Penyerapan anggaran rendah, jajaran SKPD disemprot Jokowi
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mengevaluasi penyerapan anggaran APBD Tahun 2013. Ia ingin mempertajam penyerapan anggaran.
"Karena serapan anggaran kita untuk anggaran aparatur tidak langsungnya sudah terserap 28 persen. Tapi untuk anggaran langsung baru terserap 15 persen. Untuk ini saya mau tanya satu per satu. Kita akan rancang lagi di APBD perubahan," ujar Jokowi saat pemaparan di Balai Kota Jakarta, Rabu (19/6).
Menurutnya, kalau hanya 15 persen merupakan lampu kuning buat SKPD. Untuk itu, ia harapkan seluruh SKPD berhati-hati.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
"Sanggup-sanggup nanti Desember kayak kemarin hanya 82 persen. Jadi ngomong sekalian sekarang. Jadi nanti saya bisa merancang, jadi untuk pembelian saja. Ini yang mau kita dorong. Karena tiap minggu saya ikuti gini terus, enggak bisa enggak bisa. Saya ingin penekanan, karena saya lihat belum loncat," jelasnya.
Ia pun memaparkan hingga 17 Juni realisasi penyerapan anggaran pada 10 SKPD sebagai berikut, Dinas perumahan 2,18 persen, Dinas Perhubungan 4,04 persen, Dinas Pertamanan dan Pemakaman 4,40 persen, Dinas PU 6,11 persen, Dinas Kelautan dan Pertanian 6.18 persen, Arsip dan perpustakaan 10,15 persen, Dinas Pemadam 10,55 persen, Dinas Pariwisata 10,78 persen, Dinas UKM dan Koperasi 12,23 persen, dan Dinas pemuda olahraga, 12,4 persen.
"Jangan sampai bulan November baru kita meloncat sana meloncat sini ditandai. Kepada kepala SKPD melaporkan kegiatan yang tidak terserap sehingga diganti kegiatan lain," ucapnya.
Ia akan terus memonitor di lapangan setiap persoalan di SKPD. Kalau perlu persoalan dapat dilaporkan kepadanya atau Wakil Gubernur kecuali persoalan kecil-kecil. "Jadi ngaku sekarang saja. Daripada akhir tahun alasan, saya enggak mau terima alasan. Saya minta para bupati dan wali kota memantau kegiatan SKPD di wilayah masing-masing," tambahnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Isu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaTahun Anggaran 2023 akan ditutup beberapa minggu lagi.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengetahui kerja keras anggota KPU, ketika pemilu 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaJokowi menyadari bahwa mengubah pola pikir seorang pemegang kebijakan bukanlah perkara mudah.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku akan menggelar rapat untuk membahas masalah ini. Ditegaskan juga bahwa anggaran menjadi masalah utama.
Baca SelengkapnyaTuduhan itu, diantaranya skenario tiga periode dan ingin merebut partai politik lain.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi hadir dalam rapat konsolidasi kesiapan Pilkada Serentak, Selasa (20/8).
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi akan mengevaluasi Pj kepala daerah setiap hari dan akan mengganti yang bertindak menyimpang.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Istana, Jokowi berani meminta maaf atas kekurangan selama dirinya memimpin Indonesia selama sepuluh tahun.
Baca Selengkapnya