Bom bunuh diri untuk polisi
Merdeka.com - Dua bulan setelah memerintahkan anak buahnya memberikan nyawa sebagai kado pernikahan, Santoso kembali membuat teror lanjutan. Tepat bulan Oktober 2012, Santoso kembali melakukan aksi di Poso. Kali ini, dia lakukan menjelang malam perayaan Natal dan pergantian tahun 2013. Misinya adalah menguji daya ledak bom baru dibuat oleh Santoso.
Adalah Ato Margono, terdakwa tindak pidana terorisme juga anak buah dalam jaringan kelompok Santoso. Dia mendapatkan perintah dari Santoso untuk meledakkan bom rakitan baru dibikin. Bom itu menggunakan pemicu berupa alarm dari telepon genggam.
"Ini bom, tolong kamu bawa dan kamu pasang di mana saja, lebih bagus kalau di pasang di gereja, saya cuma mau tahu saja sampai di mana kekuatan ledakan bom ini, karena bom ini pakai bahan baru," ujar Santoso kepada Ato Margono dalam berkas persidangan diperoleh merdeka.com. Ato pun langsung menyanggupi permintaan komandan untuk menjalankan misi berikutnya.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Mengapa mafia TPPO terus beraksi? 'Tapi boleh dong saya memberi message kepada Pak Kapolri jangan hanya para kaki tangan atau ikan-ikan teri, ini ada bandar-bandarnya,' kata Benny dalam acara sosialisasi pencegahan TPPO di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (4/6).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
Kepada Ato, Santoso menunjukkan bungkusan dalam kantong plastik dia bawa. Isinya adalah rangkaian bom rakitan berdiameter 25 sentimeter dengan tinggi 15 sentimeter. Bom rakitan itu dibungkus menggunakan lakban warna cokelat. Di bagian atasnya, terdapat telepon genggam sebagai pemicu.
Tidak perlu waktu lama bagi Ato mempelajari cara mengaktifkan bom rakitan buatan Santoso. Tiga hari setelahnya, dia kemudian mengajak Arif Susanto untuk menjalankan misi dari Santoso. Kepada Arif, Ato mengajaknya untuk mengaktifkan bom. Tanggal 9 Oktober, mereka melakukan aksinya setelah dua jam menyetel bom untuk di aktifkan. Keduanya pun pergi mencari target sesuai permintaan Santoso.
Sekitar pukul delapan malam, mereka bergerak mencari target sasaran. Ato membawa motor, sementara Arif memangku bom yang ditaruh untuk diledakkan. Mereka pun bergerak menuju arah Kawua, Kecamatan Poso Kota Selatan. Kebetulan, Ato mengingat jika di sana ada gereja di tengah permukiman penduduk bisa dijadikan sasaran.
Namun bom itu urung diletakan karena mereka mencurigai seorang lelaki di depan gereja mengamati gerak-geriknya. Mereka pun kembali mencari target lain. Kebetulan, tidak jauh dari gereja itu mereka menemukan sebuah rumah. Rumah itu juga menjadi target sasaran mereka untuk peledakan. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk menaruh bom, akhirnya mereka meninggalkan lokasi kejadian. Tidak lama, bom berdaya ledak tinggi itu meledak dan meluluh lantakan mobil Toyota Avanza, tempat mereka menaruh bom. Tidak ada korban jiwa maupun luka dari ledakan itu.
Tidak puas sampai di situ, pada bulan Mei 2013, Santoso melakukan aksi teror kembali. Kini misinya ialah meledakkan kantor Polisi. Targetnya ialah Markas Kepolisian Resort Poso dengan bom bunuh diri. Melalui surat, Santoso mengirimkan pesan dalam waktu dekat akan melakukan aksi bom di Mapolres Poso. "Akan melakukan amaliyah istisyyahdiah di Mapolres Poso," kata Santoso dalam isi suratnya kepada Ato Margono.
Selang sebulan, pelaku bom bunuh diri pun mendatangi Ato. Adalah Mas Blimbing dikenal Ato, pria bakal melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso. "Ini namanya Mas Blimbing, Insya Allah besok pagi akan melakukan aksi di Mapolres Poso, nanti antum yang atur caranya dia mau start dari mana, saya cuma disuruh antar sampai di sini," ujar Ambo Intan, orang suruhan Santoso untuk mengantarkan pengantin bom bunuh diri itu kepada Ato. "Mas Blimbing sudah tahu itu nanti dia yang sambung dan ini motor yang akan dipakai besok,".
Ambo Intan pun meminta Ato dan Abu Jundi mengajak pengantin bom bunuh diri itu untuk menyurvei sasaran. Sesuai perencanaan, mereka kemudian membicarakan aksi bom bunuh diri bakal dilakukan. Targetnya ialah anggota polisi ketika sedang melakukan apel pagi. Mereka pun langsung memetakan jalan untuk masuk ke Mapolres Poso. Ato dan Abu Jundi adalah orang yang bertugas menunjukkan jalan bagi Blimbing untuk menjalankan aksinya.
Tidak perlu waktu lama, pagi hari mereka meledakkan bom di Mapolres Poso. Bom berdaya ledak lumayan besar itu dibungkus dalam karung warna putih. Di dalamnya berisi tiga rangkaian bom rakitan berdiameter 20 sentimeter. Pemicunya menggunakan aki sepeda motor. Bom itu meledak dan menghancurkan tubuh pelakunya. Namun tidak ada anggota polisi tewas dalam kejadian itu.
"Ya sudah itu sajalah," ujar Blimbing sebelum menjalankan aksinya.
Belakangan baru diketahui jika pelaku bom bunuh diri itu adalah Zaenul Arifin alias Arif Petak asal Lamongan, Jawa Timur. Arif merupakan anggota jaringan Kelompok Teroris Santoso. Sedangkan pelaku lain, Ato Margono dan Abu Jundi berhasil ditangkap Densus 88. Ato ditangkap pada tahun 2013, sedangkan Abu Jundi ditangkap akhir tahun lalu saat pulang ke kampung halamannya di Sukoharjo, Jawa Tengah. Nama asli Abu Jundi adalah Abdul Karim. Dia ditangkap karena akan melakukan aksi teror lanjutan di malam perayaan Natal tahun lalu. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca Selengkapnya5 Teroris Tersangka Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Anak Didik Dr Azahari & Simpatisan ISIS
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto berang dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus menyebar teror di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaTim Alfa 29, pasukan pencabut nyawa pemimpin kelompok teroris MIT bernama Santoso dalam Operasi Tinombala.
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaBukan hanya sekali, berikut deretan kasus polisi tembak polisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban penyerangan pelaku wanita yang mengalami di punggung.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi yang dihimpun, korban bernama Brigadir Ridhal Ari Toni yang berada dari anggota Satlantas Polres Manado.
Baca Selengkapnya