Simbol Kesetaraan, Ini 5 Fakta Sejarah Penggunaan Bahasa Jawa Ngapak
Merdeka.com - Bahasa Ngapak atau Bahasa Jawa Banyumasan memiliki tutur bahasa Jawa yang berbeda dari daerah lain. Bahasa ini digunakan oleh masyarakat yang tinggal di eks-karesidenan Banyumas yang dulunya melingkupi wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Namun tak hanya di wilayah Kabupaten Banyumas, pada nyatanya Bahasa Ngapak juga banyak digunakan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Dilansir dari Uinjkt.ac.id, penggunaan dialek ini ditemukan pada daerah Jawa Tengah bagian barat. Selain itu di luar Jawa Tengah, dialek itu juga bisa ditemukan di wilayah Cirebon dan Banten Utara.
Penggunaan dialek ini tak bisa lepas dari faktor politik pada masa Kerajaan Mataram. Pada waktu itu, kerajaan itu menerapkan pendisiplinan mulai dari tutur kata, perilaku, hingga busana sesuai tingkatan sosial di tengah masyarakat.
-
Kenapa orang Jawa menggunakan kata bahasa Jawa? Kata-kata Bahasa Jawa kerap kali menarik untuk dilontarkan kala berkumpul dengan keluarga atau nongkrong bareng teman. Ditambah lagi, banyak orang yang menilai logat Bahasa Jawa itu terkesan unik dan kocak.
-
Contoh akulturasi apa di Jawa Tengah? Adanya rumah-rumah dengan arsitektur nuansa China Kuno yang terdapat di daerah Tembang dan Lasem, Jawa Tengah.
-
Bagaimana Balai Bahasa Jateng berkontribusi dalam pelestarian budaya Jawa? “Kami mohon bantuan Balai Bahasa Jateng. Kita bersama-sama menjaga kelestarian bahasa. Karena bahasa daerah, kalau di Jawa berkorelasi langsung dengan budi pekerti sehingga harus betul-betul kita jaga. Bahasa Jawa itu ada tingkatannya, dari anak kecil kepada orang tua maupun orang lain. Ini nilai budi pekertinya sangat tinggi,“ ujar Sumarno.
-
Bagaimana bahasa Indonesia menjembatani perbedaan budaya? Melalui Bahasa Indonesia, masyarakat dapat berdiskusi untuk memahami tentang budaya masing-masing dan menumbuhkan rasa saling menghargai serta menjaga kelestariannya.
-
Kapan orang Jawa biasanya menggunakan kata bahasa Jawa? Kata-kata Bahasa Jawa kerap kali menarik untuk dilontarkan kala berkumpul dengan keluarga atau nongkrong bareng teman.
-
Apa yang dihibahkan Balai Bahasa Jateng ke Pemprov Jateng? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
Awal Mula Kemunculan Bahasa Ngapak
©Kelaspoliglot.net
Dilansir dari Newswantara.com, kemunculan bahasa Ngapak tak lepas dari keberadaan Kerajaan Galuh Purba yang menjadi cikal bakal kerajaan lain di Jawa. Dulunya, kerajaan ini memiliki wilayah yang cukup luas meliputi Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bumiayu, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Kedu, Kebumen, hingga Purwodadi.
Walaupun pada akhirnya terpecah menjadi Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah dan Galuh di Jawa Barat, namun hubungan keduanya terjalin baik dengan adanya perkawinan antar kerajaan.
Dari keturunan Kerajaan Galuh Purba inilah muncul dialek bahasa Jawa Kulon yang meliputi Sub Dialek Banten Lor, Sub Dialek Cirebon, Sub Dialek Banyumasan, dan Sub Dialek Bumiayu. Dialek-dialek itulah yang kemudian dikenal dengan Bahasa Ngapak.
Bahasa Jawa Asli
Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, bahasa Ngapak disebut sebagai bahasa Jawa asli. Menurut pengamat budaya Heru Satoto, Bahasa Jawa yang digunakan di daerah Solo dan Jogja merupakan bahasa Jawa baku yang telah mengalami lima tahap perkembangan sejarah.
Sementara itu, bahasa Ngapak disebut sebagai bahasa Jawa tahap awal atau Jawadwipa. Bahasa ini disebut sebagai bahasa murni orang Jawa.
Dipengaruhi oleh Faktor Politik
©2019 Merdeka.com/Shutterstock
Penggunaan Bahasa Jawa Ngapak sebenarnya juga tak lepas dari pengaruh politik Kerajaan Mataram pada saat itu. Pada waktu kekuasaan Mataram, kerajaan saat itu menerapkan pendisiplinan salah satunya soal tutur kata. Maka dari itulah muncul tingkatan bahasa seperti “kromo alus”, “kromo lugu”, dan “ngoko”.
Sementara itu wilayah Ngapak jauh dari pusat pemerintahan Kerajaan Mataram. Maka dari itu wilayah tersebut tidak begitu terpengaruh aturan tingkatan bahasa. Hal inilah yang membuat masyarakat di sana menggunakan bahasa Jawa tanpa menggunakan tingkatan unggah-ungguh yang telah dikeluarkan pihak kerajaan.
Perbedaan Bahasa Jawa Ngapak dengan Bahasa Jawa Baku
©Kelaspoliglot.net
Dilansir dari Uinjkt.ac.id, ada dua hal yang membedakan bahasa Jawa Ngapak dengan Bahasa Jawa bagian timur. Salah satunya akhiran ‘a’ tetap diucap ‘a’, berbeda dengan bahasa Jawa baku yang diucap ‘o’.
Selain itu kata-kata yang berakhiran huruf mati dilafalkan dengan nada penuh, artinya ada penekanan tersendiri terhadap akhir dari huruf konsonan pada kata. Hal inilah yang membuat bahasa Ngapak diidentikkan dengan bahasa “medhok”.
Simbol Kesetaran
©jatengprov.go.id
Berbeda dengan bahasa Jawa baku yang terdiri dari beberapa tingkatan, bahasa Ngapak cenderung “blak-blakan” dan tidak memedulikan status sosial. Mereka menganggap golongan priyayi sama saja dengan orang biasa.
Dilansir dari Uinjkt.ac.id, ilmuwan bahasa Suhardi melihat bahasa Ngapak menyimbolkan kesederhanaan dan kelugasan orang Banyumas. Selain itu penggunaan bahasa ini menjadi benteng terakhir dari identitas budaya Banyumas di tengah perubahan dan kemajuan masyarakat.
Budaya yang mengedepankan kesetaraan itulah yang membuat kekuatan solidaritas dan kerukunan terjalin pada masyarakat Banyumas. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa memiliki makna yang mendalam dalam budaya dan tradisi Jawa.
Baca SelengkapnyaKereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.
Baca SelengkapnyaTradisi khas masyarakat Minahasa ini menjunjung tinggi simbol gotong royong yang dipadukan dengan rempah-rempah yang sudah melekat erat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi tentang 30 ucapan selamat ulang tahun bahasa Jawa yang penuh doa dan harapan.
Baca SelengkapnyaMenamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaBerikut pantun Bahasa Ngapak Tegal lucu yang cocok jadi referensi hiburan di kala senggang.
Baca SelengkapnyaKata baku dan tidak baku kerapkali digunakan dalam keseharian manusia. Begini penjelasan lengkap beserta contohnya.
Baca SelengkapnyaSebuah bentuk kesenian tradisional rakyat Melayu ini menciptakan ruang bagi berkumpulnya masyarakat dari berbagai kelas.
Baca Selengkapnya