Kisah Turdi, waria pengasuh Obama kecil

Merdeka.com - Rambutnya kini sudah memutih. Usianya pun sudah hampir menginjak 70 tahun. Siapa yang sangka, waria yang tinggal di sebuah kontrakan sempit berukuran 2x2 meter dan bekerja sebagai buruh cuci tersebut adalah mantan pengasuh Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, semasa kecil saat tinggal di Jakarta.

Turdi nama waria tersebut masih mengingat betul saat mengasuh Obama kecil yang akrab disapa 'Barry' itu. Dalam kenangannya, semasa kecil, Obama yang kini menjadi orang nomor satu di Amerika itu adalah sosok bocah pintar dan berperilaku sopan. Dia juga baik kepada orang di sekitarnya.

"Saya pertama kali kenal Barry waktu dia kelas 5 SD. Saya enggak nyangka ternyata sekarang jadi Presiden Amerika," kenang Turdi, saat mengawali perbincangan dengan merdeka.com, Rabu (23/9).

Turdi menceritakan, dia bekerja selama dua tahun saat mengasuh Barry. Saat itu Turdi diminta bekerja oleh Ann Dunham (ibu Obama), lantaran masakannya enak. "Waktu itu ibunya Barry datang ke sebuah pesta, dia bilang masakan saya enak. Saya masak bistik dan nasi goreng. Setelah itu dia minta saya kerja untuknya," kata Turdi.

Dari perkenalan singkat dengan ibu Obama itu, esok harinya Turdi datang ke rumah Obama di daerah Matraman. Di situ lah, pria kelahiran Surabaya tersebut pertama kali melihat Barry. Turdi mengatakan waktu kecil Obama memiliki postur badan tinggi besar dan berkulit hitam dengan rambut negro.

"Anak itu sangat sopan, dia langsung nanya nama saya untuk berkenalan sambil menjabat tangan saya," ucapnya.

Hari pertama kerja, Turdi ditugaskan untuk menyiapkan segala keperluan Barry ke sekolah. Dari menyiapkan pakaian hingga sarapan adalah kerjaan sehari-hari pria kemayu tersebut. Usai menyiapkan semuanya, terkadang Turdi diminta untuk mengantar dan menjemput Obama ke sekolahan.

"Kalau pagi paling sering bareng ayahnya Lolo Soetoro (ayah tiri Obama). Kalau pulang saya yang jemput, kadang pakai sepeda kadang naik bus," ujarnya mengenang.

Layaknya bocah, selepas pulang sekolah dengan hanya mengenakan celana pendek Barry sering bermain gundu dan sepak bola. Turdi mengaku sering menghabiskan waktu bersama Obama setiap harinya. Bahkan saat bermain sepak bola dia pun diminta oleh ibu Obama untuk selalu mengawasinya.

"Pernah waktu bermain bola, dia itukan jadi kiper. Timnya dia kalah sama anak kampung, terus dikatain Barry Ngero, Barry Negro. Obama marah-marah dan berkelahi melawan 3 orang," kata Turdi.

Obama saat masih kecil tidak fasih berbahasa Indonesia. Hal yang palig diingat oleh Turdi adalah saat Obama minta dibuatkan sop buntut kesukaannya dan nasi goreng buatan Turdi. Bahkan Obama pernah sengaja mengundang teman-teman sekolahnya ke rumah untuk mencicipi nasi goreng buatan Turdi.

"Dia suka sop buntut. Kalau minta itu ngomongnya sama kayak waktu pertama datang ke Indonesia, ngomong nasi gorengnya pakai logat bule," ungkapnya.

Dua tahun telah berlalu, Obama dan ibu kandungnya pun pergi kembali ke Amerika untuk tinggal bersama kakeknya. Turdi pun memutuskan untuk tidak lagi bekerja dengan keluarga Obama. Meski gajinya saat itu sebesar Rp 5000 rupiah, Turdi lebih memilih menjadi pelacur waria. "Saya berhenti dan jadi pelacur," ujarnya mengenang.