BMKG Perkirakan Hari Tanpa Bayangan akan Terjadi di Sejumlah Wilayah Sumbar
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat, memperkirakan kulminasi utama matahari atau disebut sebagai hari tanpa bayangan akan terjadi di sejumlah wilayah di provinsi itu. Kulminasi utama merupakan fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi dengan deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat.
Pada saat matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat, bayangan benda yang tegak seakan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
"Maka banyak yang menyebutkan bahwa hari kulminasi utama itu dikenal sebagai hari tanpa bayangan," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri, saat dihubungi dari Padang. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (20/9).
-
Kapan Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun di berbagai lokasi yang berada di wilayah tropis.
-
Bagaimana Hari Tanpa Bayangan terjadi? Saat fenomena tersebut terjadi, Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamatnya. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
-
Apa itu Hari Tanpa Bayangan? Fenomena hari tanpa bayangan adalah peristiwa astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas kepala pada waktu siang, sehingga bayangan benda atau manusia di permukaan bumi tidak terlihat.
-
Mengapa Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena hari tanpa bayangan disebabkan oleh posisi matahari yang berada tepat di atas kepala (zenith) pada waktu tertentu, sehingga sinar matahari jatuh tegak lurus ke permukaan bumi.
-
Kenapa Hari Tanpa Bayangan bisa terjadi? Saat fenomena tersebut terjadi, Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamatnya. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
-
Dimana Hari Tanpa Bayangan terjadi? Tak hanya di Jakarta, fenomena Hari Tanpa Bayangan diprediksi akan terjadi di wilayah-wilayah lain di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
Fenomena hari tanpa bayangan tersebut hanya terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya pun tidak jauh saat matahari berada di khatulistiwa. Menurut dia, hal itu terjadi karena mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator.
"Hari tanpa bayangan biasanya terjadi pada tengah hari, di saat itu matahari tepat berada 90 derajat di atas benda atau badan kita," kata dia.
Akibatnya bayangan tersebut akan jatuh tepat di dasar benda atau di bawah kaki seseorang. Sehingga terlihat seolah-olah bayangan tersebut tidak ada.
"Fenomena hari tanpa bayangan tersebut diperkirakan akan terjadi pada 21 hingga 27 September 2020," kata dia.
Lebih lanjut ia menyebutkan, sejumlah wilayah di Sumbar yang mengalami kulminasi matahari pada 21 September 2020 diperkirakan terjadi di wilayah Simpang Empat pada 12.13 WIB dan Lubuk Sikaping pada pukul 12.12 WIB.
"Kemudian pada 22 September 2020 diperkirakan terjadi di Bukittinggi dan Lubuk Basung pukul 12.11 WIB atau 12.12 WIB," ujar dia.
Lalu 23 hingga 25 September 2020 diperkirakan akan terjadi di Pariaman, Parit Malintang, Padang, Arosuka, Painan, Solok, Payakumbuh, Sarilamak, Padang Panjang, Batu Sangkar, Sungai Dareh, Muaro Sijunjung, dan Sawahlunto.
"Selanjutnya pada 26 hingga 27 September 2020 fenomena hari tanpa bayangan juga terjadi di Tua Pejat dan Padang Aro," kata dia.
Dia mengimbau agar masyarakat menggunakan pelindung diri untuk mengurangi sengatan matahari. Kemudian membawa bekal dan minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi terutama bagi yang beraktivitas di luar lapangan. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayangan terjadi karena posisi matahari yang berada tepat di zenith. Yaitu titik tertinggi di langit.
Baca SelengkapnyaFenomena ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran astronomi tentang bentuk Bumi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BMKG, hari tanpa bayangan di Indonesia mulai terjadi pada 8 September hingga diperkirakan 19 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaGerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.
Baca SelengkapnyaSiap-siap pada Senin (14/10/2024) mendatang, tepat pukul 11.08 WIB, di wilayah Banyuwangi bakal muncul fenomena unik berupa Hari Tanpa Bayangan.
Baca SelengkapnyaDeputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta mengatakan, fenomena Equinox hanya berlangsung dua kali dalam setahun.
Baca SelengkapnyaBMKG mengatakan DKI Jakarta mengalami fenomena Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan.
Baca SelengkapnyaFenomena ini sebuah keberuntungan bagi masyarakat Indonesia yang bisa melihatnya.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari diperkirakan akan terjadi pada 8 April 2024
Baca SelengkapnyaSumba Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang tidak diguyur hujan dalam waktu sangat panjang
Baca Selengkapnya