Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gembong Warsono soal Instalasi Gabion Bukan Karya Seni: Saya Gagal Paham

Gembong Warsono soal Instalasi Gabion Bukan Karya Seni: Saya Gagal Paham Instalasi Batu Gabion di HI. ©2019 Merdeka.com/Ahmad Sujana/Magang

Merdeka.com - Dinas Pertamanan DKI Jakarta membuat instalasi Gabion sebagai pengganti karya seni Getah Getih yang dibongkar beberapa waktu lalu. Susunan batu dalam kerangkeng besi itu menuai pro dan kontra.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong Warsono, ikut mengkritisi penempatan instalasi Gabion di titik yang menjadi pusat kota Jakarta. Apalagi, katanya, instalasi Gabion itu bukanlah sebuah karya seni.

"Ya saya gagal paham memahami itu, maksudnya apa? Apakah untuk instalasi seni atau apa, kan kita nggak ngerti," ujar Gembong saat dihubungi, Sabtu (24/8).

Orang lain juga bertanya?

"Ketika itu barang seni, kita bisa menilai. Tapi itu kan kita nggak bisa menilai, itu tumpukan batu, gitu loh. Itu yang saya maksud gagal paham ya," lanjutnya.

Gembong mengatakan, sebelumnya tidak ada pembahasan dengan komisi terkait di DPRD terkait penempatan instalasi Gabion tersebut. Tiba-tiba batu dalam keranjang itu mejeng di taman dekat Bundaran HI.

"Sebagai ibu kota negara, tentunya kita harus menampilkan yang terbaik, dan harus juga mencerminkan bahwa apa yang kita tampilkan di tengah-tengah masyarakat itu betul-betul apa yang merupakan ide gagasan yang brilian," tutur dia.

"Kalau ini kan saya nggak ngerti maksudnya apa. Makanya saya bilang gagal paham betul-betul mau mencermati apa yang sudah dihasilkan di Bundaran HI itu," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta, Suzi Marsita mengatakan instalasi Gabion bukan karya seni seperti Getih Getah karya Joko Avianto. Menurutnya, instalasi Gabion itu hanya sebagai penghias kota menyambut HUT ke-74 RI kemarin.

Instalasi Gabion dipilih karena hanya berbentuk keranjang sederhana dan mudah dirancang. Ornamen kota ini terbuat dari batu karang yang berguna untuk menyerap air. Selain itu, kata Suzi, instalasi ini memiliki simbol tersendiri terkait polusi.

"Kita bikin 3 pilar di situ karena kita punya konsep ada unsur tanah, air, udara, penyelarasan lingkungan. Jadi kita membuat dalam kaitannya dengan polusi, kita adalah kaitannya dengan HUT RI, itu kita membuat 1 ornamen kota," ujar Suzi

Reporter: Ratu Annissa Suryasumirat

Sumber: Liputan6.com

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heboh Gundukan Tanah Mirip Makam di Kebumen, Setelah Dibongkar Ini Isinya
Heboh Gundukan Tanah Mirip Makam di Kebumen, Setelah Dibongkar Ini Isinya

Lengkap dengan penanda nisan seperti makam baru, namun gundukan tanah misterius itu berada bukan di kompleks pemakaman.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Keindahan Taman Gajah Bolong Bojonegoro, Dulu Dianggap Jalan Gaib
Kisah di Balik Keindahan Taman Gajah Bolong Bojonegoro, Dulu Dianggap Jalan Gaib

Di balik keindahan Taman Gajah Bolong di Bojonegoro, ada beragam kisah masa lalu.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Watu Dodol Banyuwangi yang Legendaris, Ada Batu Raksasa yang Tak Bisa Dipindahkan
Kisah di Balik Watu Dodol Banyuwangi yang Legendaris, Ada Batu Raksasa yang Tak Bisa Dipindahkan

Pintu masuk Kabupaten Banyuwangi ini memiliki sejumlah kisah terkenal

Baca Selengkapnya
Rocky Gerung Tuding Sekjen PDIP Hasto Aktor di Balik Gaduh Ucapan 'Bajingan-Tolol'
Rocky Gerung Tuding Sekjen PDIP Hasto Aktor di Balik Gaduh Ucapan 'Bajingan-Tolol'

Padahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya