Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret Seni Reog Jalanan di Klaten, Jadi Hiburan Pengguna Jalan Jogja-Solo

Potret Seni Reog Jalanan di Klaten, Jadi Hiburan Pengguna Jalan Jogja-Solo Aksi pengamen reog di Jalan Jogja-Solo, Kabupaten Klaten. ©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Merdeka.com - Panas matahari tak menggoyahkan semangat para seniman reog yang biasa tampil di Jalan Jogja – Solo, Simpang Bendogantungan, Kecamatan Klaten Selatan, Jawa Tengah, Sabtu (5/11). Setiap harinya atraksi mereka mencuri perhatian para pengguna jalan.

Di sana mereka tampak lincah memainkan berbagai peran reog mulai dari celeng, jaran, topeng ganong hingga warok. Sebagai penanda atraksi, seorang pemain akan memukulkan pecut ke aspal hingga terdengar suara menggelegar.

“Kalau yang dibawain di sini itu kesenian reog, dan di sini para pemainnya harus bisa semua karena akan memainkan karakter celeng, topeng warok, ganongan maupun pecut,” kata salah satu pemain reog jalanan, Penceng (30) saat ditemui Merdeka di lokasi.

Diiringi Musik Modern hingga Tradisional

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Penceng menceritakan, dalam setiap penampilannya mereka diiringi musik modern hingga tradisional yang diputar lewat speaker kecil di pinggir jalan. Irama musiknya akan menyesuaikan atraksi yang ditampilkan.

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Dirinya menyebut bahwa banyak para pengguna jalan yang merasa terhibur dengan pertunjukan kesenian yang dimainkan. Hal ini menjadi penyemangat mereka untuk berkarya di jalan dengan tidak mengganggu arus lalu lintas.

“Di sini itu kami ngamen reog bersama sekitar 15 orangan. Sistem atraksinya itu setiap satu jam gentian. Ada yang turun, ada yang istirahat dan memang di sini asli Klaten semua,” lanjut Penceng antusias.

Dimulai Sejak Pagi hingga Malam

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Para seniman jalan ini biasanya mulai berkumpul di lokasi setiap hari, mulai pukul 06.00 WIB pagi hingga pukul 19.00 WIB petang. Sebelum beratraksi, mereka terlebih dahulu berdandan dengan berbagai karakter reog.

Untuk lokasinya tidak pernah pindah. Bahkan sejak beberapa tahun sebelum masa pandemi Covid-19 mereka masih tetap mengamen di Simpang Bendogantungan, Klaten.

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Saat ditanya soal penghasilan, Penceng mengaku bahwa dari sini bisa memenuhi kebutuhan hidup walau tidak menentu. Hal terpenting baginya, serta para pemain lain adalah rasa syukur atas rezeki yang diberikan pada hari itu.

“Pendapatannya tidak nentu juga. Kadang besar kadang kecil, dan kami di sini sama semua dibagi rata penghasilannya, yang penting kita semangatnya menampilkan kesenian ini,” lanjutnya.

Risiko Reog Jalanan

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Para pemain reog jalanan ini bukan tanpa risiko. Ribuan kendaraan menjadi ancaman kecelakaan bagi mereka saat mencari nafkah.

Belum lagi soal cuaca yang tidak menentu, membuat penghasilan mereka terkadang terganggu bahkan menurun drastis.

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Selain itu, mereka juga pernah mendapat teguran dari pihak kepolisian hingga Satpol PP. Meski begitu, berkat izin dari masyarakat serta adanya upaya evaluasi dari masing-masing pemain, kondisi ini bisa diminimalisir.

“Risikonya banyak. Di sini truk atau bus kan kalo ngerem nggak bisa mendadak, jadi kita harus nyesuaikan dengan durasi lampu merah. Dulu pernah juga dapat teguran, yang penting kata polisi kita jaga peraturan dan jaga ketertiban, dengan tidak mengganggu lalu lintas. Kalau dapat teguran pasti kita langsung perbaiki,” lanjut Penceng. 

Membantu Warga Terdampak Pandemi Covid-19

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Kesenian reog jalanan ini juga membantu pemain yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Salah satu pemain bernama Ali (30), yang merasa beruntung setelah menjadi anggota kesenian reog jalanan ini.

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Diungkapkan Ali, dirinya sempat terdampak pandemi hingga harus diberhentikan dari tempat kerja sebelumnya di sebuah pabrik, kawasan Klaten. Sempat menganggur beberapa waktu, pimpinan reog jalanan Klaten bernama Bagong, kemudian mengajaknya untuk bergabung.

“Saya ikut kesenian Reog ini belum lama, sekitar setengah tahun. Saya ikut ini setelah sebelumnya berhenti kerja di pabrik karena terdampak pandemi. Sebelumnya perusahaan di tempat bekerja itu mungkin mengalami penurunan omzet, sehingga saya dirumahkan. Awalnya saya ikut ini sempat canggung, karena baru pertama kali. Tapi setelah berlatih, akhirnya terbiasa,” kata pria 30 tahun itu.

Mengangkat Kesenian Reog

aksi pengamen reog di jalan jogja solo kabupaten klaten

©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Selain untuk mencari nafkah, Penceng, Ali dan para pemain reog lainnya memiliki semangat lain yang sama. Mereka ingin mengangkat kembali kesenian reog jatilan yang sempat menurun akibat perubahan zaman.

Diharapkan dengan adanya atraksi kesenian reog di jalanan lampu merah Simpang Bendo ini, kesenian asli tanah Jawa tersebut bisa terus terangkat. Para pengguna jalan pun bisa terhibur dan mengenal kesenian daerah asalnya.

“Harapannya dengan adanya kesenian jalanan reog ini, budaya Indonesia jangan sampai hilang dan jangan sampai direbut negara lain, kami ingin bareng-bareng nguri-nguri (melestarikan) kebudayaan Jawa agar terus terangkat,” kata Ali.  (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penghuni Kos Bagikan Keseruan Anak-Anak Main Kesenian Reak, Jadi Normal Day di Bandung Timur
Penghuni Kos Bagikan Keseruan Anak-Anak Main Kesenian Reak, Jadi Normal Day di Bandung Timur

Seorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.

Baca Selengkapnya
Meriah, Khitanan Gibran Diarak Pakai Kuda Renggong Sekampung Turun Ke Jalan Berjoget
Meriah, Khitanan Gibran Diarak Pakai Kuda Renggong Sekampung Turun Ke Jalan Berjoget

Potret meriah Gibran diarak keliling kampung pakai Kuda Renggong.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung
Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung

Tradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci

Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.

Baca Selengkapnya
Apa itu Alat Musik Ritmis? Berikut Jenis dan Cara Menggunakannya
Apa itu Alat Musik Ritmis? Berikut Jenis dan Cara Menggunakannya

Merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian alat musik ritmis, jenis, dan cara menggunakannya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kesenian Badogar, Reog Khas Garut tapi Pakai
Mengenal Kesenian Badogar, Reog Khas Garut tapi Pakai "Domba"

Garut juga punya Reog loh, tapi pakai "domba" sudah mengetahuinya?

Baca Selengkapnya
Serunya Seni Barong Geni Khas Gegesik Cirebon, Atraksi Semburan Apinya Curi Perhatian
Serunya Seni Barong Geni Khas Gegesik Cirebon, Atraksi Semburan Apinya Curi Perhatian

Kesenian ini menarik untuk disimak karena menampilkan kekayaan budaya asli Cirebon.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tari Melemang dari Riau, Kesenian Klasik Penghibur Raja dengan Gerakan Akrobatik
Uniknya Tari Melemang dari Riau, Kesenian Klasik Penghibur Raja dengan Gerakan Akrobatik

Tarian ini bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga ditampilkan dalam acara-acara resmi dan festival budaya Melayu di Bitan dan Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kesenian Ogleg, Tarian Khas Kulon Progo yang Punya Gerakan Unik dan Lahir di Masa Sulit
Mengenal Kesenian Ogleg, Tarian Khas Kulon Progo yang Punya Gerakan Unik dan Lahir di Masa Sulit

Kini kesenian Ogleg mengalami ancaman kesulitan regenerasi karena rata-rata pemainnya sudah berusia 45-50 tahun.

Baca Selengkapnya