Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masalah genting pertelevisian

Masalah genting pertelevisian Hary Tanoesoedibjo. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - SBY mengeluh, betapa dirinya sering dizalimi media, baik sebagai presiden maupun sebagai pemilik Partai Demokrat. Di mata SBY, media tidak fair dalam menilai kinerja pemerintahan yang dipimpinnya; demikian juga dalam menilai penampilan partai yang dikomandoinya. SBY merasa tidak beruntung karena tidak punya media.

Pada kesempatan lain, Wiranto tampak sumringah menyambut kedatangan Hary Tanoesoedibjo. Bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Hanura membuat Wiranto dkk bangkit kepercayaan dirinya menghadapi Pemilu 2014. Padahal sebelumnya, mereka sudah ketir-ketir atas prediksi beberapa lembaga survei: Hanura akan jadi korban pertama ambang batas 3,5% bersama PKB.

Bukan massa atau jaringan organisasi jebolan Nasdem yang membuat Wiranto dkk bergembira; juga bukan uang yang dibawa Hary Tanoe. Tetapi komitmen melakukan serangan udara untuk meningkatkan kemampuan Hanura dalam meraih suara. Yang dimaksud serangan udara tidak lain adalah pemanfaatan media yang dimiliki Hary Tanoe untuk mengampanyekan Wiranto dan Hanura.

Orang lain juga bertanya?

Inilah kontras yang terjadi pada waktu hampir bersamaan. Dua pensiunan jenderal, dua pimpinan partai politik, dalam dua situasi yang berbeda: SBY merasa telah dirugikan oleh media, Wiranto merasa akan diuntungkan oleh media; SBY menyesal tidak memiliki media, Wiranto dapat berkah tiba-tiba "memiliki" media.

Soal media ini, sebetulnya SBY tidak pernah berterus terang. Sesungguhnya yang dia keluhkan bukanlah media secara umum, melainkan televisi, tepatnya kepemilikan stasiun televisi. Sebab, kalau dia menyesal tidak memiliki media secara umum, sebenarnya tidak tepat. Dia memiliki www.presidensby.info yang terkelola baik; Partai Demokrat juga memiliki koran Jurnal Nasional yang terbit setiap hari.

Radio memang SBY tidak punya. Tetapi dari sisi pengaruh publik, yang paling disesalinya tentu saja karena tidak memiliki stasiun televisi. Ini bisa dimengerti, karena orang awam pun merasakan bahwa MetroTV dan TvOne lebih sering mengkritik dan menyerang SBY dan Partai Demokrat jika dibandingkan dengan media lain.

Awam pun paham, karena kedua televisi itu adalah milik Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, yang tidak lain adalah lawan-lawan politik SBY. Tentu saja siaran Metro TV dan TvOne tak hanya mempromosikan Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, tetapi juga mengampanyekan Partai Nasdem dan Partai Golkar. Inilah yang disesali SBY.

Sebentar lagi penyesalan SBY bisa bertambah dalam, setelah Wiranto dan Hanura menjadi digdaya melalui serangan udara yang dilancarkan Hary Tanoe. Ya, karena mereka akan memanfaatkan MNC Grup milik Hary Tanoe untuk berkampanye. Kekuatannya bisa dahsyat karena MNC Grup memiliki lebih banyak stasiun televisi: RCTI, Global TV, MNC TV, dan Indovision network.

Tetapi, jangan dulu terbawa kegalauan SBY. Jangan-jangan dia lebay saja: minta dikasihani karena telah dan akan dizalimi para pemilik televisi. Sebab, kalau kita lacak ke belakang, SBY sesungguhnya juga leluasa memanfaatkan televisi untuk berkampanye. Dia memang tidak memiliki sendiri stasiun televisi, tetapi pengaruhnya cukup membuat pemilik Trnas TV dan Trans7 untuk menyiarkan apapun yang dikehendakinya.

Nah, jika siaran televisi sudah dikapling-kapling seperti itu, lalu apa artinya frekuensi milik negara, apa makna frekuensi digunakan untuk kepentingan publik. Tidak cukuplah kalau hanya menyalahkan pemilik televisi, jika para pembuat dan pelaksana kebijakan diam saja, pura-pura tidak tahu ada masalah besar dalam dunia pertelevisian kita. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Ormas Pro SYL Rusuh! Aniaya Wartawan Rusak Alat Liputan Usai Pembacaan Vonis
VIDEO: Ormas Pro SYL Rusuh! Aniaya Wartawan Rusak Alat Liputan Usai Pembacaan Vonis

SYL digiring keluar ruangan sidang dengan didampingi oleh aparat kepolisian

Baca Selengkapnya
Ormas Pendukung SYL Aniaya Wartawan dan Merusak Alat Liputan
Ormas Pendukung SYL Aniaya Wartawan dan Merusak Alat Liputan

Salah seorang kameraman Tv Bodhiya Virmala menjadi korban penganiayaan oleh masa pendukung SYL.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nada Tinggi SBY Demokrat Kena Prank Musang Berbulu Domba!
VIDEO: Nada Tinggi SBY Demokrat Kena Prank Musang Berbulu Domba!

Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Detik-Detik SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol: Lihat Sini Kamu, Jangan Bicara!
VIDEO: Detik-Detik SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol: Lihat Sini Kamu, Jangan Bicara!

SBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.

Baca Selengkapnya
Mimpi SBY Satu Kereta dengan Megawati dan Jokowi, Firasat Sebelum 'Tragedi Pengkhianatan'?
Mimpi SBY Satu Kereta dengan Megawati dan Jokowi, Firasat Sebelum 'Tragedi Pengkhianatan'?

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.

Baca Selengkapnya
Dewan Pers Desak Kapolda Metro Turun Tangan Usut Pendukung SYL Tendang Wartawan Usai Sidang Vonis
Dewan Pers Desak Kapolda Metro Turun Tangan Usut Pendukung SYL Tendang Wartawan Usai Sidang Vonis

Kericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor

Baca Selengkapnya
SBY: Demokrat Kena 'Prank' Musang Berbulu Domba, Manis di Depan, jika Lemah Dicaplok
SBY: Demokrat Kena 'Prank' Musang Berbulu Domba, Manis di Depan, jika Lemah Dicaplok

Pesan yang kedua yakni, kader merasa bahwa Partai Demokrat diprank oleh musang berbulu domba. Dia pun mengaku tertegun dengan kalimat itu.

Baca Selengkapnya
Polisi Usut Kasus Pengeroyokan Wartawan Usai Sidang Vonis SYL
Polisi Usut Kasus Pengeroyokan Wartawan Usai Sidang Vonis SYL

Tindakan itu mengganggu proses pekerjaan para jurnalis yang ingin meliput momen SYL keluar ruangan.

Baca Selengkapnya
Aksi SBY Marah sampai Menegur Orang Tidur dan Ngobrol saat Pidato
Aksi SBY Marah sampai Menegur Orang Tidur dan Ngobrol saat Pidato

SBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.

Baca Selengkapnya
Kala SBY Tak Berkutik Diserang Surya Paloh
Kala SBY Tak Berkutik Diserang Surya Paloh

Panda yang penasaran akhirnya menemui Hendraman pada esok harinya tanpa memberi tahu kalau bertemu Sudi Silalahi sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Wartawan Laporkan Pendukung SYL ke Polda Metro Jaya, Ini Kronologi Pengeroyokan
Wartawan Laporkan Pendukung SYL ke Polda Metro Jaya, Ini Kronologi Pengeroyokan

Wartawan dikeroyok saat liputan sidang vonis kasus korupsi mantan Mentan SYL.

Baca Selengkapnya