Pernah Rugi Hingga Bangkrut, Merek Fesyen Lokal ini Berhasil Eksis di New York Fashion Week
Meski pernah berada di titik terendah, namun bukan berarti Anda harus menyerah.
Meski pernah berada di titik terendah, namun bukan berarti Anda harus menyerah.
Pernah Rugi Hingga Bangkrut, Merek Fesyen Lokal ini Berhasil Eksis di New York Fashion Week
Merek Fesyen Lokal ini Berhasil Eksis di New York Fashion Week
Erigo adalah sebuah brand fesyen asal Indonesia yang menyediakan kebutuhan traveling dan pakaian sehari-hari, berkantor pusat di daerah Lebak, Tangerang, Banten.
Brand ini menggaet generasi milenial dari umur 15 hingga 30 tahun. Sebelum dikenal seperti saat ini, Erigo mulanya memproduksi batik ikat yang didirikan oleh pria asal Aceh bernama Muhammad Sadad, pada tahun 2010 dengan nama Selected and Co.
-
Kenapa Citayam Fashion Week dihidupkan kembali? Bonge dan kawan-kawannya itu juga sengaja kembali meramaikan kawasan Dukuh Atas karena merasa acara pameran busana jalanan itu jangan sampai hilang.
-
Kenapa sepatu lokal populer? Penggunaan produk fashion lokal kini sedang menjadi tren yang berkembang pesat. Banyak yang beralih untuk mendukung produk-produk lokal sebagai bagian dari upaya memajukan industri dalam negeri.
-
Kenapa sepatu lokal semakin populer? Saat ini, semakin banyak individu yang bangga mengenakan sepatu buatan lokal.
-
Apa yang ditampilkan di Raya Fashion Fest? Dalam pernyataannya, Asst. Marcomm & Relations General Manager Central Park Mall, Silviyanti Dwi Aryati, menjelaskan tujuan acara ini adalah untuk memberikan inspirasi kepada para pengunjung, terutama pecinta fashion modest wear. 'Raya Fashion Fest ini kami selenggarakan untuk para pecinta fashion khususnya modest wear dan juga pengunjung setia Central Park Mall dalam memberikan inspirasi berbusana di hari raya,' ujarnya.
-
Siapa yang menampilkan koleksi busana di Raya Fashion Fest? Pada malam pembukaan acara, perwakilan dari Indonesian Fashion Designer Council seperti Denny Wirawan, Ghea Panggabean, dan Priyo Oktaviano mempersembahkan koleksi busana modern yang tetap memukau dalam kesederhanaannya.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong industri fashion? “Industri fasyen ini harus bisa menjadi contoh bagi industri yang lain agar ramah lingkungan dan memperhatikan keberlanjutan,“ ujar Bupati Ipuk.
Sayangnya, nama Selected and Co juga sudah dimiliki oleh pebisnis lain. Akibatnya, Sadad terpaksa mengganti brand nya menjadi Erigo.
Mengingat bisnis batik itu juga tidak berjalan dengan lancar, Sadad pun ikut mengubah konsep menjadi produsen fesyen dengan gaya kasual. Beberapa produk kasual yang dijual yakni seperti jaket erigo, sweater erigo, dan yang paling laris adalah kaos erigo.
Niat hati ingin mendulang bisnisnya, Sadad memutuskan untuk mengikuti sebuah pameran di Malaysia. Namun bukannya untung, Sadad justru mengalami kerugian hingga Rp20 juta.
Karena kerugian yang cukup besar bagi seorang mahasiswa kala itu, Sadad akhirnya terpaksa menghentikan studinya di Universitas Indonesia.
Kedua orang tua Sadad terpaksa menjual aset yang mereka miliki. Namun berkat dukungan kedua orang tuanya inilah, Sadad berhasil membawa Erigo mencapai omzet Rp22 juta di tahun 2015.
Selain berkat dukungan orang tua nya, kerja keras Sadad patut diapresiasi. Dia mengambil langkah berani untuk melakukan re-branding produk, melakukan promosi digital, hingga menjalin kerja sama dengan beberapa influencer dan aktor.
Dua tahun kemudian, Erigo berhasil melebarkan sayapnya ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Beberapa tahun yang lalu, brand fesyen ini sempat heboh ketika kemunculan nya di Billboard Times Square dan melenggang di New York Fashion Week, Amerika Serikat.
Bukannya mendapat apresiasi, Erigo malah diduga membayar agar brand nya ditampilkan Billboard Times Square. Namun ternyata, dugaan tersebut tidak terbukti sama sekali.
Erigo dibantu oleh Dina Fatimah, seorang fashion producer yang lebih akrab dikenal sebagai Eski. Dia memang memiliki misi untuk mempromosikan dan menjadikan Indonesia sebagai negara mainstream di bidang fesyen.
Tak hanya Erigo, dia juga telah mengundang beberapa desainer dan brand lokal lainnya untuk berpartisipasi dalam ajang fashion internasional, termasuk di New York Fashion Week. Eski lah yang membantu Erigo lolos seleksi hingga berhasil di undang ke New York Fashion Week.
Dalam akun instagramnya @sadadd, dia pernah mengunggah sebuah cuitan lamanya di X (sebelumnya Twitter) yang menuliskan motivasi dan harapannya dalam menjalani bisnis Erigo ini.
"Bakal terus gue ingat masa-masa ini. Jatuh bangun. Mudah-mudahan kali ini enggak nyusahin orang tua lagi," tulis Sadadd di X (sebelumnya twitter) 2012 silam.
Perjalanan Sadad membangun Erigo jelas tidak mudah. Bermula dari batiknya yang tidak laku, terpaksa harus berganti nama, hingga mengalami kerugian yang membuatnya putus kuliah.
Namun, berkat ketekunannya untuk memperbaiki kegagalan, Sadad kini berhasil membuat Erigo sukses dan berekspansi hingga ke luar negeri.
Merdeka.com