Pemuda Magetan Sukses Bisnis Kaus Tema Budaya Jawa, Belajar Autodidak Kini Punya Puluhan Karyawan
Kisah inspiratif pemuda Magetan memulai bisnis, belajar autodidak kini punya puluhan karyawan.
Tekad kuat tak menghianati hasil.
Pemuda Magetan Sukses Bisnis Kaus Tema Budaya Jawa, Belajar Autodidak Kini Punya Puluhan Karyawan
Pada era serba modern, produk fesyen dengan tema budaya tradisional masih banyak diminati. Salah satu merek pakaian asal Magetan, Paramesti bahkan mendulang keuntungan besar. Paramesti banyak diminati konsumen justru karena kental dengan nuansa budaya Jawa.
Baca Peluang
Pemilik Paramesti, M Ramdani Arifin menceritakan bahwa dirinya mempelajari budaya Jawa secara autodidak karena membaca peluang bagus pada bisnis ini.
"Pada saat itu masih sedikit yang mengangkat tema budaya Jawa, kami juga banyak mengikuti seminar," terang Ramdani.
Filosofi Paramesti
Paramesti diambil dari bahasa Sansekerta yang dapat diartikan "dia yang berdiri paling depan". Merek kaus ini diharapkan dapat menularkan konsep teladan kepada sesama manusia.
Setiap desain yang dibuat Paramesti mempunyai nilai-nilai baik yang dapat menjadi inspirasi kehidupan bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. (Foto: Instagram @paramesti.magetan)
Digital Marketing
Ramdani berupaya memahami strategi digital marketing. Ia membuat konten kreatif di media sosial. Konten-konten yang bertujuan untuk mengenalkan brand kepada pengguna medsos dapat dilihat melalui akun Instagram @paramesti.magetan dan akun Tiktok @paramesti_magetan. (Foto: liputan6.com)
Pandemi Covid-19 tiga tahun lalu membawa berkah tersendiri bagi Paramesti. "Masyarakat luas mulai merambah ke dunia online karena pandemi," lanjut Ramdani. (Foto: liputan6.com)
Paramesti juga menggunakan strategi soft selling dengan mengunggah konten-konten edukasi seperti pertunjukan wayang dan tradisi budaya Jawa lain. Dari sana, identitas Paramesti sebagai brand yang mengusung pelestarian budaya makin kuat terasa.
Ramdani bersyukur sekaligus tak menyangka dengan perkembangan bisnis yang dijalaninya sekarang.
Puluhan Karyawan
Awalnya, Ramdani hanya ditemani adiknya. Kini merek pakaian yang mereka bangun bisa memperkerjakan puluhan karyawan. "Saat memulai usaha, kami tidak ada pengalaman sama sekali tentang sablon, desain dan digital marketing. Sekarang kami berencana membuka cabang di beberapa kota," jelas lelaki 32 tahun itu, dikutip dari Liputan6.com.