Mengenal Bus Trans Jateng, Moda Transportasi Murah Meriah Pilihan Utama Warga Jawa Tengah
Tahun demi tahun, pengguna moda transportasi ini terus meningkat
Tahun demi tahun, pengguna moda transportasi ini terus meningkat.
Mengenal Bus Trans Jateng, Moda Transportasi Murah Meriah Pilihan Utama Warga Jawa Tengah
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2017, Bus Trans Jateng semakin menjadi pilihan moda transportasi masyarakat Jawa Tengah. Hingga kini, jumlah penggunanya sudah mencapai 23 juta orang.
Jumlah penggunanya terus meningkat dari tahun ke tahun seiring penambahan armada dan pembukaan trayek baru yang menghubungkan kota-kota kecil di Jawa Tengah.
Lalu seperti apa fakta-fakta penting seputar moda transportasi Bus Trans Jateng? Berikut selengkapnya:
-
Siapa yang mendapat tarif khusus Trans Jateng? “Kami masih mendedikasikan kepada kawan-kawan buruh, pelajar, orang tua, dan veteran dengan tarif khusus sebagai tindakan afirmasi terhadap mereka,“ ujar Ganjar.
-
Kenapa Jawa Tengah jadi daerah tujuan mudik terbanyak? Lima daerah destinasi mudik tertinggi pada Lebaran 2023 adalah: Jawa Tengah (32,75 juta orang), Jawa Timur (24,6 juta orang), Jawa Barat (20,72 juta orang), Jabodetabek (8,07 juta orang), dan Yogyakarta (5,9 juta orang).
-
Bagaimana Trans Jateng terintegrasi dengan layanan lain? Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bahwa BRT Trans Jateng Koridor VII terintegrasi dengan layanan Trans Jateng rute Solo-Sumberlawang di Terminal Tipe A Tirtonadi dan transportasi umum di sekitarnya.
-
Kenapa Trans Jateng Solo-Wonogiri diluncurkan? Peluncuran layanan transportasi itu merupakan jawaban dari pemerintah untuk memberi akses bagi masyarakat di tiga daerah.
-
Apa saja yang disediakan Transjakarta? Selain menyediakan kantong parkir, pihak Transjakarta juga melakukan penambahan total 300 unit armada saat Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK. Dukungan ini, kata Ayu diharapkan bisa memudahkan mobilitas masyarakat yang ingin menghadiri Misa Agung bersama Paus Fransiskus.
-
Kenapa bus masih menjadi moda transportasi favorit? Hingga kini, bus tetap menjadi moda transportasi darat favorit masyarakat.
Tanggal 7 Juli 2017 merupakan hari bersejarah di mana Bus Trans Jateng pertama kali diluncurkan. Saat itu rute yang pertama kali dibuka adalah rute Stasiun Semarang Tawang-Terminal Bawen.
Seiring kesuksesannya, bus Trans Jateng meluncurkan rute kedua pada 13 Agustus 2018, yaitu koridor Terminal Bulupitu (Purwokerto)-Terminal Bukateja (Purbalingga).
Setahun berselang, tepatnya pada 28 Oktober 2019, dibuka rute ketiga yaitu koridor Terminal Mangkang (Semarang)-Terminal Bahurekso (Kendal).
Rute keempat dan kelima Trans Jateng diluncurkan dalam waktu yang berdekatan, yaitu Koridor Terminal Kutoarjo (Purworejo)-Terminal Borobudur (Magelang) dan Terminal Tirtonadi (Solo)-Terminal Sangiran (Sragen)-Terminal Sumberlawang (Sragen). Masing-masing rute diluncurkan pada 1 dan 3 September 2020.
Foto: Rute Trans Jateng Semarang-Bawen
Rute keenam yang diluncurkan Trans Jateng adalah koridor Terminal Penggaron (Kota Semarang)-Terminal Gubug (Grobogan) pada 13 Oktober 2021. Serta rute ketujuh yang diluncurkan adalah koridor Terminal Tirtonadi (Solo)-Terminal Wonogiri.
Foto: Rute Trans Jateng Terminal Tirtonadi-Sumberlawang
Dilansir dari Wikipedia, Bus Trans Jateng beroperasi menggunakan armada bus sedang yang didominasi warna merah. Semua armada dilengkapi GPS, pendingin udara, sarana hiburan berupa radio, serta papan informasi tujuan.
Sementara untuk prasarananya adalah halte, baik halte permanen maupun portabel serta halte lantai bawah. Semua halte itu didominasi warna merah. Setiap halte dilengkapi dengan informasi nama halte maupun peta penunjuk rute yang dilalui.
Kepala Balai Transportasi Dinas Perhubungan Jawa Tengah mengatakan bahwa tarif Bus Trans Jateng cukup terjangkau. Untuk pelajar, buruh dan veteran tarifnya Rp2 ribu. Sementara untuk penumpang umum Rp4 ribu.
Besaran tarif itu, menurut Agung, lebih hemat dibandingkan mereka menggunakan sepeda motor pribadi.
Oleh karenanya, koridor yang ada diharapkan mampu menunjang aktivitas pelajar dan buruh. Termasuk, menunjang kegiatan masyarakat lain, seperti ibu yang ke pasar, atau lainnya.
Agung menilai, kehadiran BRT untuk memenuhi keinginan masyarakat akan kebutuhan transportasi. Selain murah, keberadaan BRT juga mampu mengurangi tingkat pemakaian kendaraan bermotor di jalan raya.
Oleh karena itu, BRT Trans Jateng pun hadir dengan biaya yang murah, tapi tetap memerhatikan kenyamanan.
“Itu juga bisa mengurangi kemacetan, mengurangi kecelakaan, polusi. Itu yang kita harapkan,” imbuh Agung dikutip dari Jatengprov.go.id.