Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan
Diperkirakan kuburan massal ini berisi lebih dari 1.500 mayat.
Diperkirakan kuburan massal ini berisi lebih dari 1.500 mayat.
-
Dimana kuburan massal ditemukan? Dalam Konferensi Alekseyev Readings di Institut Riset Anuchin dan Museum Antropologi Moskow, ilmuwan mengungkapkan ditemukan total 300 mayat pada sembilan liang lahat di Yaroslavl.
-
Di mana para ahli menemukan banyak korban terkubur? Para ahli dalam surat tersebut juga memperkirakan jumlah jasad yang masih terkubur di bawah reruntuhan bisa mencapai 10.000, karena 35 persen bangunan di Gaza telah dihancurkan, berdasarkan data PBB.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal? Sebanyak 25 tulang pemuda dan remaja laki-laki dengan kondisi terkelupas dan terbakar ditemukan di dalam sebuah parit kering di Kastil St. Louis di Sidon, Lebanon.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal itu? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan massal? Pak Darmadi mengatakan di sanalah letak kuburan massal para anggota PKI yang dieksekusi.
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan
Arkeolog menemukan kuburan massal terbesar yang pernah digali di Eropa, tepatnya berada di sebuah situs di kota Nuremberg. Di dalam kuburan ini ditemukan sekitar 1.000 kerangka manusia, yang meninggal karena wabah mematikan.
Diperkirakan ada 1.500 orang yang dikubur di makam kuno ini.
Menurut Melanie Langbein dari Departemen Konservasi Warisan Nuremberg, delapan liang lahat ditemukan, masing-masing berisi ratusan mayat.
"Orang-orang itu tidak dimakamkan di pemakaman biasa meskipun kami telah menetapkan pemakaman wabah di Nuremberg," kata Langbein, dikutip dari CTV News.
"Ini berarti sejumlah besar orang meninggal yang harus dimakamkan dalam jangka waktu yang singkat tanpa memperhatikan praktik-praktik pemakaman Kristen," ujarnya.
Langbein menjelaskan, sejak abad ke-14 dan seterusnya, kota Nuremberg dijangkiti wabah kira-kira setiap sepuluh tahun sekali, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk menentukan usia kerangka tersebut.
Namun dengan menggunakan penanggapan radiokarbon, para arkeolog menyatakan kuburan massal ini berasal dari antara akhir tahun 1400-an dan awal tahun 1600-an. Di dalam kuburan ini juga ditemukan koin dan tembikar.
Selain itu, arkeolog juga menemukan sebuah catatan dari tahun 1634, menjelaskan wabah yang menewaskan lebih dari 15.000 orang pada tahun 1632-1633. Menurut catatan tersebut, hampir 2.000 orang dimakamkan di dekat Rumah Sakit Santo Sebastian, tempat penggalian saat ini, kata Langbein.
Bukti ini mengarahkan tim untuk menyimpulkan bahwa kelompok jenazah yang lebih tua kemungkinan berasal dari wabah tahun 1632-1633.
Langbein menyebutkan, epidemi di tahun 1632-1633 jauh lebih buruk daripada yang terjadi sebelumnya karena dampak perang Tiga Puluh Tahun, serangkaian konflik yang diperjuangkan oleh berbagai negara Eropa dari tahun 1618 hingga 1648.
"Nuremberg dikepung oleh pasukan yang berbeda dan penduduknya hidup dalam keadaan yang cukup mengerikan," katanya.