Pakar UGM Prediksi COVID-19 Selesai Akhir Mei, Ini Penjelasannya
Merdeka.com - Merebaknya Virus Corona atau COVID-19 belum berakhir. Pasien yang positif terkena pandemi itu terus bertambah, begitu pula dengan jumlah korban meninggal. Per Jumat (3/4), jumlah kasus positif Virus Corona di Indonesia berjumlah 1.986 orang, sementara itu jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 181 orang.
Merebaknya virus tersebut juga berdampak pada berbagai sektor. Tempat pariwisata sepi pengunjung, pedagang sepi pembeli, begitu pula penginapan sepi karena imbauan untuk tidak bepergian dari pemerintah. Sementara itu belum ada kepastian kapan wabah ini akan berakhir.
Guru Besar Statistika Fakultas MIPA UGM Prof. Dr. Rer. Nat Dedi Rosadi S.Si., M. Sc memprediksi wabah COVID-19 akan berakhir pada akhir Mei, tepatnya pada 29 Mei 2020. Bagaimana perhitungannya?
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan Puasa Rajab 2024 berakhir? Puasa Rajab 2024 sampai tanggal tanggal 8 Februari 2024 atau 27 Rajab.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan bulan Rajab 2024 berakhir? Menjawab kapan bulan Rajab 2024 berakhir, merdeka.com merujuk pada kalender Hijriyah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, di mana tanggal 1 Rajab 1445 H jatuh pada 13 Januari 2024. Oleh karenanya, bulan Rajab 1445 H jatuh pada Sabtu, 13 Januari 2024 dan berakhir pada 29 Rajab 1445 H, 10 Februari 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara menghitung Lebaran 2025? Penetapan ini menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang diterapkan oleh Muhammadiyah.
Prediksi Dibuat oleh Sejumlah Pakar Matematika
2012 Merdeka.com/Shutterstock/Alexander Raths
Dilansir dari Kagama.co pada Kamis (2/4), Dedi mengatakan prediksi matematika dalam menghitung kapan COVID-19 berakhir di Indonesia itu dibuat oleh sejumlah pakar. Para pakar itu di antara lain Heribertus Joko (Alumnus FMIPA UGM) dan Dr. Fidelis I Diponegoro yang juga penulis buku Worry Marketing dan alumnus PPRA Lemhanas RI.
Melalui model yang telah dibuatnya bersama para pakar matematika, Dedi optimis merebaknya Virus Corona akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei dengan jumlah pasien sebanyak 6.174 orang.
Probabilistik Data-Driven Model
Model matematika yang telah dibuat Dedi dan dua rekannya sesama ilmuwan matematika itu, dinamakan model probabilistik. Model ini dibuat berdasarkan pada data nyata atau probabilistik data-driven model (PPDM).
Menurut Dedi, data hasil statistik itu perlu disampaikan karena adanya kecenderungan hasil prediksi matematika terhadap penderita COVID-19 yang ia nilai terlalu bombastis dan berlebihan.
Penambahan Maksimal pada Minggu Kedua April
purwakartakab.go.id 2020 Merdeka.com
Menurut Dedi, dengan model matematika ini diprediksi penambahan maksimum total penderita COVID-19 setiap harinya terjadi pada minggu kedua Bulan April 2020, yaitu antara 7-11 April.
"Akan terjadi penambahan sebanyak 740 hingga 800 pasien per-empat hari dan jumlah itu akan menurun setelahnya," ujar Dedi dilansir dari Kagama.co pada Kamis (2/4).
Pemerintah Perlu Melakukan Intervensi Ketat
Agar prediksi itu benar-benar tepat, Dedi menyarankan agar masyarakat tidak mudik lebaran dan tidak pula menyelenggarakan Sholat Tarawih di masjid selama lebaran. Selain itu intervensi ketat perlu dilakukan pemerintah agar wabah COVID-19 tidak menyebar.
Dedi menyarankan bagi pemerintah untuk melakukan parsial lockdown dan pengawasan social distancing yang ketat agar wabah ini benar-benar berakhir pada Juni 2020.
Prediksi Berjalan Sangat Baik
ugm.ac.id
Menurut Dedi, sejauh ini model PPDM dapat memprediksi total penderita COVID-19 dengan sangat baik. Model PPDM memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh model matematika lainnya.
"Total data penderita COVID-19 dapat digambarkan dengan baik menggunakan model ini. pasalnya, meskipun sederhana, akurasi prediksi satu harian ke depan sangat baik," ujar Dedi, Kamis (2/4).
Kesalahan Prediksi di Bawah Satu Persen
Menurut Dedi, sejauh ini dalam dua minggu belakangan rata-rata kesalahan prediksi hanya sebesar 1,5 persen. Sementara itu dalam empat hari terakhir sejak Kamis (26/3), model tersebut sangat akurat karena eror yang dihasilkan berada di bawah satu persen.
Usai diujikan prediksi selama empat hari terakhir, model ini ternyata sangat akurat dengan kesalahan yang dihasilkan berada di bawah satu persen.
"Eror maksimal 0,9 persen dan eror minimalnya 0,18 persen," ujar Dedi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi masa pancaroba di tahun 2024 terjadi pada Maret sampai April.
Baca SelengkapnyaSaat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada periode puncak musim hujan November – Desember 2024 diprakirakan terjadi yang antaranya di Sumatera, Pulau Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.
Baca Selengkapnya