22 Juli 1917: Adam Malik Lahir di Pematangsiantar, Wapres Ketiga Indonesia yang Juga Pahlawan Nasional
Adam Malik adalah pahlawan nasional yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia.
Adam Malik adalah pahlawan nasional yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia.
22 Juli 1917: Adam Malik Lahir di Pematangsiantar, Wapres Ketiga Indonesia yang Juga Pahlawan Nasional
Adam Malik Batubara atau yang biasa dikenal dengan nama kecil Adam Malik adalah pahlawan nasional yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia,
Tokoh yang memiliki nama kecil Adam Malik ini merupakan mantan Menteri Indonesia yang pernah menjabat di beberapa Departemen, antara lain menjadi Menteri Luar Negeri. Adam Malik juga pernah diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.
-
Dimana Adam Malik lahir? Pria itu bernama Adam Malik Batubara, lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara pada 22 Juli 1917.
-
Kapan Adam Malik dilantik jadi Wakil Presiden? Tepat hari ini, 23 Maret pada 1978 silam, Adam Malik dilantik menjadi Wakil Presiden Indonesia ketiga.
-
Apa kontribusi Adam Malik untuk Indonesia? Berkat kontribusinya dalam memperjuangkan Indonesia di kancah dunia internasional, ia telah ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada 6 November 1998.
-
Di mana Adam Malik dilahirkan? Adam Malik yang lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada tanggal 22 Juli 1917 tersebut merupakan putra ketiga dari sepuluh anak pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis.
-
Kapan Adam Malik menjadi Pahlawan Nasional? Berkat kontribusinya dalam memperjuangkan Indonesia di kancah dunia internasional, ia telah ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada 6 November 1998.
-
Siapa yang mengangkat Adam Malik jadi Wakil Presiden? Adam Malik menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia bukan secara langsung dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum seperti pemilihan presiden. Namun, Adam Malik diangkat menjadi Wakil Presiden oleh Presiden Soeharto.
Tepat hari ini, 22 Juli pada tahun 1917 silam, Adam Malik lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara. Beliau merupakan putra ketiga dari sepuluh anak pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar.
Untuk mengenang jasa-jasanya, berikut perjalanan hidup Adam Malik yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Riwayat Pendidikan Adam Malik
Sejak usia masih belia, Adam Malik gemar sekali menonton film koboi, membaca, dan fotografi. Dia menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pematangsiantar.
Setelah menyelesaikan sekolahnya di HIS, Adam kemudian melanjutkan di Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi.
Akan tetapi, baru satu setengah tahun berjalan, Adam Malik memutuskan untuk pulang ke kampung dan membantu orang tuanya berdagang.
Ketika usianya baru menginjak belasan tahun, dia pernah ditahan polisi dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul.
Pada usia 17 tahun, Adam Malik telah dipercaya untuk menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar sejak tahun 1934 hingga tahun 1935. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa yang semakin besar mendorong Adam Malik untuk akhirnya pergi merantau ke Jakarta.
Di Jakarta, Adam Malik mulai merintis karirnya sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan.
Awal Karier Adam Malik
Adam Malik secara aktif mengikuti beberapa pergerakan nasional antara lain turut andil dalam pendirian kantor berita Antara di Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Kala itu, Adam Malik kemudian ditunjuk untuk menjadi redaktur merangkap wakil direktur. Selain bekerja untuk kantor berita Antara, Adam Malik juga menulis artikel untuk beberapa koran salah satunya yakni koran Pelita Andalas dan majalah Partindo.
Sejak tahun 1945, Adam Malik menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Bersama rekannya yang lain, Adam Malik terus bergerilya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Beberapa hari sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, dibantu tokoh pemuda yang lain, dia pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia danemi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, dia juga menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta.
Sesudah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, Adam Malik semakin aktif di beberapa kegiatan organisasi. Dia menjadi salah satu tokoh pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, serta anggota parlemen.
Selain itu, karir Adam Malik secara internasional juga mulai terbangun. Ini dimulai ketika dirinya diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Sovyet dan negara Polandia.
Kemudian pada tahun 1962, Adam Malik ditunjuk untuk menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat. Tahun 1964, Adam Malik dipercaya menjadi Ketua Delegasi Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB.
Selang dua tahun kemudian, kariernya semakin gemilang ketika dirinya diminta menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II.
Meninggalnya Adam Malik
Tokoh yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia itu mengembuskan napas terakhirnya di Bandung pada 5 September 1984 karena sakit kanker hati. Kemudian jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Kalibata, Jakarta Selatan.
Berkat kontribusinya dalam memperjuangkan Indonesia di kancah dunia internasional, ia telah ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada 6 November 1998.
Perjuangan dan pengorbanannya akan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia.