinya kamu berhasil, lakukan sampai kamu merasa lega.

2. Tuliskan Keluh Kesah KamuSelain berbicara dengan teman kamu juga bisa membenahi perasaanmu dengan menuliskannya. Kamu bisa menuliskannya dengan sekedar mencoret-coret gambar di secarik kertas, atau menuliskan lirik lagu hingga bait puisi. Terpenting kamu bisa mengenali apa yang menyebabkan kamu ingin menyakiti diri sendiri.

3. MenangisSangat tidak masalah jika kamu merasa kewalahan dan ingin menangis saat menghadapi emosi-emosi yang ada dalam dirimu. Tahukah kamu menangis saat stres dapat membuat tubuh melepaskan hormon stres atau racun dalam tubuh melalui air mata yang menetes dan segera membuat kamu merasa lebih lega.

4. Bersihkan Lingkungan dari Benda-Benda yang Bisa MelukaiCara mencegah self harm lainnya adalah dengan membersihkan lingkungan dari benda-benda yang bisa melukai diri sendiri seperti gunting, pisau, silet dan benda tajam lainya. Sebagai gantinya biarkan diri untuk lebih fokus pada satu hal misalnya memandang lukisan, memandang batu, menghitung mundur dari 100-1, merobek kertas jadi serpihan kecil dan memencet buble wrap atau berlatih teknik pernapasan.

5. Berbagai Hal LainnyaAda banyak hal bisa kamu lakukan untuk melepaskan emosi yang kamu rasakan tanpa menyakiti diri sendiri seperti berendam air hangat, mendengarkan alunan musik, memijat leher, tangan dan kiki hingga berteriak sampai merasa lega. (mdk/nof)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Manfaat Luar Biasa dari Selada, Ternyata Mampu Meningkatkan Kesehatan Mental
Manfaat Luar Biasa dari Selada, Ternyata Mampu Meningkatkan Kesehatan Mental

Selada memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan. Yuk, simak fakta lengkap tentang manfaat selada sekaligus tips mengkonsumsinya!

Baca Selengkapnya
Self-Care Jadi Investasi Terbaik untuk Kesehatan Mental. Ini Faktanya!
Self-Care Jadi Investasi Terbaik untuk Kesehatan Mental. Ini Faktanya!

merawat diri sendiri adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan fisik dan mental.

Baca Selengkapnya
Tips Menjaga Kesehatan Sendi Sejak Dini, Raih Manfaatnya di Usia Tua
Tips Menjaga Kesehatan Sendi Sejak Dini, Raih Manfaatnya di Usia Tua

Lakukan beberapa hal ini untuk memastikan persendian Anda tetap sehat di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bagaimana Berpikir Filosofis Bisa Membantu Kita Menghadapi Masalah Kesehatan Mental
Bagaimana Berpikir Filosofis Bisa Membantu Kita Menghadapi Masalah Kesehatan Mental

Berpikir secara filosofis merupakan salah satu opsi bagi kita untuk mengatasi masalah keseahtan mental.

Baca Selengkapnya
Mengenal Apa Itu Ego dan Cara Menyikapinya dengan Benar, Baca Lebih Lanjut
Mengenal Apa Itu Ego dan Cara Menyikapinya dengan Benar, Baca Lebih Lanjut

Memahami definisi ego sangat penting untuk kesadaran diri dan pertumbuhan pribadi.

Baca Selengkapnya
6 Cara Sehat Menyalurkan Amarah secara Positif Tanpa Harus Meledak-ledak
6 Cara Sehat Menyalurkan Amarah secara Positif Tanpa Harus Meledak-ledak

Amarah yang kita miliki bisa disalurkan secara positif tanpa harus meledak dan disalurkan melalui perilaku negatif.

Baca Selengkapnya
Kenali Apa Itu FOMO, Bahayanya bagi Kesehatan Mental dan Cara Menghindarinya
Kenali Apa Itu FOMO, Bahayanya bagi Kesehatan Mental dan Cara Menghindarinya

Perilaku FOMO menjadi rentan muncul di era media sosial. Menyadari apa yang dimiliki jadi cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya
Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan Mental, Kurangi Risiko Kecemasan dan Depresi
Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan Mental, Kurangi Risiko Kecemasan dan Depresi

Memaafkan tidak mudah, namun dapat menyejahterakan mental.

Baca Selengkapnya
Penyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya

Penuaan dini adalah proses perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Baca Selengkapnya