Dulunya Tempat Memandikan Gajah Pasukan Mataram, Ini Asal Usul Sungai Gajah Wong
Merdeka.com - Di tengah Kota Yogyakarta, ada sebuah sungai kecil yang mengalir dari lereng Gunung Merapi hingga akhirnya bermuara ke sungai yang lebih besar. Namanya Sungai Gajah Wong.
Dikutip dari Wikipedia.org, Sungai Gajah Wong sendiri merupakan ekosistem aquatik yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas atau kegiatan di sekitarnya. Berdasarkan keputusan pemerintah DIY, pemanfaatan aliran sungai ini dikategorikan ke dalam golongan B, yaitu sebagai sumber air minum yang harus diolah dahulu.
Walaupun termasuk sungai kecil, Sungai Gajah Wong memiliki kisah uniknya tersendiri, terutama seputar penamaannya. Lalu seperti apa kisah tersebut?
-
Apa yang menjadi ciri khas Sungai Sanghyang Kenit? Gua-gua purba menjadi ciri khas dari destinasi Sanghyang Kenit. Gua itu merupakan bagian dari tebing karst putih dari bebatuan kapur.
-
Apa yang unik di hulu Sungai Boyong? “Bayangkan batuan ini ukurannya sebesar truk dan menggelinding dari puncak. Batuan ini juga masih baru. Dan di ujung sana ada batuan yang unik,“ kata pemilik akun YouTube Jogja Plus.
-
Kenapa Sungai Kamo terkenal? Sungai Kamo atau Kamo-gawa adalah salah satu sungai paling terkenal yang mengalir di Kyoto, Jepang. Melalui Jembatan Shijo-ohashi, wisatawan bisa melihat pemandangan sungai yang indah.
-
Apa yang unik dari Air Terjun Kedung Kayang? Nama 'Kedung Kayang' konon diketahui warga secara turun-temurun. Nama tersebut berasal dari pemberian nama tiga empu atau tokoh sakti di Wonolelo saat itu yaitu Empu Panggung, Empu Putut, dan Empu Khalik. Konon para empu itu kerap bertemu di lokasi air terjun baik di atas maupun di bawah.
-
Kenapa Air Terjun Kedung Kayang terkenal? Keindahan air terjun ini bak berada di negeri dongeng. Di belakang air terjun ini, ada pemandangan Gunung Merapi yang menjulang.
-
Dimana Sungai Sanghyang Kenit berada? Air jernih kehijauan dengan arus yang tenang menjadi salah satu ciri dari Sungai Sanghyang Kenit, di wilayah Kampung Cisameng Cipanas, Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Tempat Memandikan Gajah
©YouTube/BBWS Serayu Opak
Melansir dari laman Belajar Yuk, di masa Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung, hiduplah seorang pegawai kerajaan bernama Ki Sapa Wira. Sehari-hari, Ki Sapa Wira bertugas memandikan gajah milik Keraton Mataram. Nama gajah itu Kyai Dwipangga. Gajah itu didatangkan langsung dari Negeri Siam.
Dalam memberikan perawatan, Ki Sapa Wira memperlakukan gajah itu seperti anaknya sendiri. Kyai Dwipangga pun menjadi amat patuh padanya. Namun suatu hari, Ki Sapa Wira tidak bisa memandikan Kyai Dwipangga. Ada bisul besar di ketiaknya.
Badannya juga demam karena bisul itu. Karena itulah ia kemudian meminta tolong pada adik iparnya, Ki Kerto Pojok, untuk menggantikannya menggantikan Kyai Dwipangga.
Air Sungai Surut
©YouTube/BBWS Serayu Opak
Pada hari itu juga, Ki Kerto Pojok menyanggupi dan menggantikan sang kakak ipar untuk memandikan Kyai Dwipangga. Pada awalnya ia dapat melaksanakan tugas itu dengan mudah. Digosoknya seluruh tubuh Kyai Dwipangga hingga mengkilap.
Di hari kedua, Ki Sapa Wira kembali meminta adik iparnya itu untuk memandikan gajah kesayangannya. Hari itu, hujan turun rintik-rintik. Namun ternyata air di sungai sedang surut. Maka Ki Kerto Pojok menuntun gajah itu ke arah hilir sungai.
Di suatu tempat, air tampak tinggi dan aliran cukup deras. Mengetahui keberadaan tempat itu Ki Sapa Wira heran kenapa Sultan Agung memerintahkan kakak iparnya untuk memandikan sang gajah di tempat sebelumnya kalau ternyata ada tempat yang aliran airnya lebih bagus.
Asal Mula Sungai Gajah Wong
©YouTube/BBWS Serayu Opak
Saat Ki Kerto Pojok sibuk berbicara sendiri, tiba-tiba dari arah hulu datanglah banjir bandang. Banjir itu datang sangat cepat sehingga Ki Kerto Pojok tak sanggup menyelamatkan diri dan juga gajahnya. Mereka berteriak minta tolong tapi tak ada seorang pun mendengar. Akhirnya mereka hanyut hingga ke laut selatan.
Mengetahui peristiwa ini, Sultan Agung menyayangkan Ki Kerto Pojok tak tahu kalau ia selama ini memang melarang para abdinya memandikan gajah di hilir sungai. Untuk mengenang peristiwa itu, Sultan Agung menamakan sungai itu Kali “Gajah Wong” yang berarti gajah dan orang.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sungai Bogowonto merupakan salah satu sungai besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dulunya sungai itu bernama Watukura
Baca SelengkapnyaMemiliki debit air yang cukup besar, sungai Serayu juga menyimpan kisah sejarah yang menarik disimak.
Baca SelengkapnyaTidak hanya keindahan alam, Sungai Mahakam juga dikelilingi oleh mitos yang menambah daya tariknya.
Baca SelengkapnyaPada masa lalu, Kalimas adalah pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto.
Baca SelengkapnyaIni fakta-fakta seputar Kali Angke yang bersejarah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDanau buatan itu dibangun untuk berbagai macam keperluan, mulai dari tempat rekreasi hingga latihan perang.
Baca SelengkapnyaMitos Taman Sari Jogja semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Baca SelengkapnyaSebuah situs bernama Sumber Nagan di Malang dipercaya sebagai tempat menyucikan keris Mpu Gandring dan masih dipakai ritual warga sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaGunungkidul konon dulu menjadi tempat yang nyaman bagi manusia purba
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, penemuan makam dan permukiman kuno di Waduk Gajah Mungkur yang surut viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKeindahan goa yang ditemukan tak sengaja ini benar-benar memesona. Pasalnya pemandangan batu stalagmit memancarkan warna keemasan saat disorot senter.
Baca SelengkapnyaSanghyang Kenit merupakan salah satu tempat wisata yang sangat indah, dan masih jarang dikunjungi.
Baca Selengkapnya