Fungsi Kapak Lonjong dan Jenis-Jenis Lainnya dari Zaman Neolitikum, Patut Diketahui
Peralihan manusia dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi masyarakat agraris ditandai dengan penemuan artefak kapak lonjong.
Peralihan manusia dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi masyarakat agraris ditandai dengan penemuan artefak kapak lonjong.
Fungsi Kapak Lonjong dan Jenis-Jenis Lainnya dari Zaman Neolitikum, Patut Diketahui
Zaman neolitikum atau zaman batu baru merupakan revolusi dalam kehidupan manusia pra-sejarah atau pra-aksara. Kapak lonjong yang ditemukan di berbagai situs arkeologis, menjadi bukti keterampilan teknologi tinggi pada zaman Neolitikum tersebut.
Manusia-manusia purba di zaman neolitikum hidup dengan cara bercocok tanam dan beternak untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Manusia pra-sejarah atau pra-aksara juga telah hidup dengan cara menetap (sedenter), tak lagi nomaden (berpindah-pindah).
Zaman batu memang meninggalkan banyak perkakas unik yang masih dipelajari hingga saat ini. Alat-alat atau perkakas ini juga banyak ditemukan di wilayah Indonesia, membuktikan bahwa peradaban manusia purba di wilayah kita pun juga mengalami kemajuan yang sama pesatnya.
-
Bagaimana cara peneliti mengetahui fungsi alat penggiling dari Zaman Neolitikum? Pada percobaan tersebut, proses penggilingan biji-bijian, tanaman lain, tulang, atau pigmen menghasilkan jejak makro dan mikro khas pada permukaan alat yang digunakan, termasuk retakan, pembulatan tepi biji-bijian individual, area yang rata, garis-garis, dan berbagai jenis polesan.
-
Apa fungsi kapak perunggu? Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang penggemar sejarah bernama Denis Konkol, yang kemudian memberitahu pihak berwenang setempat. Di Polandia, dilarang melakukan pencarian artefak dengan detektor logam, baik untuk penggunaan komersial atau pribadi kecuali mendapat izin, dan semua temuan harus dilaporkan dan menjadi milik negara. Setelah melakukan pemeriksaan di lokasi penemuan, arkeolog menemukan kelima kapak tersebut dalam radius beberapa puluh meter, terkubur pada kedalaman 20 hingga 30 sentimeter di bawah lapisan rumput dan humus.
-
Bagaimana kalung Neolitikum dibuat? Setelah menganalisis komposisi, pengerjaan, dan tata letak aksesoris ini, penulis menyimpulkan bahwa aksesoris itu adalah kalung terdiri dari beberapa susun komposit tunggal yang telah hancur berantakan.
-
Kapan kalung Neolitikum dibuat? Kalung ini dipakai anak berusia delapan tahun yang dimakamkan di sebuah kuburan di desa Neolitikum di Ba'ja, Yordania, antara 7400 dan 6800 SM.
-
Dimana kalung Neolitikum ditemukan? Kalung ini dipakai anak berusia delapan tahun yang dimakamkan di sebuah kuburan di desa Neolitikum di Ba'ja, Yordania, antara 7400 dan 6800 SM.
-
Kenapa kapak perunggu ditemukan? Kelima kapak tersebut berasal dari periode 1700 dan 1300 SM dan kemungkinan merupakan penimbunan ritual yang bersifat pemujaan.
Dan, salah satu alat atau perkakas yang digunakan oleh manusia zaman neolitikum adalah kapak lonjong. Kehadiran kapak lonjong bukan hanya sebagai alat fungsional semata, tetapi juga mencerminkan peran pentingnya dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Neolitikum, di mana pertanian dan pengolahan sumber daya alam menjadi landasan peradaban baru.
Lantas, apa saja fungsi kapak lonjong tersebut? Bagaimana ciri-cirinya? Berikut penjelasan selengkapnya yang menarik untuk dipelajari.
Zaman Neolitikum
Zaman neolitikum atau zaman batu muda merupakan revolusi dalam kehidupan manusia pra-sejarah/pra-aksara. Hal ini terkait dengan pemikiran mereka untuk tidak menggantungkan diri dengan alam dan mulai berusaha untuk menghasilkan makanan sendiri (food producing) dengan cara bercocok tanam.
Selain bercocok tanam manusia prasejarah/pra-aksara juga mulai beternak sapi dan kuda yang diambil dagingnya untuk dikonsumsi. Manusia pra-sejarah/pra-aksara juga telah hidup dengan menetap (sedenter), mengutip Julian H. Steward dalam Richard B. Lee & Irven de Vore (ed), Man the Hunter.
Mereka membangun rumah-rumah dalam kelompok-kelompok yang mendiami suatu wilayah tertentu. Peralatan yang digunakan juga telah diasah dengan halus sehingga kelihatannya lebih indah. Kebudayaan mereka juga telah mengalami kemajuan yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka menghasilkan gerabah dan tenunan.
Pola hidup menetap yang mereka jalani menghasilkan kebudayaan yang lebih maju, karena mereka mempunyai waktu luang untuk memikirkan kehidupannya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman neolitikum ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.
Keberadaan dan Fungsi Kapak Lonjong
Kapak lonjong adalah salah satu alat yang digunakan oleh manusia di zaman neolitikum. Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak persegi, di Indonesia juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong.
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
Kapak lonjong berukuran besar disebut dengan walzenbeil dan yang berukuran kecil disebut dengan kleinbeil. Fungsi kapak lonjong sendiri hampir sama dengan kapak persegi. Ya, fungsi kapak lonjong adalah untuk memotong kayu. Fungsi kapak lonjong lainnya adalah untuk kegiatan berburu hewan sebagai bahan makanan manusia purba.
Kapak lonjong pertama kali ditemukan oleh T. Harrison. Penemuan ini didapatkan dari hasil ekskavasi dan penelitian yang ia lakukan di daerah Gua Niah, Sarawak, Malaysia.
Berdasarkan hasil uji menggunakan karbon C-14, diperkirakan kapak lonjong ini sudah ada sejak tahun 6000 sebelum Masehi atau sudah berusia sekitar 8000 tahun.
Sebagian besar peninggalan kapak lonjong ditemukan di daerah Papua. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para Arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
Ciri-Ciri Kapak Lonjong
Kapak lonjong dapat dikatakan demikian jika ia memiliki ciri-ciri tertentu. Berikut adalah ciri khas yang dimiliki oleh kapak lonjong:
1. Memiliki penampang yang berbentuk lonjong
Sesuai dengan namanya, kapak lonjong memiliki ciri khas penampang yang berbentuk lonjong. Karena ciri inilah benda ini dinamakan dengan nama kapak lonjong.
2. Bagian ujung berbentuk lancip
Ciri khas lainnya dari kapak lonjong yaitu bagian ujung kapak berbentuk agak lancip. Sisi lancip dari kapak lonjong ini biasanya berfungsi sebagai bagian tangkai kapak.
Hal ini membantu penggunanya untuk bisa menggenggam kapak ini. Namun, ada juga beberapa kapak lonjong yang dibuat dengan tambahan tangkai dari bahan lain seperti kayu atau pun bambu.
3. Bagian ujung kapak lainnya berbentuk agak bulat dan tajam
Jika salah satu bagian ujung kapak lonjong berbentuk lancip, maka bagian ujung kapak lonjong yang lainnya berbentuk agak bulat dan tajam. Bagian yang inilah yang digunakan untuk memotong dan memangkas sebagai kapak.
4. Dibuat dari bahan dasar batu
Kapak lonjong berasal dari zaman neolitikum atau jaman batu muda. Tak heran, di zaman ini sebagian besar perkakas terbuat dari batu. Termasuk juga bahan dasar pembuatan kapak lonjong. Biasanya, batu yang digunakan untuk pembuatan kapak lonjong yaitu batu kali yang berwarna hitam atau batu nefrit yang berwarna agak hijau tua.
Jenis-Jenis Kapak Lain dari Zaman Neolitikum
Zaman Neolitikum melibatkan evolusi dalam teknologi dan perkakas manusia. Kapak merupakan salah satu perkakas utama yang menunjukkan kemajuan peradaban pada masa itu.
Berbagai jenis kapak digunakan untuk keperluan berbeda, dan berikut adalah beberapa jenis kapak yang umum digunakan pada Zaman Neolitikum:
1. Kapak Lonjong
Kapak lonjong adalah jenis kapak yang paling umum ditemukan pada Zaman Neolitikum. Kapak ini memiliki bentuk yang tajam dan lonjong, dengan tangkai yang rata. Fungsinya melibatkan pemotongan kayu untuk keperluan konstruksi, pertanian, dan berbagai kegiatan sehari-hari. Kapak lonjong sering kali terbuat dari batu, tetapi beberapa juga ditemukan terbuat dari bahan tanduk, tulang, atau logam.
2. Kapak Berkepala Ganda
Kapak berkepala ganda memiliki dua ujung yang tajam di kedua sisinya, yang membuatnya sangat efisien untuk tugas-tugas pemotongan. Kapak ini dapat digunakan dengan dua cara, tergantung pada kebutuhan penggunanya. Meskipun jarang ditemukan, kapak berkepala ganda menunjukkan tingkat keahlian dan pemikiran desain yang tinggi.
3. Kapak Persegi atau Segitiga
Beberapa kapak Neolitikum memiliki bentuk persegi atau segitiga. Bentuk ini memberikan kelebihan dalam mengatasi berbagai tugas, termasuk pemotongan kayu dan bebatuan. Kapak dengan bentuk ini sering kali menjadi pilihan bergantung pada kebutuhan spesifik masyarakat atau pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Kapak Tumpul
Meskipun mungkin terdengar kontradiktif, kapak tumpul juga memiliki peran penting. Kapak ini dirancang khusus untuk merobek atau menghancurkan bahan, seperti kulit atau tulang, daripada memotong kayu. Fungsi ini membuatnya ideal untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti pembuatan pakaian atau perkakas dari bahan organik.
5. Kapak Tangan atau Alat Penggergajian
Kapak tangan, yang juga disebut sebagai alat penggergajian, memiliki gigi-gigi kecil di sepanjang tepi pisau. Ini memungkinkan kapak ini berfungsi mirip dengan gergaji dan berguna untuk pemotongan yang lebih presisi, seperti pembuatan benda-benda kecil atau ukiran.