3 Fakta ABK Korban Kapal Tenggelam di Samudra Hindia, Keluarga Ungkap Kontak Terakhir
Merdeka.com - Pada Selasa (16/5), sebuah kapal penangkap ikan asal China terbalik di Samudra Hindia. Posisi kapal itu tenggelam berada pada 5 derajat 47,939 menit lintang selatan dan 77 derajat 46,315 menit bujur timur. Kapal itu tenggelam pada kedalaman sekitar 5.000 meter.
Kapal bernama Lupeng Yuanyu 028 itu membawa 39 awak kapal yang terdiri dari 17 pelaut China, 17 pelaut Indonesia, dan lima pelaut dari Filipina. Kementerian Perhubungan China mengatakan tak ada korban selamat yang ditemukan dalam kejadian itu.
Dari seluruh awak kapal itu, delapan di antaranya berasal dari Jawa Tengah. Duka mendalam dirasakan oleh keluarga yang kehilangan anggotanya akibat kecelakaan itu. Berikut selengkapnya:
-
Dimana kapal tersebut ditemukan? Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Siapa yang menemukan kapal tersebut? Dilansir Arkeonews, kapal ini ditemukan pada Oktober 2023 oleh tim peneliti Institut Ilmu Laut Dalam dan Teknik Akademi Sains China.
-
Kenapa para pelaut Indonesia membajak kapal De Zeven Provincien? Mereka yang membajak kapal ini sudah diperingatkan untuk bersandar, tetapi mereka tidak menggubris karena alasan hanya berunjuk rasa atas pemotongan gaji dan penangkapan teman-temannya.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Kapan kapal berangkat dari Jangkar? Pukul 09.30, kapal feri tujuan akhir Pelabuhan Kalianget diberangkatkan.
-
Apa yang ditemukan di Laut China Selatan? Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644. Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
Pengambilan Sampel Keluarga
©YouTube/Liputan SCTV
Pasca tenggelamnya kapal tersebut, Tim Disaster Victim Identification Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng mengambil sampel DNA keluarga ABK asal Jateng. Dari delapan ABK asal Jateng yang dinyatakan hilang, enam ABK berasal dari Kabupaten Brebes, satu ABK berasal dari Banjarnegara, dan satu ABK berasal dari Tegal.
Sampel DNA itu akan digunakan sebagai pembanding dengan hasil posmortem jika nanti jenazah para ABK ditemukan.
“Kita melakukan pengambilan sampel DNA sebagai pembanding untuk para korban WNI asal Indonesia tenggelamnya kapal asal China,” kata Teguh Imantoko, PAUR 2 Subbidokpol Biddokkes Polda Jateng, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (31/5).
Kontak Terakhir
©YouTube/Liputan SCTV
Salah satu keluarga ABK di Desa Kebonagung, Kecamatan Jatibarang, Brebes mengungkap kontak terakhir dengan korban saat akan berlayar dari Afrika menuju China.
“Sebenarnya ini waktunya pulang. Karena dalam perjalanan dari Cape Town ke China. Dalam perjalanan di Samudra Hindia itu kejadiannya jam 3 pagi. Isu yang kami dengar ada gelombang,” kata Sayuti, kakak salah satu korban.
Selain pengambilan darah dan air liur, polisi juga meminta keterangan dan data dari pihak keluarga terkait ciri fisik dan juga kontak terakhir ABK dengan keluarga. Mereka berharap kepada pemerintah agar ikut membantu pencarian sehingga para ABK asal Indonesia yang hilang di Samudra Hindia segera ditemukan.
Kronologi Kejadian
©2016 Merdeka.com
Kapal itu hilang sejak Rabu (17/5). Angkatan Laut India menyebut bahwa pihaknya sempat menerima panggilan darurat yang dikirim kapal penangkap ikan itu. Mereka kemudian segera mengirim pesawat patroli maritim P-8I di kawasan Samudra Hindia, sekitar 900 mil dari India.
Tak hanya India, Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) juga mengklaim telah mengidentifikasi area yang sangat luas di Samudra Hindia. Pertahanan Australia juga turut menerjunkan armada pesawat P-8A untuk mencari kapal tersebut.
Selanjutnya, 10 kapal dari berbagai negara turut terlibat dalam pencarian kapal itu. Negara-negara seperti Indonesia, India, Sri Lanka, Maladewa, Filipina, dan Australia sudah memberi bantuan dan simpati untuk para korban. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaBasarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaBelasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaPencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan menyeberang usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaKorban hilang ini menggunakan kaos abu-abu, celana hitam, dan topi hitam.
Baca Selengkapnya