Potret Danau Umbulan Pasuruan, Sumber Mata Air Terbesar di Jawa Dulu hanya Bisa Dinikmati Orang Kaya
Salah satu sumber mata air terbesar di Pulau Jawa ini dulu hanya bisa dinikmati oleh orang kaya. Begini potretnya sekarang.

Tidak semua warga bisa merasakan kesegaran air dari Danau Umbulan.

Potret Danau Umbulan Pasuruan, Sumber Mata Air Terbesar di Jawa Dulu hanya Bisa Dinikmati Orang Kaya
Mata Air Umbulan
Mata Air Umbulan yang terletak di Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan adalah salah satu sumber air terbesar di Pulau Jawa. Mengutip laman its.ac.id, potensi yang terkandung pada mata air Umbulan sebesar 5.000 liter/detik.

Mata air Umbulan pertama kali dikelola oleh Inland Water Bedrij mulai tahun 1917. Awalnya, mata air ini hanya dimanfaatkan sebagai sumber air baku warga Belanda di Kota Pasuruan Jawa Timur.
(Foto: Google Maps Gagah Abiz)
Pada 1932, warga di Kota Surabaya, termasuk wilayah yang dilewati sistem pengairan mulai bisa merasakan kesegaran air Umbulan untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Jawa Timur. Sayangnya, tidak semua warga bisa menikmati air Umbulan ini. Hanya orang-orang Belanda dan pribumi yang mampu secara finansial yang bisa merasakan kesegaran air Umbulan.

Pada 1940, pengelolaan sumber mata air Umbulan dikelola oleh standgemente van Pasoeroean agar air Umbulan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Namun, upaya tersebut tidak berlangsung lama.
(Foto: Google Maps Gagah Abiz)

Ganti Pengelola
Setelah kemerdekaan Indonesia, sumber mata air Umbulan dikuasai oleh pemerintah daerah darurat. Selanjutnya, diambil alih oleh pemerintah Kota Pasuruan.
(Foto: Google Maps Rio Jepret)
Melalui proyek SPAM tahun 2017, dilakukan pemasangan pipa sepanjang 93 kilometer di daerah aliran mata air Umbulan. Pipa ini bertujuan untuk mengalirkan air ke sejumlah daerah di Jawa Timur.
(Foto: Google Maps Muhammad Isro')

Daerah yang merasakan kesegaran air Umbulan yakni Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, hingga Kabupaten Gresik. Proyek SPAM diresmikan Presiden Jokowi pada 22 Maret 2021.
(Foto: Google Maps Muhammad Zainal Arifin)
