Kisah Pilu Bayi Derita Epilepsi hingga Rubella, Bolak-balik Antarkota untuk Berobat
Merdeka.com - Seorang bayi berusia 11 bulan di Kelurahan Tinalan, Kota Kediri, Jawa Timur menderita sakitepilepsi suspect ensefalitis, congenital rubella syndrome, dan pipotiroid. Ketiga penyakit itu membuat sang bayi harus mengalami pengobatan rutin di rumah sakit.
Pengobatan yang ia jalani tidak hanya dilakukan di Kota Kediri, tetapi juga di Kota Surabaya. Praktis, bayi tersebut harus dibawa bolak-balik dari Kota Kediri ke Surabaya dalam kurun waktu relatif singkat.
Pengobatan dan terapi rutin yang dilakukan untuk memulihkan kondisi bayi membutuhkan biaya tak sedikit. Beruntung, keluarga bayi tersebut memperoleh uluran tangan Pemerintah Kota (pemkot) Kediri.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Apa saja gejala epilepsi pada anak? Setelah mengetahui cara menangani anak yang mengalami penyakit epilepsi maka berikut ini adalah gejala yang akan dialami anak yang mengalami epilepsi: 1. Mengangguk dengan ritme yang rapi 2. Berkedip sangat cepat 3. Tidak menanggapi suara yang bising 4. Bibir anak berwarna biru 5. Pernapasan tidak normal
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kenapa epilepsi bisa terjadi pada anak? Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat atau aktivitas sel saraf di otak. Epilepsi bisa juga terjadi pada anak.
-
Apa yang terjadi pada bocah tersebut? Tampak kepala seorang bocah tersangkut di kolong roda bus. Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
Bantuan Pemkot
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengungkapkan bahwa pemerintah membantu pengobatan dan terapi yang dijalani bayi tersebut dengan ditanggung oleh BPJS. Selain itu, keluarga bayi tersebut juga diberi bantuan penunjang seperti biaya transportasi pendamping, biaya tambahan makanan gizi, dan lain sebagainya.
"Semoga bantuan yang diberikan dapat membantu meringankan beban, segera ada perkembangan membaik. Orang tuanya diberikan kesabaran menjalani semuanya," ungkap Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri, Selasa (9/5/2023).
Dia menambahkan, warga Kota Kediri yang membutuhkan bantuan dapat menyampaikan kepada pemkot.
"Warga tidak mampu yang membutuhkan bantuan bisa berkirim surat kepada Wali Kota Kediri. Layanan kesehatan sudah ditanggung BPJS, namun untuk penunjang berobat kami berikan untuk di luar layanan kesehatan,” jelasnya, dikutip dari ANTARA.
Bolak-balik Antarkota
©2014 Merdeka.com
Bayi perempuan tersebut harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk melakukan pengobatan. Selain itu, bayi tersebut juga harus menjalani terapi di RSUD Gambiran, Kota Kediri. Terapi tersebut dilakukan dua kali dalam satu pekan.
Bayi 11 bulan itu didiagnosis Epilepsi Suspect Ensefalitis karena mengalami kejang-kejang setelah kelahirannya.
Resti Tabita, orang tua bayi tersebut berterima kasih kepada Pemkot Kediri karena telah memberikan perhatian kepada buah hatinya. Bantuan tersebut, kata dia, sangat membantu dalam proses pengobatan anaknya. Dia menceritakan, sang anak diharuskan mengonsumsi susu ketocal yang merupakan susu tinggi lemak dan rendah kalori.
"Bantuan saya gunakan untuk membeli obat yang tidak di-cover BPJS dan susu. Terima kasih atas bantuannya," ujarnya.
(mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rangga nampak sedang bermain bersama teman-temannya di sekitar kolam ikan.
Baca SelengkapnyaKedua orang tuanya mengupayakan segala kemampuan untuk proses pengobatan sang anak, tapi tidak semua obat mampu mereka tebus.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mengungkap misteri penyakitnya. Dari wajah melepuh hingga keputusan berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaSang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSebelumnya ia berkeliling dari Sukabumi, Cianjur dan beberapa daerah lainnya. Diketahui namanya Rosmini (55)
Baca SelengkapnyaPenyakit yang diidap oleh Lettu GDW, menyebabkan yang bersangkutan bisa melakukan tindakan yang dia tidak sadari.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaPerkara ini bermula pada Oktober 2022. Saat memasuki usia 16 bulan, korban seringkali muntah. Dia berinisiatif memberikan obat.
Baca SelengkapnyaPada petugas, wanita itu mengaku punya masalah keluarga yang sudah terjadi sejak sekitar 14 tahun lalu dan dia mengemis untuk mencari nafkah.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Selengkapnya