MRT Pertanyakan Data Menhub Sebut Jumlah Penumpang Tidak Maksimal
MRT berhasil melayani rata-rata 54.181 penumpang pada 2022.
MRT berhasil melayani rata-rata 54.181 penumpang pada 2022.
MRT Pertanyakan Data Menhub Sebut Jumlah Penumpang Tidak Maksimal
PT MRT Jakarta membantah pernyataan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang menyebut jumlah penumpang transportasi publik itu belum maksimal. Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi mengatakan, jumlah penumpang selalu naik setiap tahunnya.
Adapun MRT berhasil melayani rata-rata 54.181 penumpang pada 2022. Kemudian, rata-rata jumlah penumpang naik menjadi 85.279 sampai Juli 2023. Namun, pada saat Covid-19 di 2020, MRT hanya melayani rata-rata 27.122 penumpang dan 19.659 orang pada 2021.
"Saya enggak tahu Menhub dapat dari mana, tapi kalau lihat data yang ada, kita memang sempat turun. Tapi begitu 2021 naik terus. Sekarang akan naik terus," kata Effendi kepada wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (15/8).
Bahkan, tambah Effendi, pihaknya memprediksi jumlah penumpang akan bertambah lagi di akhir tahun. Sebab, pihaknya memiliki jangkauan sampai selatan Jakarta dengan cara feeder partnership. Feeder partnership adalah kerja sama dengan melibatkan taksi, damri, atau PPD untuk menjemput penumpang dari perumahan mereka.
"Kami sudah sangat agresif untuk mengajak feeder partnerships. Ada hampir delapan sampai 10 partner yang kami miliki. Kemudian kami juga kerja sama dengan Transjakarta, karena MRT sekarang kapasitasnya kan naik terus, tapi kalau dengan yang tadj digalakkan, enggak cuma MRT yang naik tapi Transjakarta juga naik," jelas Effendi.
PT MRT Jakarta mengajak para perusahaan lokal untuk berkontribusi dalam pembangunan transportasi publik mereka. "Kalau sekarang ada komunitas sparepart, metal lain-lain ingin bergabung dengan MRT, silakan, kami terbuka. Bantu industri dalam negeri saja pokoknya," kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi. Effendi mengungkapkan, selama pembangunan fase 1 atau rute Bundaran HI-Lebak Bulus, pihaknya telah menggunakan 47 persen material lokal.
"Kalau ngomong Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), kita sudah 47 persen, sudah cukup besar. Tapi kita belum puas, kita kan bisa lebih banyak dari itu," kata Effendi. Effendi merinci, material lokal yang digunakannya dari industri dalam negeri adalah beton-beton tunnel dan stasiun, penggunaan alat berat, hingga baut dan nut. "Selama ini (material) ada di Indonesia, kita beli. Kalau untuk di operasi, sekarang itu kita mau bantu industri lokal. Jadi ada beberapa industri yang kita datangi, mereka belum memenuhi standar yang diberikan. Kita bantu bagaimana agar mereka bisa mencapai standar itu," ujar Effendi.
Lebih lanjut, ia berharap Indonesia sudah dapat memproduksi brake shoe atau canvas rem sendiri. Sebab, kini MRT masih membeli material itu ke Jepang. "Contoh nih, ada yang namanya brake shoe, kanvas rem. Kita harus beli dari Jepang sekarang. Itu butuh waktu tiga bulan. Kalau kita bisa bantu yang dari dalam negeri dan berhasil, harganya bisa sepertiganya waktu pengiriman. Kita beli sekarang seminggu datang," rinci Effendi. "Terus nanti ada carbon strip, kalau kereta itu atasnya ada untuk listriknya, itu kan harusnya bisa orang lokal (buat). Nah ini perlu keterlibatan pemerintah membantu mereka," sambungnya.
Maka dari itu, ia berharap para pengusaha lokal mampu memproduksi material yang dapat membantu pembangunan MRT di masa depan. "Kita harap industri dalam negeri tumbuh sehingga kami kan akan lebih efisien dari sisi biaya. Kemudian yang kedua kalau kita bisa bikin ekosistemnya waktu pengiriman akan lebih mudah," ucap Effendi.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut bahwa keterisian atau okupansi MRT Jakarta belum maksimal. Budi menilai, MRT seharusnya bisa melayani 180 ribu penumpang per hari. Namun, MRT hanya melayani 80 ribu penumpang per harinya.
Menurut Budi, tak tercapainya target ini karena first mile dan last mile di MRT belum berjalan. Sebagai informasi, perjalanan dari tempat asal menuju transportasi umum. Sedangkan, last mile merupakan perjalanan dari transportasi umum ke tempat tujuan.