Penggunaan Masker Bisa Sebabkan Kekurangan Oksigen? Begini Penjelasan Dokter RSA UGM
Merdeka.com - Bermanfaat sebagai penangkal virus, banyak orang yang percaya bahwa penggunaan masker memiliki efek samping yaitu bisa menyebabkan kekurangan oksigen. Tak hanya itu, penggunaan masker yang terlalu lama juga dipercaya bisa menyebabkan penimbunan karbondioksida yang bisa menyebabkan pusing, mual, sakit kepala, dan detak jantung yang meningkat.
Hal tersebut yang terkadang menjadi dalih orang-orang yang tetap “ngeyel” tidak mau menggunakan masker. Tapi asumsi itu dibantah oleh Dokter Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada dr. Mahatma Sotya Bawono.
“Belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berdampak negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen,” ujar Mahatma dikutip dari ANTARA pada Rabu (12/8).
-
Apa saja penyakit yang dicegah masker? Penyakit yang dapat dicegah dengan penggunaan masker. 1. COVID-19, 2. Tuberkulosis (TB), 3. Influenza, 4. Cacar air, 5. Gondong.
-
Kenapa masker penting untuk cegah COVID-19? Penggunaan masker dapat mencegah penularan COVID-19 dengan cara menghalangi droplets dari orang yang terinfeksi agar tidak menyebar ke orang lain. Selain itu, penggunaan masker juga dapat melindungi diri sendiri dari droplets yang berasal dari orang lain.
-
Apa efek buruk masker pada keseimbangan pH kulit? Jika saja kamu menggunakan jenis masker wajah yang tidak tepat dan dilakukan terlalu sering, maka pH yang terdapat pada kulit justru bisa berkurang.
-
Apa dampak janggut pada kinerja masker oksigen? Salah satu penelitian menemukan kebocoran antara 16 dan 67 persen terjadi pada penumpang yang berjanggut di balik masker oksigen.
-
Bagaimana janggut mempengaruhi masker oksigen? “Tiga masker oksigen populer yang disetujui TSO dan dilengkapi dengan regulator yang dipasang di masker diuji untuk menentukan apakah penurunan kinerja akan terjadi akibat adanya rambut di wajah,“ jelas laporan tersebut tentang salah satu penelitian tersebut. “Data yang dihasilkan dari pengujian ini menunjukkan bahwa penurunan kinerja memang terjadi ketika terdapat bulu wajah di sepanjang permukaan penyegelan masker oksigen kru. Penurunan ini sebanding dengan jumlah bulu wajah yang ada, jenis masker yang dikenakan, sistem suspensi yang terkait dengan masker, dan tingkat latihan yang dilakukan individu tersebut.“
-
Apa manfaat masker wajah untuk kulit? Masker wajah dapat membantu menutrisi kulit Anda dan memberikan kelembaban ekstra.
Menurut doket spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dan bedah kepala leher ini, amannya penggunaan masker telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan. Berikut selengkapnya:
Bukti Kalau Masker Aman
©2020 Merdeka.com/Dedi Rahmadi
Mahatma memberi contoh, dalam operasi yang berlangsung selama beberapa jam, belum dijumpai kasus kalau ada dokter maupun tenaga medis yang mengalami keracunan karbondioksida maupun kekurangan oksigen hingga dia pingsan. Padahal, selama operasi itu, mereka diwajibkan untuk menggunakan masker.
“Kalau sampai ada nakes yang pingsan, itu bukan murni karena maskernya. Perlu dilihat juga ada faktor lain pada individu tersebut. Bisa jadi mereka sedang lapar maupun dehidrasi sehingga tanpa masker pun sudah ada risiko pingsan,” kata Mahatma.
Masih Ada Celah Udara Pada Masker
©Shutterstock
Menurut Mahatma, penggunaan masker justru sangat dianjurkan pada masa pandemi ini. Hal ini dikarenakan sudah ada penelitian yang menyatakan kalau masker sangat efektif mengurangi transmisi Virus Corona yang berukuran nanometer.
Walau begitu, setebal apapun maskernya, tetap masih bisa ditembus oksigen dan karbondioksida sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara dalam pemakaiannya.
“Masih ada celah untuk udara bertukar. Kalau tidak tembus sama sekali, tiga menit setelah pemakaian masker bisa langsung pingsan,” ungkap Mahatma.
Gunakan Masker dengan Benar
©https://blog.japanesecreations.com/
Karena hal itulah Mahatma mengimbau pada masyarakat agar tidak khawatir dalam menggunakan masker karena fungsinya yang bisa mencegah diri dari penularan virus.
Namun dia mengimbau pada masyarakat agar tidak menggunakan masker N-95 yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan yang bersinggungan langsung dengan pasien Virus Corona.
“Memakai masker N-95 memang kurang nyaman dan sangat melelahkan. Oleh karena itu masyarakat umum cukup memakai masker kain tiga lapis saja dengan memperhatikan cara penggunaan dan melepasnya dengan benar,” kata Mahatma.
Aman Digunakan Saat Berolahraga
©Pixabay
Sementara itu dokter spesialis paru-paru RSA UGM dr. Siswanto menambahkan bahwa sebenarnya pemakaian masker juga aman saat berolahraga dan tidak mengganggu fungsi paru-paru.
Dia menjelaskan dari sisi fisiologis, kapasitas paru-paru manusia jauh lebih tinggi hingga 200 kali dari kapasitas jantung dan pembuluh darah.
“Penggunaan masker dapat menurunkan risiko tertular COVID-19 dan tidak ada perbedaan dampak negatif pada fungsi paru maupun parameter metabolik,” kata Siswanto dikutip dari ANTARA pada Rabu (12/8). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaKendati mengalami rasa nyeri dan sakit kepala yang tak kunjung hilang, dokter menyarankan untuk membatasi waktu konsumsi obat nyeri.
Baca SelengkapnyaNggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenggunakan tabir surya merupakan hal yang penting bagi kondisi kulit kita.
Baca SelengkapnyaPenggunaan laser wajah di klinik kecantikan perlu diperhatikan karena bisa berdampak buruk pada kesehatan kulit.
Baca SelengkapnyaKendati dipercaya bisa bermanfaat untuk mata, namun penggunaan bunga telang bisa menimbulkan infeksi.
Baca SelengkapnyaZat hasil pembakaran sampah dapat berisiko meningkatkan potensi kanker pada manusia.
Baca Selengkapnya