Tinggal di Perumahan Rawan Longsor, Begini Antisipasi Bencana Warga Setempat
Merdeka.com - Dalam sebuah video yang diunggah akun YouTube J. Christiono pada Minggu (5/3), sebuah kawasan perumahan bernama Ungaran Asri Regency, yang berada di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, berada di tepian tebing yang sudah dalam kondisi longsor.
Kondisi itu membuat beberapa rumah di sana mengalami retak-retak di bagian dalamnya. Ada pula plafon-plafon rumah yang hancur hingga menyisakan rangka dan genteng. Rencananya rumah-rumah di sana akan direlokasi, namun itu baru sekadar wacana. Hingga saat ini wacana itu belum terealisasi.
Curah hujan yang saat ini masih tinggi membuat bayangan longsor susulan menghantui. Lalu apa langkah antisipasi warga Ungaran Asri Regency dalam menghadapi ancaman bencana? Berikut selengkapnya:
-
Di mana tanah longsor di Sragen terjadi? Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Bagaimana kondisi rumah setelah longsor? Kondisi rumah-rumah yang berada di lokasi bencana tampak banyak yang hancur rata dengan tanah. Rumah yang masih berdiri sudah tak lagi menyisakan atap atau tembok dinding.
-
Bagaimana warga Kampung Kopen Lama mengantisipasi longsor? Agar sesuatu yang lebih parah tidak terjadi, warga setempat kemudian mencarikan seekor kambing yang orang setempat menyebutnya 'Wedus Kendit'.
-
Dimana saja wilayah rawan longsor di Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng.
-
Dimana longsor itu terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
Berada di Tepian Tebing yang Curam
©YouTube/J Christiono
Dalam video itu, tampak Perumahan Ungaran Asri Regency berada di tepian tebing yang curam. Ada beberapa rumah yang mengalami rusak parah sehingga penghuninya harus mengungsi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh warga, kompleks perumahan itu masih berada dalam pengelolaan pembangunnya dan belum diserahkan kepada pemerintah daerah setempat.
Di bagian bawah tebing, terlihat tumpukan ban bekas dan di sana terlihat pula aliran air bawah tanah yang mengalir cukup deras.
Cara Warga Mengantisipasi Longsor Susulan
©YouTube/J Christiono
Stefan Edy dari Jaga Wana Rescue mengatakan, pihaknya bersama warga melakukan penguncian tanah guna menghindari longsor susulan dengan menggunakan kain perca dan ban bekas.
“Kalau hanya ban bekas, air masih bisa masuk di sela-sela ban. Nah untuk menguncinya, kami kasih kain perca. Kain perca yang terdorong itu akan semakin kuat dan semakin mengunci dengan lumpur-lumpur halus yang masuk. Di sini kita membuat pilar dari kain, rata-rata panjangnya 2-3 meter sebagai rekayasa akar tunggang, untuk mengikat rangkaian ban-ban dan untuk mempertahankan retakan-retakan,” kata Stefan dikutip dari kanal YouTube J. Christiono.
Butuh Ribuan Ban Bekas
©YouTube/J Christiono
Warga setempat dilibatkan untuk menumpuk ban bekas di lokasi longsor. Dibutuhkan sekitar 1.500 ban bekas untuk mengunci gerakan tanah yang bisa memicu longsor.
Diperkirakan butuh ribuan ban bekas lagi agar pergerakan tanah bisa terkunci. Apalagi di dalam tanah itu ada aliran sungai bawah tanah yang arusnya cukup deras.
“Mungkin ada donatur yang bersedia membantu, alangkah sangat baik untuk membantu lingkungan di Ungaran ini,” kata J. Christiono dalam kanal YouTube miliknya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaPemprov DKI merilis informasi peringatan kewaspadaan bencana tanah longsor di wilayah Jakarta bulan November 2024.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.
Baca SelengkapnyaBanjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Semeru terjadi sepekan terakhir. Ini fakta terbarunya.
Baca SelengkapnyaMereka beraksi bak peselancar andal yang ditonton banyak orang.
Baca SelengkapnyaPuluhah unit mobil di area parkir basemen Apartemen Serpong Garden, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang terendam air limpasan anak Kali Cisadane,.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaBanjir menggenangi puluhan rumah warga dan mengakibatkan tanah longsor di beberapa lokasi di Malang.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini, isu megathrust kembali mencuat. Salah satu daerah yang berpotensi terdampak megathrust adalah Bantul.
Baca Selengkapnya