Sosok Aktivis Lingkungan Cilik Aeshnina Azzahra, Wakili Indonesia untuk Konferensi Permasalahan Lingkungan di Kanada
Wakili Indonesia di konferensi permasalahan lingkungan di Kanada, ini sosok Aeshnina Azzahra.
Wakili Indonesia untuk konferensi permasalahan lingkungan di Kanada, ini sosok Aeshnina Azzahra yang menginspirasi.
Sosok Aktivis Lingkungan Cilik Aeshnina Azzahra, Wakili Indonesia untuk Konferensi Permasalahan Lingkungan di Kanada
Aeshnina Azzahra Aqilani atau akrab disapa Nina adalah aktivis cilik asal Gresik Jawa Timur. Nina juga merupakan co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) yang ikut bergabung dalam pawai untuk mengakhiri Era Plastik, di Ottawa, Kanada, pada Minggu (21/4) lalu.Ia menjadi satu dari ratusan aktivis dari seluruh dunia yang menyuarakan kegelisahan karena polusi plastik telah mendatangkan malapetaka pada komunitas dan lingkungan global. Ia juga mendapatkan kesempatan untuk berdialog dari Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim setempat, Steven Guilbeault. Penasaran? Ini sosok Aeshnina Azzahra.
Berdialog di Depan Aktivis dari Seluruh Dunia
Lewat Instagramnya @aeshnina, ia mengunggah potret saat ia mewakili Indonesia di konferensi permasalahan lingkungan yang digelar di Kanada. Ia juga mengunggah momen saat berdialog di depan aktivis dari seluruh dunia untuk tidak mengekspor sampah plastik mereka ke negara kita, Indonesia.
Ia berdialog di depan para aktivis lain usai bertemu dan mendapat kesempatan dari Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim setempat, Steven Guilbeault. Inilah momen pertemuan keduanya dalam konferensi tersebut.
Nina merupakan gadis kelahiran Sidoarjo, 17 Mei 2007. Rupanya, ia lahir dari pasangan pegiat isu lingkungan, Prigi Arisandi dan Daru Setyo Rini. Kesadaran Nina akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan tumbuh dari pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
Dikenal sebagai aktivis cilik, Nina sudah memulai hal ini sejak SMP dengan melakukan demonstrasi memprotes perusahaan pencemar lingkungan hingga pemerintah. Ia juga sering memarahi temannya yang masih jajan menggunakan plastik sekali pakai.
Dijuluki 'Polisi Sampah'
Karena kerasnya penolakannya terhadap sampah khususnya plastik, Nina bahkan mendapatkan julukan 'Polisi Sampah'.
Nina yang kini bersekolah di SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik ini pun memulai kampanye anti plastik sekali pakai di lingkungan terdekatnya, salah satunya sekolah. Ia juga mengajak teman dan gurunya meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai.
Nina juga pernah menulis surat protes untuk Presiden Amerika Serikat, Perdana Menteri Australia, Perdana Menteri Kanada, hingga Jerman. Ia juga mengirim surat ke Presiden Joko Widodo. Dampak positifnya, sampah dari Amerika Serikat yang dibuang ke Indonesia berkurang sebanyak 5%.