Kerap Menyakiti Diri Sendiri, Ketahui Apa Itu Perilaku Self-Harm serta Penyebabnya
Self-injury atau kadang juga disebut sebagai self-harm, self-mutilation, cutting, atau barcoding, adalah tindakan menyakiti diri sendiri dengan sengaja.
Self-injury atau kadang juga disebut sebagai self-harm, self-mutilation, cutting, atau barcoding, adalah tindakan menyakiti diri sendiri dengan sengaja.
-
Kenapa psikosis bisa menyebabkan perilaku menyakiti diri? Pengalaman ini dapat menakutkan dan mungkin mendorong individu untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Oleh karena itu, bantuan medis segera sangat penting bagi siapa pun yang menunjukkan gejala psikosis.
-
Apa dampak melihat perilaku bunuh diri? Lebih lanjut, kejadian ini dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, stres pasca trauma, dan bahkan risiko bunuh diri pada diri sendiri.
-
Kenapa self esteem rendah berdampak buruk pada mental? Rendahnya self-esteem bisa menjadi masalah yang serius dan memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental seseorang.
-
Bagaimana cara mendeteksi keinginan bunuh diri? Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ memaparkan bahwa ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi.
-
Apa saja tanda kesehatan mental yang buruk? Kenali Tanda-tanda Kesehatan Mental yang Buruk
-
Apa tanda orang berniat bunuh diri? Ketika memikirkan seseorang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri, gambaran yang muncul di benak biasanya adalah seseorang yang tampak murung, mengasingkan diri, atau berlarut dalam kesedihan. Suicidal ideation atau pikiran untuk bunuh diri sering kali memang berkaitan erat dengan depresi yang mendalam. Akan tetapi, ada satu tanda yang sering kali tak disadari dan cukup mengejutkan: seseorang dengan kondisi kesehatan mental yang bermasalah mendadak tampak bahagia atau tanpa beban.
Kerap Menyakiti Diri Sendiri, Ketahui Apa Itu Perilaku Self-Harm serta Penyebabnya
Menyakiti diri sendiri atau self harm ini bisa melibatkan berbagai perilaku yang berbeda. Ini dapat melibatkan berbagai perilaku seperti memotong, membakar, atau bahkan mematahkan tulang. Dilansir dari Web MD, kebanyakan individu yang melakukan self-injury cenderung melakukannya secara sendirian dan berusaha menyembunyikan perilaku mereka.
Perilaku self-injury dapat terjadi pada siapa pun, tanpa memandang pendidikan, usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosioekonomi. Namun, lebih sering terjadi pada remaja perempuan, orang yang pernah mengalami pelecehan fisik, emosional, atau seksual, serta individu dengan masalah kejiwaan atau riwayat keluarga yang tidak mendukung.
Apa yang Menyebabkan Self-Injury?
Self-injury sering kali terjadi saat seseorang menghadapi perasaan yang sangat kuat atau situasi yang mengganggu. Ini bisa menjadi cara untuk meredakan tekanan, mengatasi rasa sakit emosional, atau bahkan meminta bantuan secara tidak langsung.
Beberapa orang juga melakukan self-injury sebagai bentuk hukuman terhadap diri sendiri atau sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan yang tidak diizinkan saat masih kecil. Hal ini bisa muncul karena kesulitan yang mereka alami sedari dulu dalam mengungkapkan perasaan yang dialaminya.
Apa Gejala Self-Injury?
Gejala self-injury dapat bervariasi, tetapi sering meliputi luka-luka seperti potongan atau luka bakar yang tidak dapat dijelaskan secara logis. Selain itu, tanda-tanda lain meliputi rendahnya harga diri, kesulitan dalam mengelola emosi, dan masalah dalam hubungan interpersonal.
Beberapa tanda peringatan bahwa seseorang mungkin melakukan self-injury termasuk mengenakan pakaian yang panjang meskipun cuaca hangat, atau memiliki benda tajam seperti pisau atau korek api tanpa alasan yang jelas.
Bagaimana Self-Injury Didiagnosa?
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda self-injury, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental yang dapat melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai. Self-injury sering kali merupakan gejala dari gangguan kejiwaan seperti gangguan kepribadian, depresi, atau kecemasan.
Pengobatan untuk self-injury dapat meliputi berbagai pendekatan seperti psikoterapi, terapi perilaku, terapi kelompok, atau terapi keluarga. Tujuan utamanya adalah untuk membantu individu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab dari perilaku self-injury serta mengembangkan strategi yang lebih sehat untuk mengatasi masalah.
Bagaimana Prognosis bagi Orang yang Melakukan Self-Injury?
Prognosis untuk individu yang melakukan self-injury bervariasi tergantung pada berbagai faktor termasuk kondisi psikologis yang mendasarinya serta dukungan sosial yang tersedia. Namun, dengan intervensi yang tepat dan dukungan yang memadai, banyak individu dapat belajar untuk mengelola emosi mereka dengan lebih efektif dan mengurangi frekuensi perilaku self-injury.
Perilaku menyakiti diri sendiri dalam taraf apa pun bukanlah hal yang normal dilakukan. Segera lakukan konseling ketika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda menyakiti diri sendiri ini.