Masuk Dunia Fashion Karena Terdesak, Kini Produknya Jadi Langganan Para Artis
Merdeka.com - Heru Fahrurroji baru hijrah dari Cirebon ke Jogja pada tahun 2016. Selama bertahun-tahun tinggal di Jogja, ia bekerja sebagai tukang jahit. Heru sendiri sebenarnya tidak punya latar belakang sebagai penjahit. Namun selama di Cirebon, ia menyempatkan diri belajar menjahit di sela-sela pekerjaan utamanya sebagai desainer grafis pada sebuah perusahaan Clothing.
Di Jogja, ia mendapatkan pekerjaan sebagai seorang penjahit. Setelah bekerja sebagai karyawan selama dua tahun, Heru memutuskan resign dan membuka usaha jahitnya sendiri.
Singkat cerita, usahanya berkembang dan permintaan dari para desainer baju berdatangan.Tapi saat masa pandemi 2020 datang, orderan jahit kosong melompong. Heru bingung. Kalau hanya pasrah pada keadaan, ia akan tenggelam dalam krisis.
-
Kenapa Heru ingin membagi jam kerja di Jakarta? “Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi.
-
Apa yang terjadi pada Pegawai Konveksi di Jakbar? Setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter jaga dan tim identifikasi Polres Metro Jakarta Barat disebutkan kalau CSC mengalami luka serius di kepala pelipis kanan, pipi kanan serta rahang sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
-
Mengapa Habib Cikini pindah ke Jakarta? Kemudian, Habib Cikini pindah ke wilayah Jakarta dan menikah dengan perempuan setempat bernama Nyai Salmah.
-
Kenapa Jeremy Teti pindah ke Semarang? Jeremy Teti memutuskan untuk meninggalkan ibu kota dan pindah ke Semarang, tempat keluarganya berada.
-
Kenapa Ki Joko Bodo memutuskan untuk berhijrah? Ki Joko Bodo memutuskan untuk hijrah dengan langkah-langkah yang cukup drastis namun berdampak besar bagi kehidupannya.
-
Apa profesi baru Tengku Firmansyah? Sudah beberapa bulan belakangan ini Tengku Firmansyah menetap di Kanada. Ia mengungkap bahwa kini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa manufaktur. Banyak yang menyebutnya kini merupakan tukang besi.
"Karena kepentok saya buat plan. Dengan modal minim dan kain bekas saya coba recycle, selain itu saya juga belikan bahan tambahan. Bismillah saja,” ungkap Heru pada Merdeka.com pada Senin (13/6).
Heru mulai mencoba belajar membuat desain baju. Selain itu, ia bergabung dengan komunitas-komunitas jahit dan desain baju. Di sanalah ia mulai mengenal dunia fashion.
Dengan berbekal ilmu dari teman-teman di komunitasnya, Heru semakin memberanikan diri untuk membuat desain baju karya sendiri. Karya-karya itu ia ikut sertakan dalam berbagai acara pameran. Pada tahun 2020 misalnya, ia ikut acara Innovating Jogja dan berhasil memperoleh dana dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar Rp20 juta.
Dari sana ia semakin yakin untuk membangun brand sendiri. Uang dari pemberian Kemenperin ia gunakan untuk mengontrak sebuah rumah kecil di pinggiran kota, membeli alat-alat jahit, serta peralatan pendukung lainnya.
Setahun kemudian, tepatnya pada Desember 2021, Heru ikut program Pengusaha Muda Brilian. Pada acara itu, ia menjalani mentoring selama tiga bulan. Setiap sebulan sekali, ada sesi “pitching” produk di mana ia harus mempresentasikan produk fashionnya kepada mentor dan para peserta lainnya.
“Di sini saya mau tidak mau harus bisa berbicara di depan umum. Saya sampai ikut kelas public speaking demi BRI,” ungkap Heru.
Langganan Para Artis
©Instagram/@herufahrurroji
Seiring berjalannya waktu, usaha desainnya makin berkembang. Bagian wardrobe dari berbagai stasiun televisi nasional mulai melirik baju-baju yang digarap Heru.
“Bahkan para fashion stylish para artis mulai datang ke saya. Ada yang artisnya Irfan Hakim, Nassar, Daniel Mananta, hingga Danang (Pradana). Kalau artis-artis lokal seperti Evan Loss sampai NDX malah sering ke sini,” ujar Heru.
Tak ada yang mengira di balik kesuksesan itu pada awalnya produk Heru banyak mendapat kritikan. Apalagi tampilan desain bajunya seperti anti mainstream dan beda dari desain-desain baju pada umumnya.
“Awalnya banyak yang nyinyir. Bahkan istri saya sendiri. Mereka bilang ‘kok modelnya gitu’, ‘nanti siapa yang mau pakai?’ laku nggak nanti?’. Tapi setelah produk saya terkenal, mereka balik memuji,” kata Heru.
Di balik desain bajunya yang anti mainstream, Heru mengaku tak ada nilai-nilai filosofis yang ingin ia tonjolkan. Ia semata hanya ingin bereksplorasi dari ide-ide desain baju yang dipakai kebanyakan orang.
©Istimewa
Kini omzet penjualan baju itu mencapai Rp50-100 juta per bulan. Untuk produksi sehari-hari, ia dibantu oleh karyawan tetapnya yang berjumlah 9 orang. Seperti banyak pengusaha lainnya, ia berharap di masa depan nanti usaha fashionnya semakin berkembang.
“Harapannya brand saya bisa Go Internasional, bisa gaet artis papan atas sebagai Brand Ambassador,” pungkasnya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awalnya tak punya kemampuan menjahit, kini hasil karyanya diminati orang dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaUntuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaUntungnya, sang ibu membebaskan dirinya untuk menjadi apa saja yang ia sukai.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.
Baca SelengkapnyaSering dikira merek pakaian Jakarta, Anjani Studios ternyata berasal dari salah satu desa kecil di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca SelengkapnyaSudah memiliki karier gemilang di Tanah Air, nyatanya sederet artis Indonesia ini memutuskan untuk pindah ke luar negeri dan menjalani profesi baru.
Baca SelengkapnyaMereka berhasil membanggakan kesuksesan mereka sebagai pemilik usaha fesyen yang sukses di Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMeski pernah berada di titik terendah, namun bukan berarti Anda harus menyerah.
Baca SelengkapnyaMeskipun Didit memilih karier yang berbeda dari sang ayah, namun karya-karya Didit kerap dibanjiri pujian dari publik.
Baca Selengkapnya