Seharusnya penghuni perumahan elite bisa kelola sampah sendiri
Merdeka.com - Masalah sampah di DKI Jakarta tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. Pihak swasta, seperti pengelola mal, pemilik gedung bertingkat, hingga perumahan elite dianggap mampu mengurus sendiri.
"Wagub sampai ngomong ke saya, sampah di perumahan elite nggak usah diangkut. Karena seharusnya mereka bisa kelola sampah sendiri," kata Wakil Kepala Dinas kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji, Jumat (11/4).
Dia menambahkan, bagi pihak swasta, mereka dapat mengelola sampah dengan menyewa truk sampah sendiri dan membuangnya ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Namun untuk bisa membuang sampah langsung ke TPA, harus mendapatkan izin dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
-
Dimana sampah menumpuk? Dalam salah satu unggahan Instagram @merapi_uncover, terdapat unggahan yang menampilkan tumpukan sampah di tepi Jl. KH. Ahmad Dahlan, Ngampilan, Kota Yogyakarta.
-
Dimana lokasi sampah menumpuk? Berdasarkan data di situs resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Yogyakarta, per bulan Juni lalu total sampah yang diproduksi warga bisa sekitar 5.000 ton yang tersebar di beberapa titik di Kota Yogyakarta. Itulah mengapa, beberapa depo seperti Mandala Krida sempat penuh hingga mengganggu warga sekitar.
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Dimana sampah di Kota Jogja menumpuk? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta.
-
Apa saja sampah yang sulit dikelola? Belum lagi, pengelolaan di depo juga masih tercampur sebelum diangkut oleh truk sampah.Saat ada warga yang hendak membuang sampah organik justru ditolak, lantaran terlalu basah. Ini karena ada depo-depo yang ada sempat menerapkan sistem RDF (Refuse Derived Fuel), yakni sampah yang dikeringkan.
"Kalau enggak izin, ya mereka engga bisa buang ke Bantar Gebang," ujarnya.
Isnawa menambahkan, partisipasi masyarakat tentang sampah masih rendah. Itu terbukti dari timbunan sampah di DKI yang mencapai 6.500 ton tiap hari.
Dari 6.500 ton timbunan sampah, 13 persen berhasil ditangani secara swadaya masyarakat melalui 120 bank sampah yang tersebar di DKI. Ada 220 titik 3 R skala lingkungan, dan 14 titik 3 R skala kawasan.
"Sementara, sisanya, sekitar 5.800-6.000 ton sampah dibuang ke Bantar Gebang," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lokasi tumpukan sampah tersebut milik Kementerian PUPR yang dikelola oleh PT Jasa Marga.
Baca SelengkapnyaCalon Wakil Gubernur Rano Karno memberi pandangan soal pengelolaan sampah
Baca SelengkapnyaWarga yang menabung di sini bisa dapat emas batangan.
Baca SelengkapnyaSebuah penghargaan yang menjadi perlambang supremasi kebersihan kota dan lingkungan hidup.
Baca SelengkapnyaWalaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri
Baca SelengkapnyaGibran menyampaikan keberhasilannya sebagai Wali Kota Solo di hadapan kaum milenial komunitas e-sport.
Baca SelengkapnyaAda tiga kategori rumah tinggal yang diatur dalam kebijakan ini.
Baca Selengkapnya