Kualitas Udara Jakarta Tetap Buruk Meski Ditinggal Mudik Jutaan Orang
Merdeka.com - Hari kedua libur Lebaran Idul Fitri 1444 H/20230, kualitas udara di DKI Jakarta masih terpantau tidak sehat. Jakarta menduduki posisi kelima kota paling berpolusi setelah empat kota lainnya di Jawa Barat dan Banten.
Padahal, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat ada sebanyak 1.207.698 kendaraan yang sudah meninggalkan wilayah Jabotabek via jalan tol selama arus mudik Lebaran 2023 pada periode 15-20 April 2023.
Berdasarkan indeks IQAir, Minggu (22/4/2023), kualitas udara di Jakarta tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan indeks 121 AQI US. Sementara, polutan utama atau partikulatnya tercatat (PM2.5) mencapai 43,6 µgram/m3.
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan udara dalam ruangan? Menjalankan cara menjaga udara dalam ruangan dapat membantu menurunkan risiko terkena kondisi kesehatan dan bahkan dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.
-
Apa yang harus dihindari saat polusi tinggi? Jika tingkat polusi udara tinggi, sebaiknya hindari aktivitas fisik berat di luar ruangan seperti bermain olahraga atau berlari.
-
Mengapa penting untuk menjaga kebersihan udara di dalam ruangan? Kualitas udara di dalam ruangan bisa Anda buat sebersih mungkin guna menjaga diri Anda dari terpaan penyakit saluran pernapasan.
-
Kapan sebaiknya menggunakan masker? Gunakan masker ini secara rutin untuk mendapatkan kulit yang cerah.
-
Bagaimana cara menjaga kualitas udara di dalam ruangan? Saat mengemudi dengan mobil, Anda harus menutup semua jendela dan menyalakan AC dalam mode sirkulasi ulang. • Jangan menyalakan sumber api di dalam ruangan. • Tempatkan tanaman atau peralatan pembersih udara (air purifier) untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan. • Jika Anda mengalami keluhan pernapasan akibat sering beraktivitas di luar ruangan dan sering terpapar polusi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
-
Mengapa menjaga pernapasan penting saat polusi tinggi? Tak heran, jika banyak masyarakat menyatakan ketidaknyamanan atas kondisi ini. Bagi Anda yang sering beraktivitas di luar rumah, maka penting untuk memperhatikan cara menjaga kesehatan pernapasan dari polusi udara buruk dengan baik.
"Tingkat polusi udara tidak sehat bagi kelompok sensitif," demikian bunyi keterangan situs IQAir.
Oleh sebab itu, warga diminta untuk mengurangi aktivitas luar ruangan. Bagi kelompok sensitif dianjurkan untuk menggunakan masker selama beraktivitas di luar ruangan dan untuk di dalam ruangan, disarankan menyalakan penyaring udara dan menutup jendela.
"Tutup jendela anda untuk menghindari udara luar yang kotor," demikian bunyi situs IQAir tersebut.
Tingkat polusi dengan kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif ini, tercatat telah berlangsung Jumat, 21 April 2023 dengan indeks 138 AQI dan 127 AQI pada Sabtu, 22 April 2023.
Adapun, cuara di Jakarta saat ini berkabut, memiliki suhu 27 derajat Celcius dengan kelembapan udara mencapai 74 persen. Kecepatan angin mencapai 20,4km/jam dengan tekanan 1.009 mbar.
Sementara itu, dalam rangking kualitas udara dan polusi kota di dunia, Jakarta menduduki posisi 9 dengan indeks 95 AQI atau kualitas udara sedang.
Mendapati indeks kualitas udara Jakarta yang tak membaik pasca ditinggal mudik jutaan orang, sejumlah warga mempertanyakan asal penyebab polusi udara di Jakarta.
Perbincangan ini ramai di lini media sosial Twitter. Aktivis Lingkungan, Piotr Jakubowski dalam akun Twitter-nya @piotrj bertanya dari manakah asal polusi udara di Jakarta jika tak dari kendaraan bermotor seperti mobil dan motor.
"Sudah 4 hari tidak ada WFO. Sudah 5 hari jalan di Jakarta sepi Sudah harusnya polusi udara mengurang - sepi, gak ada mobil. Tapi tidak turun sama sekali. Artinya bukan dari mobil sumber terbesar Jakarta, kan? Jadi, dari mana ya?," tulis @piotrj, Minggu (23/4/2023).
Cuitan @piotrj ini memperoleh respons beragam dari warganet. Terhitung per pukul 19.31 WIB, cuitan tersebut telah diretweet sebanyak 1.653 orang dan disukai 5.494 pengguna Twitter.
"Menarik mengikuti topik ini. Jadi penasaran sama PM2.5 dan browsing penyebabnya. Mungkin kah sumber utamanya dari debu2 yang beterbangan? Karena beberapa hari ini panas banget di Jabodetabek. Di samping itu, kayaknya masih banyak deh kendaraan bermotor di sini," komentar Nico Iswaraputra CFA melalui akun @Iswaraputra09.
Lewat akun resminya itu, Niko juga turut mengunggah hasil jelajah internetnya perihal penyebab polusi yang dia kutip dari laman IQAir.
"Beberapa sumber PM 2.5 biatan manusia yang paling umum: pembakaran motor, pembakaran pembangkit listrik, proses industri, kompor, perapian, dan pembakaran kayu rumah, asap dari kembang api, dan merokok," tulis Niko.
"Sumber alami PM 2,5 dapat meliputi debu, jelaga, kotoran, garam tertiup angin, spora tumbuhan, serbuk sari, dan asap dari kebakaran hutan," lanjutnya. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sekitar 70 persen polusi udara pada beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaKualitas udara Jakarta yang tidak sehat memaksa orang-orang kembali memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Berikut fotonya!
Baca SelengkapnyaKualitas udara di Jakarta pada Selasa (25/6) pagi menduduki peringkat nomor satu sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaDilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaIndeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan pertama dengan angka 176 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Baca SelengkapnyaKualitas udara ini mengkhawatirkan bagi mereka yang sensitif. Sehingga disarankan pakai masker saat aktivitas ke luar rumah.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat pada Senin pagi
Baca SelengkapnyaBMKG menyebut fenomena La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pantauan situs IQAir pada Minggu (13/8/2023) per pukul 06.14 WIB, kualitas udara Jakarta berada pada peringkat buruk di dunia.
Baca Selengkapnya