Sandiaga sebut turunnya elektabilitas Ahok karena faktor ekonomi
Merdeka.com - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bakal bekerja keras untuk mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017). Menurut Sandiaga, peluang kemenangan itu bisa diperoleh dari meningkatnya elektabilitas dia sebesar lima persen dan menurunnya tingkat elektabilitas Ahok selama dua bulan terakhir.
Sebab dari survei top of mind Lembaga Manilka research & consulting periode tanggal 11-13 Agustus 2016 lalu, elektabilitas Ahok sebesar 43,6 persen atau menurun 5,7 persen. Padahal di bulan Juni, elektabilitas Ahok sebesar 49,3 persen.
"Saya harus bekerja keras karena masih ada enam bulan lagi," kata Sandiaga di Bakoel Koffie, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Minggu (21/8).
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
Di satu sisi, dia menilai turunnya elektabilitas Ahok disebabkan oleh dua isu utama yang tidak bisa diselesaikan. Dua isu itu adalah melonjaknya harga sembako dan pengangguran yang tinggi.
Alasan itulah dia bertekad untuk merebut hati pemilih DKI. Sebab, dia sadar kedua isu yang bisa menjadi fokus dan bisa membendung langkah Ahok.
"Harga sembako melonjak dan pengangguran memvalidasi dugaan kami awal bahwa, bukan isu lain yang menjadi taruhan tapi isu ekonomi," jelas dia.
Dia mengatakan, dari hasil blusukan yang juga meningkatkan popularitasnya, masyarakat tersandera oleh dua hal ini. Dari sanalah dia mengetahui sosok seperti apa pemimpin yang dibutuhkan warga DKI ke depan.
"Masyarakat menginginkan kesejahteraan. Rakyat ingin gubernur yang bisa bawa kesejahteraan," pungkas dia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sandiaga menanggapi keluhan masyarakat di Lombok Tengah terkait kenaikan harga komoditas bahan pangan.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin dengan wawancara dengan responden melalui sambungan telepon.
Baca SelengkapnyaKedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca Selengkapnya"Menteri terkait yang bertanggung jawab, itu terlalu sibuk berpolitik. Sehingga tidak mengurusi sektor riil nya. Itu rupanya akan memicu harga naik," kata Tom
Baca SelengkapnyaSandiaga mengatakan saat ini biaya hidup masyarakat di Jakarta ini semakin mahal
Baca SelengkapnyaSandiaga bersama Sandination akan mengadakan pelatihan pemberdayaan bagi pelaku UMKM dan para ibu rumah tangga.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaRefly Harun mencurigai, elektabilitas Prabowo meningkat karena efek dan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.
Baca SelengkapnyaMassa yang hadir dalam kampanye menolak harga sembako dan pendidikan mahal.
Baca Selengkapnya