Semangat Anak Nelayan Muara Angke, Tetap Bersekolah Meski di Tengah Keterbatasan
Mereka berharap, pemerintah membantu untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Muara Angke.
Mereka berharap, pemerintah membantu untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Muara Angke.
Semangat Anak Nelayan Muara Angke, Tetap Bersekolah Meski di Tengah Keterbatasan
Walaupun berlokasi di pinggir Kota Jakarta, semangat anak-anak yang tinggal di Kampung Empang, Muara Angke, Jakarta Utara, tidak pernah padam. Mereka terus berupaya meraih mimpi walaupun tengah hidup dengan keterbatasan.
Salah satunya, Angel (18). Angel sudah tiga tahun lamanya pindah dan menetap di Muara Angke. Pernikahannya dengan pria asal Kampung Empang itu dikaruniai satu orang anak.
Usai lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), wanita asal Indramayu itu memilih untuk menikah dengan pria yang dirinya cinta.
Pernikahan merupakan pilihan berat yang harus diambil. Angel ternyata memiliki keterbatasan dana untuk melanjutkan pendidikannya. Padahal mimpi menjadi dokter pernah dia genggam erat dalam hati.
“Saat itu ada yang suka, enggak ada dana juga buat lanjut sekolah, jadi ya gimana lagi, nikah akhirnya, " kata Angel saat ditemui di kediamannya, Senin (20/11).
Tak hanya Angel, Bilal (8) dan Ramdan (10) adalah beberapa di antara mereka yang memiliki mimpi untuk menjadi pemain bola terkenal.
Dengan penuh semangat, mereka mengungkapkan impian untuk menjadi pesepak bola, meskipun di hadapkan pada keterbatasan.
“Mau jadi pemain bola," ucap Ramdan sembari memainkan bola di halaman rumahnya.
Beberapa dari mereka terpaksa putus sekolah karena ketiadaan dana. Hidup berdampingan dengan kondisi serba terbatas membuat mereka bersedia mengorbankan pendidikan demi ikut melaut bersama orang tua mereka.
“Di sini banyak yang putus sekolah atau enggak disekolahin sama sekali, karena ikut orang tuanya kerja, kehalang biaya soalnya," sambung Angel.
Bagi anak-anak ini, menjadi pemain bola bukan hanya sekadar impian, tapi juga menjadi semangat untuk mengatasi keterbatasan hidup.
“Aku mau jadi Pramugari," ucapnya tersipu malu.
Nahas, tak semua anak-anak di sana dapat merasakan pendidikan bangku sekolah.
Sejumlah anak lainnya terpaksa meninggalkan sekolah dan memilih membantu orang tua mereka yang berprofesi sebagai nelayan, seperti membersihkan ikan maupun kerang hasil tangkapan laut.
Menurut mereka, cita-cita hanyalah sebatas mimpi. Sebab realitas kehidupan membawa mereka pada pilihan untuk membantu keluarga mencari nafkah.
Mereka berharap, pemerintah membantu untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Muara Angke. Selain itu menciptakan peluang pendidikan guna masa depan yang lebih cerah.