Muncul Rasa Aman Semu, Ini Kata Pakar UGM Terkait Dampak Vaksinasi di Indonesia
Merdeka.com - Sejak pertama kali tiba di Indonesia pada 6 Desember 2021, Vaksin Virus Corona telah diberikan pada lebih dari 9 juta jiwa. Namun nyatanya kasus positif COVID-19 tetap bertambah, bahkan sesekali jumlahnya melonjak hingga menciptakan krisis di rumah sakit rujukan.
Menurut ahli epidemologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad, adanya vaksinasi justru memunculkan rasa aman semu bagi sebagian warga sehingga menjadi abai terhadap protokol kesehatan karena merasa dirinya sudah kebal terhadap COVID-19.
“Jangan malah justru menimbulkan rasa aman semu karena toh divaksinasi tidak membuat orang 100 persen terhindar dari infeksi COVID-19,” kata Riris dikutip dari ANTARA pada Jumat (28/5).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
Upaya Pemerintah
©2021 Merdeka.com/Imam Buhori
Menurut Riris, saat ini upaya vaksinasi COVID-19 masih terus digencarkan pemerintah untuk dapat mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok di tengah masyarakat.Untuk dapat mencapai herd immunity, vaksinasi harus diberikan kepada warga minimal 70 persen dari penduduk Indonesia.
“Sekarang berapa banyak sih yang sudah vaksinasi, paling baru mencapai tiga persen dari populasi. Dengan demikian kira-kira ada dampak atau tidak?” ungkap Riris.
Efek Samping Vaksinasi
©2021 Merdeka.com/Imam Buhori
Menurut Riris, adanya rasa aman semu itu merupakan efek samping vaksinasi secara komunitas di mana orang-orang tidak memahami secara penuh batasan dari vaksinasi. Oleh sebab itu, menurutnya, masyarakat yang telah menerima vaksin harus tetap menerapkan 5M mencakup mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas secara konsisten.
Dia menambahkan, tanpa menerapkan 5M yang ketat, penularan COVID-19 berpotensi akan terus terjadi meski sebagian warga masih disuntik vaksin COVID-19.
“Tidak ada cara lain kecuali 5M sampai beberapa tahun ke depan. Kalau tidak, resiko kita tertular makin tinggi,” jelas Riris.
Hilangkan Budaya Sungkan
Sementara itu, Satpol PP DIY meminta anggota “Jaga Warga” di pedukuhan mampu menghilangkan budaya rasa sungkan saat mengingatkan warga untuk menaati protokol kesehatan. Apalagi, berdasarkan hasil evaluasi, banyak berlangsung kegiatan silaturahmi atau berkunjung antar keluarga di tingkat RT dengan mengabaikan protokol kesehatan.
“Di tempat umum seperti di jalan raya memang mengenakan masker, namun di lingkungan terkecil di tingkat RT masih ada silaturahmi antar keluarga yang dilakukan tanpa prokes. Ada kumpul-kumpul tapi tidak mengenakan masker,” kata Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad, Jumat (28/5). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia
Baca Selengkapnya