Dinas Pertanian Gunungkidul Siap Lahirkan Petani Milenial, Begini Caranya
Merdeka.com - Banyak pemuda yang tinggal di desa mencoba mengadu nasib di perkotaan karena desa dianggap tidak memberikan prospek masa depan yang bagus khususnya dari aspek finansial. Namun cara pandang ini coba diubah oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul. Mereka mempunyai misi menggaet pemuda untuk mengembangkan usaha pertanian yang dikelola oleh para petani milenial.
Misi itu terwujud dalam program Young Entrepeneur Support System (YESS) yang akan menyasar pemuda di Gunungkidul. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan bahwa program YESS merupakan program kerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Sasarannya adalah pemuda berusia 17-39 tahun. Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, program itu hanya diadakan di Kabupaten Gunungkidul dan Sleman.
-
Kenapa petani di DIY miskin? Salah satu golongan masyarakat yang terdampak itu adalah para buruh tani. Mereka menjadi penyumbang angka penduduk miskin di DIY dengan angka pendapatan berkisar Rp600 ribu setiap bulannya.
-
Apa yang dihadapi petani di DIY? 'Menyewa lahan itu mahal. Modalnya tidak sedikit. Kalau gagal panen itu harus ditanggung sendiri,' kata Nurohmad.
-
Di mana desa miskin itu berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Mengapa pemuda itu bekerja di pedesaan? Menurut pemberitahuan perekrutan yang diterbitkan pada Januari, dua orang akan direkrut untuk bekerja di kota-kota di wilayah Lingbi.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
Lantas seperti apa penerapan dari program itu? Berikut ulasan selengkapnya:
Regenerasi Petani Gunungkidul
©2018 Merdeka.com
Di Gunungkidul, misi utama dari program YESS adalah menjaga regenerasi petani di Gunungkidul. Apalagi saat ini sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian adalah orang tua. Oleh karena itu ia berharap adanya program ini bisa melahirkan pemuda yang dapat berkontribusi dalam sektor pertanian di Gunungkidul. Program ini direncanakan berjalan selama tiga tahun hingga 2025 nanti.
“Saat ini kami masih menunggu hasil koordinasi antara Kementan dengan Bappenas. Semoga tidak sampai pertengahan tahun program ini bisa dijalankan,” kata Rismiyadi dikutip dari ANTARA pada Senin (13/2).
Tingkatkan Kesejahteraan Petani
©2018 Merdeka.com
Lebih lanjut, Rismiyadi mengatakan bahwa pelatihan pada para petani muda nantinya lebih menekankan pada produk pertanian yang memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan. Menurutnya, langkah ini juga sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap program strategis sektor pertanian di Gunungkidul.
Selain mengajak para petani muda, pihaknya juga ingin fokus dalam meningkatkan ketahanan pangan di Gunungkidul. Tidak hanya itu pihaknya juga ingin fokus dalam meningkatkan kesejahteraan para petani Gunungkidul.
“Bagaimana para petani ini bisa mendapatkan pupuk dengan mudah, mendapatkan bibit dengan mudah, dan bisa mendapatkan harga yang lebih baik. Kita juga fokus dalam pengembangan agribisnis di mana petani akan kita dorong untuk menanam tanaman yang menguntungkan seperti holtikultura dan perkebunan,” kata Rismiyadi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak muda enggan menjadi petani lantaran pendapatan yang tidak menjanjikan.
Baca SelengkapnyaMiris, jumlah petani di Banyuwangi terus berkurang. Pemkab Banyuwangi janji beri modal bisnis pertanian anak muda.
Baca SelengkapnyaPemuda di Desa BRILian Janti pilih bekerja di kampungnya daripada merantau.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaKementan menyebut, pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani.
Baca Selengkapnya"Kalau cuma tanam singkong sama jagung, mereka lebih jago, Insya Allah tidak akan gagal," kata Ganjar
Baca SelengkapnyaMendagri menegaskan, penguatan desa perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya urbanisasi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1000 petani berdialog dengan Ganjar Pranowo di Desa Cangkrep Lor, Kabupaten Purworejo.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin menyiapkan anggaran Rp150 triliun bagi generasi muda untuk tertarik terjun ke sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaSektor perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan menggunakan banyak produk lokal.
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca Selengkapnya