Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jerman dan krisis pengungsi di Eropa

Jerman dan krisis pengungsi di Eropa Polisi Turki menggendong mayat bocah pengungsi tenggelam. ©YouTube

Merdeka.com - Dunia telah menyaksikan adanya mayat bocah lelaki Aylan Kurdi berumur 3 tahun asal Kobane, Suriah, terbaring beku disapu ombak pantai di Turki. Ia bersama keluarganya gagal mencapai Yunani. Dunia juga membaca berita adanya 71 mayat pengungsi asal Suriah yang ditemukan di sebuah truk yang ditinggalkan di sebuah jalan tol A4 di wilayah Burgenland, Austria.

Tak lama kemudian terjadi aksi protes ratusan pengungsi yang terdampar di stasiun Budapest, Hongaria. Ini merupakan bukti besarnya krisis pengungsi yang harus dihadapi Eropa. Negara-negara di perbatasan timur Eropa seperti Hongaria dan Serbia kewalahan menghadapi serbuan ribuan pengungsi yang hendak melintasi negaranya menuju Jerman atau Austria.

Inilah eksodus massal terbesar pengungsi menuju Eropa setelah berakhirnya Perang Dunia II. Hampir 400.000 pengungsi menyerbu Eropa lewat Laut Tengah dengan menempuh bahaya kehilangan nyawa. Peristiwa ini telah menimbulkan tekanan sedemikian besar sehingga negara-negara Uni Eropa nampak sekali gagap dan mengambil tindakan sendiri-sendiri.

Orang lain juga bertanya?

Pemerintah Hongaria berusaha dengan caranya sendiri mencari solusi dari kekacauan ini, dengan mendirikan pagar kawat berduri di perbatasan dengan Serbia sepanjang 175 km. Inggris dianggap membisu atas krisis ini. Perdana Menteri David Cameron telah berujar bahwa menerima pengungsi di Inggris dianggap bukan jawaban atas masalah krisis pengungsi, karena yang penting adalah menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah.

Spanyol demikian juga. Pemerintahnya dikecam karena hanya menerima 2000 pengungsi di triwulan pertama tahun ini yang berarti kurang dari 1 persen total jumlah pengungsi ke Uni Eropa. Kalangan oposisi menilai bahwa sikap Pemerintah Spanyol atas krisis migran saat ini sebagai memalukan.

Jerman jadi tujuan utama para pencari suaka. Pasalnya warga dan pemerintah Jerman menerima para pengungsi dengan tangan terbuka, terlepas dari insiden serangan Neo Nazi. Media asing memuji kanselir Angela Merkel dan politik Jerman dalam menangani krisis pengungsi. Jerman telah mendulang pujian dunia di tengah penilaian betapa cepatnya nilai-nilai Eropa nyaris ambruk di bawah tekanan krisis pengungsi.

Kanselir Jerman tidak memberi ruang sama sekali pada aksi-aksi ekstrem kanan yang menentang kehadiran pengungsi dan pencari suaka politik. Merkel mengimbau warga Jerman agar jangan mau terpengaruh dengan slogan-slogan Neonazi. Merkel memuji warga Jerman yang membantu para pengungsi. Merkel juga memuji pemberitaan pers Jerman yang dianggapnya baik dan berimbang.

Sikap kalangan oposisi dan Pemerintah Jerman nampak padu membuka tangan kepada pengungsi dengan alasan masing-masing. Bagi kalangan kiri, menerima pengungsi adalah penting guna menunjukkan solidaritas kepada mereka yang menghadapi persekusi dan perang.

Bagi kalangan konservatif, menerima pengungsi juga ada manfaat pragmatis : Jerman adalah negara yang makin menua (ageing society) dengan jumlah penduduk yang makin sedikit dan mungkin bisa mengambil manfaat dari mengalirnya pekerja yang masih muda, berbakat dan bermotivasi tinggi.

Meski demikian Jerman nampaknya ingin berbagi beban dengan 28 negara Uni Eropa lain atas krisis ini. Ia telah menyiapkan usulan untuk pembagian pengungsi yang diperkirakan akan mencapai 800.000 orang itu secara fair semua anggota untuk dibahas di Brussel pada 14 September nanti. Merkel menegaskan bahwa jika Eropa gagal mengatasi krisis pengungsi ini maka kaitan Eropa dengan hak asasi universal akan hancur.

Ia juga menegaskan bahwa jika Uni Eropa tidak menunjukkan solidaritasnya dan menerima bagian tanggung jawabnya masing-masing, maka cita-cita tentang Eropa yang tanpa perbatasan di bawah kesepakatan Schengen akan sangat dipertaruhkan.

Jerman telah memperoleh wajah baru atas sikap dan kebijakannya atas krisis pengungsi yang membanjiri Eropa. Dalam kasus krisis utang Yunani, Jerman dinilai sebagai bersikap keras, kaku, egois dan tipis solidaritas Eropanya. Namun dalam kasus migran ini, Jerman dipuji sebagai penegak nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita Eropa. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 28 September 1939: Berakhirnya Pengepungan Warsawa yang Dilakukan Jerman
Sejarah 28 September 1939: Berakhirnya Pengepungan Warsawa yang Dilakukan Jerman

Pengepungan ini tidak hanya menandai awal dari agresi Jerman terhadap Polandia, tetapi juga menjadi gebrakan awal dalam perang yang akan memakan jutaan nyawa.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Warsawa Grossaktion 22 Juli, Dimulainya Deportasi Massal Orang Yahudi dari Warsawa
Peristiwa Warsawa Grossaktion 22 Juli, Dimulainya Deportasi Massal Orang Yahudi dari Warsawa

Peristiwa ini menjadi bukti kekejaman Nazi terhadap orang Yahudi, di mana ratusan ribu jiwa diangkut dari ghetto Warsawa menuju kematian di kamp konsentrasi.

Baca Selengkapnya
Kisah Pasukan Elite Jerman di Bogor yang Terlupakan
Kisah Pasukan Elite Jerman di Bogor yang Terlupakan

Bagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.

Baca Selengkapnya
Sejarah 22 Maret 1933: Pembukaan Dachau sebagai Kamp Konsentrasi Nazi yang Pertama
Sejarah 22 Maret 1933: Pembukaan Dachau sebagai Kamp Konsentrasi Nazi yang Pertama

Dachau awalnya merupakan kamp tahanan politik, namun akhirnya berkembang menjadi kamp kematian di mana ribuan orang Yahudi meninggal.

Baca Selengkapnya
29 Juli 1921 Adolf Hitler Jadi Pemimpin Partai Nazi, Ini Sepak Terjangnya
29 Juli 1921 Adolf Hitler Jadi Pemimpin Partai Nazi, Ini Sepak Terjangnya

Kepemimpinan Hitler membawa perubahan radikal dalam ideologi dan struktur partai.

Baca Selengkapnya
Calon Warga Negara Jerman Diwajibkan Dukung Israel, Aturan Resmi Undang-Undang Baru
Calon Warga Negara Jerman Diwajibkan Dukung Israel, Aturan Resmi Undang-Undang Baru

Pemohon kewarganegaraan Jerman harus mengakui hak Israel.

Baca Selengkapnya
Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu
Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan

Diperkirakan kuburan massal ini berisi lebih dari 1.500 mayat.

Baca Selengkapnya
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka

Banyak orang yang tak tahu jika jejak Nazi Jerman pernah menduduki wilayah Bumi Sumatra tepatnya di Pulau Nias.

Baca Selengkapnya
Terusir dari Tanahnya, Ribuan Warga Gaza Jalan Kaki Menuju ke Selatan Sambil Bawa Bendera Putih
Terusir dari Tanahnya, Ribuan Warga Gaza Jalan Kaki Menuju ke Selatan Sambil Bawa Bendera Putih

PBB kemarin melaporkan 15.000 warga Palestina melarikan diri dari Gaza utara sehari sebelumnya. Jumlah ini tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya pada Senin.

Baca Selengkapnya
FOTO: Gelombang Pengungsi Ratusan Ribu Warga Palestina Tinggalkan Khan Younnis ke Rafah untuk Hindari Peperangan Hamas dengan Israel
FOTO: Gelombang Pengungsi Ratusan Ribu Warga Palestina Tinggalkan Khan Younnis ke Rafah untuk Hindari Peperangan Hamas dengan Israel

Pertempuran militer Israel dengan kelompok Hamas, membuat ratusan ribu warga Palestina kembali mengungsi dari Khan Younnis ke Rafah.

Baca Selengkapnya
18 April 1947: Pelaksanaan Operasi Big Bang di Heligoland Jerman, Ini Tujuannya
18 April 1947: Pelaksanaan Operasi Big Bang di Heligoland Jerman, Ini Tujuannya

Ledakan ini dilakukan dengan 7.400 ton (6700 metrik ton) kelebihan amunisi Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya