4 Kisah Sunan Drajat yang Jarang Diketahui, Pernah Kecelakaan hingga Kapalnya Hancur
Merdeka.com - Makam Sunan Drajat di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur selalu ramai dikunjungi peziarah. Para peziarah datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Sebelum diangkat menjadi Wali, Sunan Drajat bernama Raden Qosim. Ia merupakan putra dari perkawinan Sunan Ampel dengan Retno Ayu Manila.
Semasa hidupnya, Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial dan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Ia menyantuni anak yatim piatu, memberi makan fakir miskin, serta memberi perlindungan kepada orang yang tidak berdaya.
-
Kenapa orang berkunjung ke Makam Mbah Marijan? Meskipun hanya makam biasa, namun hingga kini banyak wisatawan yang berkunjung ke sana baik untuk berziarah. Ada juga yang hanya sekadar ingin mengetahui kisah Mbah Marijan selama menjadi guru kunci Merapi.
-
Kenapa makam di Waduk Jatigede sering diziarahi? Walau posisinya berada di tengah waduk, ketiga makam ini konon selalu diziarahi oleh warga, baik setempat maupun luar kota.Rata-rata mereka ingin napak tilas kejayaan kerajaan Tembong Agung dan Sumedang Larang di masa silam.
-
Di mana petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon? Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
-
Kenapa petilasan Sri Aji Jayabaya ramai dikunjungi? Petilasan Sri Aji Jayabaya merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
-
Mengapa banyak orang berziarah ke makam Nyai Hamdanah? 'Jika kalian ingin mempunyai istri salihah, maka berziarahlah di makam Nyai Hamdanah,' demikian ujar Mbah Moen, sapaan akrab Kiai Maimoen Zubair.
-
Apa yang ada di petilasan Sunan Kalijaga? Untuk ruang pertama difungsikan untuk tawasul atau mengerjakan amalan demi mendekatkan diri pada Allah SWT. Ruangan kedua juga sama, sebagai tempat Tawasul dan dekat dengan makam-makam.Untuk ruangan terakhir digunakan untuk tempat beristirahat Sunan Kalijaga, lengkap dengan kasur, kelambu dan alat tidur lainnya.
Pandai Baca-Tulis Alquran Sejak Kecil
muslimmatters.org
Raden Qosim dikenal sudah pandai membaca dan menulis Alquran sejak usianya masih enam tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan agam di bawah bimbingan sang ayah di Pondok Pesantren Ampel, Raden Qosim menunaikan ibadah haji ke Mekah sembari memperdalam ilmu agama di sana.
Sepuluh tahun kemudian, Raden Qosim kembali ke Tanah Jawa untuk melaksanakan tugas dakwah Islam sebagaimana pesan sang ayah.
Selamat dari Kecelakaan Laut
Suatu hari, Raden Qosim hendak meneruskan dakwah ke suatu daerah. Ia menumpang perahu nelayan yang sedang mencari ikan di perairan Surabaya-Tuban. Nahas, perahu yang ditumpangi mengalami kecelakaan karena menabrak karang. Selain membuat kapal hancur, insiden itu juga menyebabkan para penumpang kapal terjatuh ke laut.
Tiba-tiba muncul seekor ikan hiu. Ikan itulah yang kemudian menyelamatkan Raden Qosim dan mengantarnya hingga ke daratan, seperti pengisahan Purwantini, dkk, dalam penelitian berjudul Folklor Rakyat: Sarana Penyebarluasan Tempat-Tempat Wisata Kabupaten Lamongan (Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 2001: 20-24)
Sebutan Sunan Drajat
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sementara penyebutan Sunan Drajat tidak terjadi begitu saja. Dalam menjalankan dakwahnya, Raden Qosim berhasil menaikkan martabat manusia, baik dari segi ekonomi, derajat sosial, maupun ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ia disebut sebagai Sunan Drajat.
Semasa hidupnya, Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial dan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Ia menyantuni anak yatim piatu, memberi makan fakir miskin, serta memberi perlindungan kepada orang yang tidak berdaya.
Ajaran Sunan Drajat
Ajaran Sunan Drajat yang dikenal luas oleh masyarakat yakni:
1. Menehono teken marang wong kang wulo.
2. Menehono mangan marang wong kang luwe.
3. Menehono ngiyup marang wong kang kodanan
4. Menehono busono marang wong kang mudo.
Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, artinya seperti ini:
1. Berilah tongkat kepada orang buta.
2. Berilah makan kepada orang kelaparan.
3. Berilah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan.
4. Berilah pakaian kepada orang yang telanjang.
(mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca SelengkapnyaSaking berpengaruhnya di masa lalu, makam-makam ini sering diziarahi walau kondisi tidak surut.
Baca SelengkapnyaTak hanya soal keindahan alamnya, ternyata Karimunjawa juga punya berbagai peninggalan sejarah.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaDi masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lokal yang baru tahu jika bangunan tersebut adalah makam.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaLokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca Selengkapnya