Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Simbol Kesetaraan, Ini 5 Fakta Sejarah Penggunaan Bahasa Jawa Ngapak

Simbol Kesetaraan, Ini 5 Fakta Sejarah Penggunaan Bahasa Jawa Ngapak Sejarah Bahasa Ngapak. ©jatengprov.go.id

Merdeka.com - Bahasa Ngapak atau Bahasa Jawa Banyumasan memiliki tutur bahasa Jawa yang berbeda dari daerah lain. Bahasa ini digunakan oleh masyarakat yang tinggal di eks-karesidenan Banyumas yang dulunya melingkupi wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara.

Namun tak hanya di wilayah Kabupaten Banyumas, pada nyatanya Bahasa Ngapak juga banyak digunakan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Dilansir dari Uinjkt.ac.id, penggunaan dialek ini ditemukan pada daerah Jawa Tengah bagian barat. Selain itu di luar Jawa Tengah, dialek itu juga bisa ditemukan di wilayah Cirebon dan Banten Utara.

Penggunaan dialek ini tak bisa lepas dari faktor politik pada masa Kerajaan Mataram. Pada waktu itu, kerajaan itu menerapkan pendisiplinan mulai dari tutur kata, perilaku, hingga busana sesuai tingkatan sosial di tengah masyarakat.

Awal Mula Kemunculan Bahasa Ngapak

sejarah bahasa ngapak

©Kelaspoliglot.net

Dilansir dari Newswantara.com, kemunculan bahasa Ngapak tak lepas dari keberadaan Kerajaan Galuh Purba yang menjadi cikal bakal kerajaan lain di Jawa. Dulunya, kerajaan ini memiliki wilayah yang cukup luas meliputi Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bumiayu, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Kedu, Kebumen, hingga Purwodadi.

Walaupun pada akhirnya terpecah menjadi Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah dan Galuh di Jawa Barat, namun hubungan keduanya terjalin baik dengan adanya perkawinan antar kerajaan.

Dari keturunan Kerajaan Galuh Purba inilah muncul dialek bahasa Jawa Kulon yang meliputi Sub Dialek Banten Lor, Sub Dialek Cirebon, Sub Dialek Banyumasan, dan Sub Dialek Bumiayu. Dialek-dialek itulah yang kemudian dikenal dengan Bahasa Ngapak.

Bahasa Jawa Asli

Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, bahasa Ngapak disebut sebagai bahasa Jawa asli. Menurut pengamat budaya Heru Satoto, Bahasa Jawa yang digunakan di daerah Solo dan Jogja merupakan bahasa Jawa baku yang telah mengalami lima tahap perkembangan sejarah. 

Sementara itu, bahasa Ngapak disebut sebagai bahasa Jawa tahap awal atau Jawadwipa. Bahasa ini disebut sebagai bahasa murni orang Jawa.

Dipengaruhi oleh Faktor Politik

kraton jogja dan solo

©2019 Merdeka.com/Shutterstock

Penggunaan Bahasa Jawa Ngapak sebenarnya juga tak lepas dari pengaruh politik Kerajaan Mataram pada saat itu. Pada waktu kekuasaan Mataram, kerajaan saat itu menerapkan pendisiplinan salah satunya soal tutur kata. Maka dari itulah muncul tingkatan bahasa seperti “kromo alus”, “kromo lugu”, dan “ngoko”.

Sementara itu wilayah Ngapak jauh dari pusat pemerintahan Kerajaan Mataram. Maka dari itu wilayah tersebut tidak begitu terpengaruh aturan tingkatan bahasa. Hal inilah yang membuat masyarakat di sana menggunakan bahasa Jawa tanpa menggunakan tingkatan unggah-ungguh yang telah dikeluarkan pihak kerajaan.

Perbedaan Bahasa Jawa Ngapak dengan Bahasa Jawa Baku

sejarah bahasa ngapak

©Kelaspoliglot.net

Dilansir dari Uinjkt.ac.id, ada dua hal yang membedakan bahasa Jawa Ngapak dengan Bahasa Jawa bagian timur. Salah satunya akhiran ‘a’ tetap diucap ‘a’, berbeda dengan bahasa Jawa baku yang diucap ‘o’.

Selain itu kata-kata yang berakhiran huruf mati dilafalkan dengan nada penuh, artinya ada penekanan tersendiri terhadap akhir dari huruf konsonan pada kata. Hal inilah yang membuat bahasa Ngapak diidentikkan dengan bahasa “medhok”.   

Simbol Kesetaran

sejarah bahasa ngapak

©jatengprov.go.id

Berbeda dengan bahasa Jawa baku yang terdiri dari beberapa tingkatan, bahasa Ngapak cenderung “blak-blakan” dan tidak memedulikan status sosial. Mereka menganggap golongan priyayi sama saja dengan orang biasa.

Dilansir dari Uinjkt.ac.id, ilmuwan bahasa Suhardi melihat bahasa Ngapak menyimbolkan kesederhanaan dan kelugasan orang Banyumas. Selain itu penggunaan bahasa ini menjadi benteng terakhir dari identitas budaya Banyumas di tengah perubahan dan kemajuan masyarakat.

Budaya yang mengedepankan kesetaraan itulah yang membuat kekuatan solidaritas dan kerukunan terjalin pada masyarakat Banyumas. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
35 Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa, Sopan dan Penuh Makna
35 Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa, Sopan dan Penuh Makna

Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa memiliki makna yang mendalam dalam budaya dan tradisi Jawa.

Baca Selengkapnya
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Malam Bakupas, Simbol Kebersamaan Masyarakat Minahasa yang Masih Terawat
Mengenal Malam Bakupas, Simbol Kebersamaan Masyarakat Minahasa yang Masih Terawat

Tradisi khas masyarakat Minahasa ini menjunjung tinggi simbol gotong royong yang dipadukan dengan rempah-rempah yang sudah melekat erat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
30 Ucapan Selamat Ulang Tahun Bahasa Jawa dan Artinya yang Penuh Doa dan Harapan Baik
30 Ucapan Selamat Ulang Tahun Bahasa Jawa dan Artinya yang Penuh Doa dan Harapan Baik

Merdeka.com merangkum informasi tentang 30 ucapan selamat ulang tahun bahasa Jawa yang penuh doa dan harapan.

Baca Selengkapnya
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam

Menamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
15 Pantun Bahasa Ngapak Tegal Lucu dan Menghibur, Cocok Jadi Hiburan di Waktu Senggang
15 Pantun Bahasa Ngapak Tegal Lucu dan Menghibur, Cocok Jadi Hiburan di Waktu Senggang

Berikut pantun Bahasa Ngapak Tegal lucu yang cocok jadi referensi hiburan di kala senggang.

Baca Selengkapnya
Kata Baku dan Tidak Baku, Ini Pengertian Perbedaan Antara Keduanya Lengkap dengan Ragam Contohnya
Kata Baku dan Tidak Baku, Ini Pengertian Perbedaan Antara Keduanya Lengkap dengan Ragam Contohnya

Kata baku dan tidak baku kerapkali digunakan dalam keseharian manusia. Begini penjelasan lengkap beserta contohnya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Betandak Dangkong, Kesenian Tradisional Simbol Persatuan Masyarakat Kepulauan Riau
Mengenal Betandak Dangkong, Kesenian Tradisional Simbol Persatuan Masyarakat Kepulauan Riau

Sebuah bentuk kesenian tradisional rakyat Melayu ini menciptakan ruang bagi berkumpulnya masyarakat dari berbagai kelas.

Baca Selengkapnya