Potret Menyayat Hati Anak Palestina Usia 6 Tahun Tak Punya Kaki & Tangan Akibat Kekejaman Israel, Pakai Sepatu Roda buat Bergerak
Dari sekian banyaknya potret pilu dari masyarakat Gaza, ada satu sosok bocah yang memiliki cerita menyayat hati.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, warga Palestina bertubi-tubi mendapat begitu banyak serangan brutal nan masif dari pasukan Israel. Buntutnya, penderitaan pahit dari masyarakat Palestina pun rasanya terus berlanjut.
Dari sekian banyaknya potret pilu dari masyarakat Gaza, ada satu sosok bocah yang memiliki cerita menyayat hati. Di usianya yang baru saja menginjak enam tahun, dia harus terpaksa kehilangan kaki hingga tangan.
Setiap harinya, dia rela menggunakan sepatu roda saat beraktivitas. Sosoknya pun turut membuat salah seorang pria dewasa di lokasi begitu tertegun. Berikut ulasan selengkapnya.
Bocah Palestina Tak Punya Kaki & Tangan
Potret pilu dari sosok bocah berusia enam tahun itu diungkap oleh salah seorang pria dewasa pemilik akun Instagram @karim_alhassani1. Videonya begitu mengudang perhatian hingga tampak dibagikan ulang dalam akun Instagram @middleeasteye beberapa waktu lalu.
Dalam video yang berhasil direkamnya, pria tersebut mengaku secara tidak sengaja bertemu dengan bocah disabilitas bernama Mohammed Saeed.
Dalam keterangannya, Saeed disebut jika dia harus mengalami amputasi pada beberapa bagian tubuhnya akibat dari serangan Israel yang menimpanya beberapa waktu lalu.
"Anak Palestina berusia enam tahun, Mohammed Saeed, diamputasi tiga kali lipat akibat serangan Israel," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @middleeasteye.
Alhasil, Saeed harus kehilangan kedua kaki serta satu tangan kanannya. Setiap hari, Saeed pun harus beraktivitas dengan bantuan sepatu roda yang dipasang di bagian lengan kanannya.
Dengan sepatu roda itu, Saeed dapat berjalan secara perlahan meski tanpa kedua kaki.
Diberi Doa Mendalam
Melihat nasib pilu yang dialami bocah bernama Saeed itu, sang perekam video mengaku tak bisa berkata-kata. Dia begitu tertegun melihat perjuangan hidup Saeed yang tak mudah usai kehilangan kaki hingga tangan.
Secara perlahan, sang perekam pun lantas menghampiri Saeed. Dengan kedua tangannya, dia mengusap pipi Saeed saat memberi doa mendalam.
"Tidak ada kekuatan kecuali Allah. Semoga Allah melindungi kamu," terangnya.
Kepada pengikutnya di media sosial, si perekam video lantas bercerita mengenai potret pilu yang baru saja dilihatnya kala itu. Dia berkisah saat pertama kali melihat Saeed yang berjalan di sekeliling tenda. Dia mengaku begitu terkaget sekaligus haru melihat sosok kecil yang berhati besar itu.
"Saudaraku, aku tidak pernah melihat ini sebelumnya. Aku berjalan dari tenda ke tenda dan secara tidak sengaja bertemu bocah ini. Saat aku melihatnya, aku segera merekamnya. Aku terkejut, aku tidak tahu harus bilang apa. Mereka ini benar-benar nyata, semoga Tuhan selalu melindungi dia dan keluarganya," ucapnya.
Banjir Air Mata
Seperti halnya sang perekam video, para pengguna media sosial juga tak sedikit yang merasa simpati melihat sosok Saeed.
Banyak yang kemudian menyematkan doa dan kebaikan bagi sang bocah di masa mendatang. Ada harapan agar bocah berusia enam tahun itu dapat menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
"Apakah dia menggunakan sepatu roda sebagai prostetik? Ya Tuhan 😢," tulis akun @azizi_skater
"Ya Tuhan, bayi malang ini. Saya tidak punya kata-kata untuk mengungkapkan kesedihan dan kemarahan mendalam yang saya rasakan," tulis akun @habibah.perez
"Semoga Allah melindungimu, sayangku.. dan semoga kamu segera menghirup #freepalestine❤️," tulis akun @nurul.iedha
"Nak, aku minta maaf atas apa yang telah kami lakukan padamu 🖤❤️🤍💚 semoga kamu dilindungi," tulis akun @reb.duce
Puluhan Ribu Nyawa Warga Palestina Melayang
Hingga kini, setidaknya lebih dari 43.552 warga Gaza, Palestina, wafat sejak 7 Oktober 2023 akibat genosida yang dilakukan Israel.
Laporan lain menambahkan ada sekitar 102.765 orang lebih terluka akibat serangan yang masif dan terus menerus. Sementara itu, ada ribuan korban lainnya yang dikhawatirkan masih terjebak di antara puing reruntuhan dan tidak bisa diakses oleh petugas.
Aksi genosida tersebut disinyalir menjadi cara Israel agar warga Gaza, Palestina segera mengosongkan dua lokasi di Gaza Utara dan salah satu kamp penduduk sebagai zona penyangga.
Meski begitu, mereka menyangkal dan bersikeras bahwa serangan hanya ditujukan kepada Hamas.