Tak Hanya Timur Tengah, Intip Uniknya Nasi Kebuli Khas Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi yang Langka
Menariknya, nasi kebuli di sini tak bisa dikonsumsi sembarangan dan dibuat dari resep berusia sekitar 600 tahun.

Nasi kebuli telah lama dikenal sebagai hidangan khas negara Timur Tengah. Berbumbu rempah kuat, menu ini disukai oleh banyak orang terlebih adanya isian daging kambing di dalamnya.
Meski namanya telah dikenal sebagai kuliner luar Indonesia, namun di nusantara sendiri rupanya terdapat menu serupa khas kampung adat Ciptagelar di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Dari namanya pun hampir mirip, yakni Nasi Kabuli atau Sangu Kabuli dengan resep dan rempah yang diambil dari alam sekitar. Menariknya, nasi kebuli versi lokal ini tak bisa dikonsumsi sembarangan dan dibuat dari resep berusia sekitar 600 tahun.
Seperti apa keunikannya dan apa perbedaannya dengan nasi kebuli khas Timur Tengah yang banyak dijumpai di Indonesia? Berikut informasinya.
Disajikan Setahun Sekali

Mengutip jurnal adat dan budaya Universitas Pendidikan Ganesha berjudul “Kasepuhan Ciptagelar: Pertanian Sebagai Simbol Budaya & Keselarasan Alam” kuliner ini hanya disajikan setahun sekali.
Biasanya, menu ini jadi sajian utama acara adat Serah Ponggok yang merupakan pembuka sebelum puncak perayaan Seren Taun atau pesta panen besar.
Itulah mengapa, Nasi Kabuli atau Sangu Kabuli ini termasuk kuliner kuno yang langka karena kehadirannya tidak setiap saat bisa disantap.
Dimasak
Dua minggu sebelum perayaan puncak Seren Taun, seluruh warga perempuan di Ciptagelar berkumpul di Imah Gede atau rumah adat dari tetua setempat untuk mulai mengumpulkan bahan masakan.
Rempah-rempah yang digunakan beragam ada kunyit, jinten, ketumbar, bawang putih, bawang merah, cabai, lengkuas, loncang dan lain sebagainya. Kemudian, ditambahkan juga unsur lainnya seperti sayuran, dua ratus kelapa yang sudah sudah diparuh dan tentunya beras.
Selama sepekan, ibu-ibu di sana mulai mencicil bahan dan memasaknya satu persatu sebelum disajikan di sekitar 100 an wadah besar untuk disantap bersama-sama menjelang perayaan Seren Taun yang sudah ada sejak 600 tahun lalu.
Perbedaan dengan Nasi Kebuli Timur Tengah

Jika selama ini nasi kebuli melekat sebagai hidangan ala Timur Tengah, namun Nasi Kabuli khas Kampung Adat Ciptagelar amat berbeda. Warna nasi sendiri cenderung putih dan dicetak menyerupai tumpeng.
Kemudian lauk utamanya bukanlah daging kambing, melainkan telur ayam, aneka ikan dan daging ayam kampung. Uniknya, seluruh lauk justru ditumpuk di dalam nasi tumpeng, dan tidak diratakan seperti nasi kebuli dari Timur Tengah.
Kemudian, di sana tidak ada unsur kismis sebagai perasa manis melainkan berasal dari tambahan gula aren sedikit.
Dimasak Secara Tradisional
Mengutip Youtube Trans7 Official, memasak Nasi Kabuli masih dilakukan secara tradisional oleh warga setempat. Nasi dan lauk dijadikan satu di aseupan atau kukusan, kemudian dipanaskan di atas hawu atau kompor tanah liat.
Setelah nasi matang, perlu dilakukan ritual meniup nasi oleh sesepuh adat agar nasi menjadi berkah. Tradisi ini masih terus dipertahankan sampai sekarang.
Terakhir, warga bisa menyantapnya secara bersama-sama, setelah pembahasan seputar pelaksanaan Seren Taun disepakati dalam acara penutup Serah Ponggok.
Ajarkan Pentingnya Semangat Kekeluargaan di Perkampungan

Dalam tradisi ini diajarkan semangat gotong royong dan kekeluargaan yang kuat. Gotong royong ditampilkan dari kegiatan memasak dan kekeluargaan adalah saat menyantap makanan tersebut, tanpa memandang gelar dan status demi tujuan bersama yakni memohon keberkahan sang pencipta.
Tradisi ini jadi salah satu daya tarik di Kampung Adat Ciptagelar. Kampung ini serupa dengan Baduy di Kabupaten Lebak, karena masih menerapkan kearifan lokal Sunda khas nenek moyang.
Warga di sana diminta mempertahankan budaya seperti berpakaian tradisional pangsi bagi laki-laki dan kebaya bagi perempuan, lalu diminta tidak bermewah-mewahan dan tidak merusak alam.
Kemudian, cara pertaniannya juga dijaga dengan tidak merusak tanah dan menggunakan pupuk kimia untuk mempercepat masa panen. Kasepuhan Ciptagelar, menjadi penjaga alam dan budaya dari tanah Jawa Barat.