Dishub DKI Gagas Sistem Baru Urai Macet Jakarta, Manfaatkan Teknologi AI
Merdeka.com - Ragam cara dan strategi dicoba Dinas Perhubungan (Dishub) DKI untuk mengurai kemacetan di Jakarta. Terbaru, menggunakan sistem dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub Provinsi DKI Jakarta, Emanuel Kristanto mengatakan, pemanfaatan teknologi AI untuk urai macet diharapkan bisa beroperasi pada 2023 mendatang. Saat ini, sedang dianalisis titik di persimpangan yang kerap macet untuk kemudian bisa diterapkan sistem baru ini.
"Kami tidak berharap kemacetannya akan langsung selesai. Tidak sampai sejauh itu, dari data analisis itu kami ingin mengetahui dan mengurai sumber kemacetan itu dari mana," kata Emanuel. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (8/12).
-
Bagaimana kemacetan di Jakarta berkurang? Sehingga, Latif mengatakan kemacetan yang kerap terjadi setiap jam pulang kerja akan berkurang mulai besok.
-
Bagaimana rencana mengurangi macet di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Apa yang dilakukan untuk kurangi macet di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Diperlukan langkah khusus untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi serta menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memadai.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta berkurang? Karena, fenomena kemacetan saat jam pulang kerja terjadi karena aktivitas kegiatan menjelang buka puasa.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
Jenis teknologi kecerdasan buatan yang digunakan untuk proyek ini berupa machine learning dan juga cloud yang diberi nama Green Light. Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan AI untuk membantu menganalisis kondisi kemacetan kota.
Selain mengurai macet, pemanfaatan AI diharapkan bisa membantu masyarakat dalam efisiensi bahan bakar kendaraan serta membantu mengurangi polusi.
Berhasil Diterapkan di Satu Kota di India
Proyek ini sebelumnya sudah diterapkan di beberapa kota negara yang mempunyai masalah sama soal kemacetan lalu lintas. Salah satunya Kota Bengalore, India. Diklaim, sistem ini mengurangi mobilitas hingga 20 persen saat kondisi kemacetan normal.
Menariknya lagi, AI yang digunakan tidak membutuhkan biaya tambahan saat beroperasi dan mampu memberikan rekomendasi yang juga efisien dalam praktiknya.
"Teknologi AI memungkinkan Google menganalisis data tanpa sensor tambahan atau bahkan mengubah infrastruktur, sebelum mengirimkan rekomendasi ke dinas kota yang kemudian menerapkan cara-cara untuk mengoptimalkan pengaturan," kata VP of Engineering and Research Google, Yossi Matias.
Kemacetan di Ibu Kota Jakarta kembali terlihat setelah kebijakan PPKM selama pandemi COVID-19 dilonggarkan. Walaupun sebenarnya, kemacetan di Jakarta sudah jauh berkurang dibandingkan sebelum pandemi. Hal itu mengacu pada rilis TomTom Index yang mencatat Jakarta di 2021 masuk ke posisi ke-46 termacet di dunia.
Kondisi itu bisa dibilang secara signifikan lebih baik mengingat pada 2017 Jakarta menempati posisi ke-4 kota termacet di dunia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lewat bantuan AI, volume kendaraan di Jakarta konon bisa dikurangi lewat lampu merah.
Baca SelengkapnyaMacet di Jakarta semakin parah. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkap peringkat kemacetan di Jakarta mengalami kenaikan yakni menjadi urutan ke 29 di dunia dari sebelumnya berada di posisi 46.
Baca SelengkapnyaZulkifli menjabarkan dampak kerugian yang timbul akibat kemacetan yang ada di Jakarta tembus Rp100 triliun per tahun.
Baca SelengkapnyaJalan berbayar atau EFP sejatinya telah dirancang beberapa tahun lalu, namun belum juga diterapkan.
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca SelengkapnyaLRT Jabodebek merupakan upaya pemerintah mengalihkan kemacetan dan polusi di Jakarta dan sekitarnya
Baca SelengkapnyaPengadaan kamera electronic traffic law enforcement (ETLE) di 70 titik itu dialokasikan dari hibah Dishub DKI senilai Rp75 miliar kepada Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaTeknologi ETLE nantinya akan dihubungkan dengan data Pemprov DKI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Baca SelengkapnyaHyundai melakukan inovasi luar biasa. Lompatan jauh ke depan dalam pengembangan teknologinya seperti sistem transportasi.
Baca Selengkapnya