Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, Ini Kisah Hidup Paku Alam VIII

Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, Ini Kisah Hidup Paku Alam VIII Pakualam VIII. ©wikipedia.org

Merdeka.com - Menjelang peringatan Hari Pahlawan 2022, salah satu tokoh dari Yogyakarta dinobatkan menjadi pahlawan nasional. Ia adalah Paku Alam VIII.

Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Endang Patmintarsih mengatakan, Paku Alam VIII layak mendapat gelar tersebut karena memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Beliau itu berjasa saat Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, saat itu Puro Pakualaman menjadi tempat untuk Kantor Pemerintahan RI,” kata Endang dikutip dari ANTARA pada Sabtu (5/11).

Lantas seperti apa kisah hidup Pakualam VIII ? Berikut selengkapnya.

Menjabat sebagai Raja Pakualaman

pakualam viii

©wikipedia.org

Pada 13 April 1937, Paku Alam VIII diangkat sebagai pengganti ayahnya, Paku Alam VII sebagai Raja Keraton Pakualaman.

Pada 19 Agustus 1945, Ia bersama Hamengkubuwono IX mengirimkan telegram kepada Soekarno Hatta berisi informasi terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Pada 5 September 1945, secara resmi Paku Alam VIII mengeluarkan maklumat mengenai bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia.

Sejak saat itu, kerajaan terkecil pecahan Mataram itu menjadi daerah istimewa. Namun pada tanggal 30 Oktober di tahun yang sama, Ia dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sepakat untuk menggabungkan wilayah dengan nama baru Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jabatan Pakualam VIII

pakualam viii

©wikipedia.org

Selama menjabat sebagai Raja Pakualaman, Paku Alam VIII juga memiliki jabatan lain seperti Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat kolonel (1949), dan juga Gubernur DIY menggantikan Hamengkubuwono IX karena harus menjalani kesibukan sebagai menteri.

Tak hanya itu, Paku Alam VIII tercatat pernah mengemban posisi sebagai Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY (1951,1955,1957), Anggota Konstituante (November 1956), Anggota MPRS (September 1960), dan anggota MPR RI 1997-1999.

Setelah Hamengkubuwono meninggal pada tahun 1988, Pakualam VIII menjabat sebagai Gubernur DIY hingga akhir hayatnya pada tahun 1998. Sesaat sebelum meninggal, Ia bersama Hamengkubuwono X mengeluarkan maklumat untuk mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Enam Tokoh
Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Enam Tokoh

Pemberian gelar pahlawan ini akan digelar di Istana Negara Jakarta.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 6 Agustus 1717:  Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta
Peristiwa 6 Agustus 1717: Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta

Selain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.

Baca Selengkapnya
Tunjukkan Rasa Cinta Tanah Air, Kakek 76 Tahun di Sumbar Nekat Panjat Pohon 80 Meter Demi Kibarkan Bendera Merah Putih
Tunjukkan Rasa Cinta Tanah Air, Kakek 76 Tahun di Sumbar Nekat Panjat Pohon 80 Meter Demi Kibarkan Bendera Merah Putih

Kakek 76 tahun ini memiliki cara unik mengekspresikan rasa cintanya terhadap Tanah Air. Ia rela memanjat pohon setinggi delapan meter.

Baca Selengkapnya
Gubernur Andi Sudirman Hadiri Apel Kehormatan & Renungan Suci 78 HUT RI
Gubernur Andi Sudirman Hadiri Apel Kehormatan & Renungan Suci 78 HUT RI

Kegiatan yang berlangsung khidmat ini merupakan rangkaian 78 Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ganjar Siap Perjuangkan KH Syaikhuna Badruzzaman Jadi Pahlawan Nasional
Ganjar Siap Perjuangkan KH Syaikhuna Badruzzaman Jadi Pahlawan Nasional

KH Badruzzaman juga dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan tarekat Al-Tijaniyah.

Baca Selengkapnya
Mengenang 76 Tahun Wafatnya Pahlawan Nasional Bagindo Azizchan, Sosok Teladan Panutan Rakyat di Tanah Minang
Mengenang 76 Tahun Wafatnya Pahlawan Nasional Bagindo Azizchan, Sosok Teladan Panutan Rakyat di Tanah Minang

Bagindo Azizchan adalah Wali Kota Padang yang gugur di tangan penjajah Belanda pada saat usianya belum genap 37 tahun.

Baca Selengkapnya
21 Juli Wafatnya Teuku Nyak Makam, Panglima Perang Asal Aceh yang Gigih dan Berani
21 Juli Wafatnya Teuku Nyak Makam, Panglima Perang Asal Aceh yang Gigih dan Berani

Hari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Saat SBY Meminta Dikenang Sebagai Anak Desa dari Pacitan
Saat SBY Meminta Dikenang Sebagai Anak Desa dari Pacitan

SBY menceritakan perjalanan hidupnya dari anak desa di Pacitan hingga menjadi presiden.

Baca Selengkapnya
Meluruskan Sejarah WR Soepratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya
Meluruskan Sejarah WR Soepratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya

WR Soepratman merupakan pahlawan nasional, yang berkontribusi besar bagi kemerdekaan bangsa Indonesia melalui karya lagu Indonesia Raya.

Baca Selengkapnya
22 Juli 1917:  Adam Malik Lahir di Pematangsiantar, Wapres Ketiga Indonesia yang Juga Pahlawan Nasional
22 Juli 1917: Adam Malik Lahir di Pematangsiantar, Wapres Ketiga Indonesia yang Juga Pahlawan Nasional

Adam Malik adalah pahlawan nasional yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Pahlawan Nasional Ikut Berjuang di Palestina Sebelum Indonesia Lahir, Berjasa Ikut Rumuskan Pancasila
Ini Sosok Pahlawan Nasional Ikut Berjuang di Palestina Sebelum Indonesia Lahir, Berjasa Ikut Rumuskan Pancasila

Sosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pimpin Apel Kehormatan dan Renungan Suci di Taman Kusuma Bangsa IKN
Jokowi Pimpin Apel Kehormatan dan Renungan Suci di Taman Kusuma Bangsa IKN

Jokowi mengajak masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi tanah air.

Baca Selengkapnya