Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Belajar hidup dari jeruji besi

Belajar hidup dari jeruji besi Lapas Nusakambangan. ©2014 merdeka.com/chandra iswinarno

Merdeka.com - "Kita di penjara kalau kita terapin itu, kita hidupnya tidak susah," kata Timong ketika ditanya soal kenangannya dari Penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, dua pekan lalu. Timong bernama asli Nanggo Kromang ini merupakan arsitek pelarian narapidana Nusakambangan.

Dia bersama 33 orang narapidana Lapas Permisan termasuk Jhoni Indo pernah membuat geger pemerintahan orde baru. Mereka menaklukkan penjaranya para bromocorah itu. Mereka menjebol pengamanan sipir tahun 1982.

Kini Timong tak seganas dulu ketika muda. Jeruji besi membuatnya belajar banyak soal sisi lain kehidupan. Kepada merdeka.com, Timong menceritakan ulang bagaimana pelarian itu bisa dilakukan. Namun dia meminta, pelarian yang sempat bikin geger itu harus diceritakan versi 34 narapidana yang ikut kabur.

Saban hari Timong menghabiskan waktunya bekerja sebagai calo penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Lelaki kelahiran Waibalun, Flores ini mencoba mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya. Dulu hidup liar di jalan, kini mencari nafkah dengan rejeki halal.

Timong bercerita jika penjara membuatnya mengerti karakter dan watak orang. Dari dalam penjara, Timong mencoba mengaplikasikannya untuk hidup berdampingan meski beda latar belakang. Bahkan dia percaya, jika penjara membuat orang menghormati satu sama lain. "Kita banyak belajar dari teman," ujarnya.

Hal paling berkesan dari penjara Nusakambangan bagi Timong adalah tidak ada kasta sesama narapidana. Selama dia menjalani hukuman, Timong merasa jika narapidana saling menghormati. "Kalau masyarakat semua dari penjara itu pasti akan saling menghargai," tuturnya.

Menurut dia berbuat baik di penjara itu tidak akan pernah dilupakan sesama narapidana. Timong sampai saat ini memang dikenal baik oleh kawan-kawannya. Di tempatnya mencari nafkah, hampir mayoritas penghuni terminal mengenal sosok Timong.

Albert, teman sekaligus atasannya dalam bekerja mengakui jika sejak keluar dari Nusakambangan, Timong memilih jalur hidup lain. Timong memilih bekerja menjadi calo ketimbang kembali ke jalanan.

Albert mengatakan jika Timong sudah bekerja bersamanya selama 20 tahun lebih. Bahkan Timong pun tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Jika tak sakit, Timong saban hari berada di Kampung Rambutan untuk mencari penumpang dengan tujuan Cilacap.

Saban mobilnya singgah, Timong mengelilingi terminal Kampung Rambutan untuk mencari penumpang. Bahkan tukang ojek pun sampai hafal, di mana biasanya Timong terlihat. "Waktunya kerja dia kerja," ujar Albert.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata-kata Bijak Menghargai Orang Lain, Cocok untuk Nasihat
Kata-kata Bijak Menghargai Orang Lain, Cocok untuk Nasihat

Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak menghargai orang lain yang cocok untuk nasihat.

Baca Selengkapnya
Kumpulan Peribahasa Minangkabau dan Artinya, Penuh Pesan Bijak dan Motivasi Hidup
Kumpulan Peribahasa Minangkabau dan Artinya, Penuh Pesan Bijak dan Motivasi Hidup

Simak kumpulan peribahasa Minangkabau dan artinya berikut ini. Berisi pesan bijak dan motivasi hidup.

Baca Selengkapnya
Kata-Kata Mutiara untuk Hidup Lebih Baik, Bisa Dijadikan Pedoman
Kata-Kata Mutiara untuk Hidup Lebih Baik, Bisa Dijadikan Pedoman

Di setiap untaian kalimatnya mengandung makna begitu dalam tentang kehidupan, kebijaksanaan hingga berisi motivasi.

Baca Selengkapnya