Warga Magelang Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Gantung, Kondisi Memprihatinkan
Merdeka.com - Akses jalan masih menjadi salah satu kendala mobilitas warga yang tinggal di pelosok desa. Terkadang jalan satu-satunya menuju desa tertutup longsor, terkadang jembatan desa putus, dan ada pula yang akses menuju desa itu benar-benar sulit karena medan yang harus dilalui.Ada pula fasilitas jalan yang kondisinya memprihatinkan.
Di Magelang, para warga tetap nekat melewati jembatan gantung yang kondisinya memprihatinkan demi bisa mencapai pusat kota. Jembatan yang melintang di atas Sungai Progo itu dianggap menjadi rute tercepat bagi para warga untuk bisa mencapai Kota Magelang.Berikut selengkapnya:
Kondisinya Memprihatinkan
-
Bagaimana warga melintas jembatan rusak itu? Warga harus bertaruh nyawa saat melintas di jembatan penghubung dua kecamatan itu.
-
Dimana Jembatan Gantung itu berada? Lokasi persis jembatan gantung ini berada di Dukuh Pidik, Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal.
-
Di mana warga seberangi jembatan bambu? Di sana, penduduk harus menyeberangi Sungai Cisangu menggunakan jembatan ala kadarnya yang terbuat dari batang bambu.
-
Apa yang digunakan Jembatan Gantung itu? Dulu jembatan itu digunakan untuk lori yang mengangkut kayu.
-
Kenapa warga takut lewat jembatan rusak itu? 'Takut kalau lewat, gemetar mah ada. Terus harus pegang, takut ke bawah (jatuh) aja ini mah,' terangnya.
-
Apa masalah dari jembatan gantung di Lebak? Kondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
©YouTUbe/Liputan 6 SCTV
Banyak warga yang melewati jembatan itu demi akses menuju tempat kerja. Namun kondisi jembatan itu sungguh memprihatinkan. Tak jarang warga terpeleset dan hampir terjatuh ke sungai karena kondisi jembatan yang licin.
“Setiap hari untuk kerja, antar sekolah. Ada jalan lain tapi memutar sampai Bandongan. Saya sempat jatuh, tapi aduh Ya Allah sempat trauma,” kata Suyati, salah seorang warga, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Kamis (9/3).
Pernah Putus
©YouTUbe/Liputan 6 SCTV
Jembatan yang memiliki panjang 100 meter dan lebar 1,5 meter ini hanya terbuat dari bambu yang dipaku dan digantung dengan anyaman kawat. Mau tidak mau, warga tetap menggunakan jembatan itu walau kondisinya membahayakan. Apalagi saat pagi hari warga sampai harus bergantian untuk menyeberangi jembatan.
“Jembatannya sudah benar-benar parah, terus itu kan dibuat dari bambu dan paku. Itu kan kalau ibu-ibu lewat bisa jatuh. Biasanya pada menjerit,” kata anggota Kodim 0705 Magelang, Serda Fatqu Muin.
Pada tahun 2011 lalu jembatan gantung tersebut pernah putus. Saat itu sebanyak 11 orang jadi korban karena jatuh ke sungai. Warga berharap pemerintah bisa membangun jembatan yang layak dan aman dilintasi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
Baca SelengkapnyaBahkan dikabarkan pernah ada warga yang meninggal dunia usai terjatuh dari atas jembatan saat menyeberangi sungai tersebut.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaDari video detik-detik jembatan roboh, terlihat tali seling pada jembatan mendadak putus.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga menyeberangi sungai membawa jenazah yang akan dimakamkan di pemakaman itu viral di media sosial
Baca SelengkapnyaSaking macetnya, terkadang Satlantas Polresta Pati juga membagikan nasi bungkus gratis bagi pengguna jalan yang terjebak.
Baca SelengkapnyaMeski sudah tak layak pakai, masih banyak kendaraan roda empat yang nekat lewat karena jembatan merupakan akses penghubung antara dua kabupaten.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang merekam jembatan ekstrim di Serdang Bedagai viral di media sosial. Jembatan itu terlihat sangat rapuh dan berbahaya bila dilewati kendaraan.
Baca SelengkapnyaJembatan darurat ini terdiri dari rangkaian pipa besi dengan jalur pejalan kaki yang terbuat dari papan kayu.
Baca SelengkapnyaMereka membangun tenda darurat tersebut karena wilayah pemukiman mereka kerap dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca Selengkapnya