Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meninggalkan eksotisme menuju kekuatan tropikal

Meninggalkan eksotisme menuju kekuatan tropikal Durian. shutterstock

Merdeka.com - Ketika buah impor dari RRT membanjiri pasar Indonesia apa yang harus kita perbuat? Mencegah saja, dengan cara melarang atau mengenakan bea masuk yang tinggi tentu tidak cukup. Apalagi ada ketentuan internasional yang tidak sembarangan bisa dilanggar.

Mengimbau agar tidak menyajikan buah impor memang baik, tapi juga belum cukup. Bersumpah untuk tidak makan buah impor seperti yang dilakukan dengan gagah berani oleh Bupati Kulonprogo yang dokter itu memang heroik, tapi juga masih perlu jutaan hero lainnya.

Apa yang bisa dilakukan BUMN? Sebagai korporasi besar BUMN bisa membantu banyak. Melalui aksi-aksi korporasi yang nyata. Misalnya terjun ke agrobuah secara besar-besaran dengan pendekatan korporasi.

Indonesia sebenarnya tidak perlu bersaing frontal dengan Tiongkok. Terutama di bidang buah. Dua negara besar ini bisa ambil posisi saling isi dan saling melengkapi. Tiongkok, dengan empat musimnya, memiliki kelemahan pokok: tidak mungkin bisa memproduksi buah tropik. Sebaliknya Indonesia, negara tropik yang terbesar di dunia, bisa menghasilkan buah tropik seberapa banyak pun.

Maka ketika Indonesia menjadi pasar buah impor dari Tiongkok, pada dasarnya yang masuk ke Indonesia adalah sebatas buah nontropik: apel, anggur, jeruk, pir, dan seterusnya. Seharusnya kita juga bisa menjadikan Tiongkok sebagai pasar yang besar untuk buah-buah tropik dari Indonesia: pisang, manggis, durian, alpukat, dan seterusnya. Tiongkok tidak mampu menghasilkan jenis buah-buah tersebut.

Sayangnya kita hanya bisa marah melihat kenyataan membanjirnya buah impor. Padahal sebenarnya kita bisa berbuat banyak tanpa harus marah.

Kadang kita sudah sangat bangga dengan menyebutkan bahwa kita memiliki kekayaan buah-buah tropik yang eksotik. Gelar eksotik itu memang memabukkan tapi juga membelenggu. Dengan gelar eksotik berarti kita akan mempertahankan jumlahnya yang terbatas. Ibarat menjual daerah wisata, ini adalah wisata penyelaman. Menarik tapi terbatas. Tidak bisa massal.

Maka memassalkan buah tropik adalah kunci penting untuk bisa membalas menyerbu Tiongkok. Kita tidak bisa menyerbu Tiongkok dengan gelar eksotik itu.

Suatu saat saya mengunjungi pasar induk yang raksasa di Guangzhou. Saya masuk ke zona buah-buahan di pasar induk itu. Saya mencari di blok mana ada manggis. Saya mengelilingi berblok-blok pasar induk itu. Saya mengamati ratusan kontainer yang penuh berbagai buah Thailand di situ. Saya tidak menemukan manggis dan buah dari Indonesia lainnya.

Setelah berjam-jam di situ saya baru menemukan manggis yang hampir saja tidak kelihatan karena hanya satu peti kayu kecil. Saya bolak-balik peti itu. Betul. Manggis Indonesia. Saya temukan pengirimnya: Denpasar, Bali.

Saya juga sudah mengunjungi pasar induk di Qingdao, Shandong. Juga di Tianjin. Sama. Tidak ada buah tropik dari Indonesia.

Pengalaman itu terus terbayang memenuhi pikiran saya. Maka ketika saya diangkat menjadi Menteri BUMN saya terus memikirkan apa yang bisa diperbuat. Sampai suatu ketika saya mendapat tamu istimewa: Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto, MsC dan serombongan doktor dari kampus di Bogor itu.

Pak Rektor mengajukan ide buah tropik. Wow! Ini dia! Tumbu ketemu tutup!

Langsung saya ceritakan pengalaman saya itu. Hari itu juga putusan diambil: BUMN bekerjasama dengan IPB mengembangkan buah tropik besar-besaran.

Ahli-ahli IPB menyusun konsep ilmiah dan kajian pelaksanaannya. Termasuk memilih buah tropik apa saja yang akan dikembangkan.

Saya minta fokus saja tiga atau empat jenis buah dulu. Jangan menanam semua jenis sehingga kehilangan fokus.

Setelah tiga kali pertemuan disepakati mengembangkan tiga jenis dulu: manggis, durian, dan pisang. IPB sudah memiliki ahli manggis yang cukup kuat di bawah koordinasi Dr Ir Sobir. Tim Dr Sobir ini sudah menyiapkan jenis-jenis manggis unggulan. Juga durian unggulan.

Tahun ini juga pengembangan buah tropik berbasis korporasi itu harus sudah dimulai. Lokasi awalnya di Jawa Barat di bawah PTPN VIII. Saat tim IPB menyiapkan kajian, Direksi PTPN VIII dibawah pimpinan Dirutnya Dadi Sunardi menyiapkan lahannya.

Penanaman buah tropik ini tidak akan tanggung-tanggung. Tanaman manggisnya akan mencapai 3.000 hektar. Duriannya juga 3.000 ha. Pisangnya kurang lebih sama.

Kalau program ini nanti berhasil maka inilah perkebunan khas Indonesia, konsep Indonesia, dan untuk kepentingan Indonesia. Semua perkebunan yang ada selama ini adalah konsep Belanda, oleh Belanda dan untuk Belanda: teh, gula, sawit, karet, tembakau na-oogst. Belanda tidak mewariskan perkebunan buah tropik untuk kita.

Kian tahun perkebunan buah tropik tersebut harus kian besar. Juga kian luas jangkauannya. Mulai dari Medan sampai Papua. Dengan demikian pasokannya kian panjang.

Menurut ahli dari IPB, ketika wilayah Medan memasuki masa panen, kebun di Sumsel baru berbuah dan kebun di Jawa baru berbunga. Medan habis panen Sulawesi baru kuncup. Begitulah. Berputar hampir sepanjang tahun. Panjangnya wilayah Indonesia bisa membuat masa panennya pun panjang.

Teman-teman di PTPN VIII kini lagi kerja keras menyiapkan sebuah perubahan besar. Dari hanya mengelola teh dan karet, kini harus ahli juga menanam manggis, durian, dan pisang.

Bagi IPB ini juga bersejarah! Menemukan model dan jenis perkebunan khas Indonesia Demi Indonesia! Karena itu IPB akan me-launching program ini dalam sebuah acara besar di Bogor.

Saatnya negara tropik memiliki kekuatan buah tropikalnya! Lupakan kebanggaan eksotiknya! Nikmati kekuatan serbunya!

*Oleh Dahlan Iskan

Menteri BUMN (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Ragam Buah Tropis di Sekitar Anda dan Ketahui Manfaat Kesehatannya
5 Ragam Buah Tropis di Sekitar Anda dan Ketahui Manfaat Kesehatannya

Buah tropis tidak hanya mudah ditemukan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Apa saja manfaat tersebut?

Baca Selengkapnya
Makanan Pendingin Tubuh selain Es, Cocok untuk Mengusir Rasa Panas
Makanan Pendingin Tubuh selain Es, Cocok untuk Mengusir Rasa Panas

Tak hanya es, ada juga beberapa makanan yang bisa menjadi pendingin tubuh di saat cuaca sedang panas. Makanan ini juga menyediakan nutrisi yang baik bagi tubuh.

Baca Selengkapnya
Segarnya Setup Tematu, Minuman dari Buah Nipah Andalan Masyarakat Bengkalis
Segarnya Setup Tematu, Minuman dari Buah Nipah Andalan Masyarakat Bengkalis

Minuman khas Bengkalis ini telah menjadi ikon sekaligus salah satu sajian kuliner yang cukup populer di Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya
Unik! Ini Deretan Buah dan Tanaman Khas Hutan Baduy, Ada yang Bisa Manipulasi Rasa
Unik! Ini Deretan Buah dan Tanaman Khas Hutan Baduy, Ada yang Bisa Manipulasi Rasa

Buah dan tanaman di hutan Baduy unik, tertarik mencicipi?

Baca Selengkapnya
Resep Es Timun Suri Gula Merah, Enak dan Menyegarkan
Resep Es Timun Suri Gula Merah, Enak dan Menyegarkan

Selain menyegarkan, es timun suri gula merah juga memiliki manfaat kesehatan.

Baca Selengkapnya
Macam-macam Jeruk yang Populer di Indonesia, Ketahui Ciri-ciri dan Manfaatnya
Macam-macam Jeruk yang Populer di Indonesia, Ketahui Ciri-ciri dan Manfaatnya

Ada macam-macam jeruk yang populer di Indonesia dan memiliki cita rasa manis serta menyegarkan.

Baca Selengkapnya
Cara Mengolah Cempedak yang Enak Biar Nikmatnya Maksimal
Cara Mengolah Cempedak yang Enak Biar Nikmatnya Maksimal

Buah cempedak memiliki bentuk, rasa, dan aroma yang mirip dengan buah nangka.

Baca Selengkapnya
Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia
Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia

Buah yang tumbuh subur di daratan Pulau Kalimantan ini bukan hanya unik, melainkan juga memiliki khasiat bagi siapapun yang menyantapnya.

Baca Selengkapnya
Mitos Pisang Emas, Dipercaya Hilangkan Kekuatan Susuk Kecantikan
Mitos Pisang Emas, Dipercaya Hilangkan Kekuatan Susuk Kecantikan

Belum ada bukti yang membenarkan berbagai mitos pisang emas.

Baca Selengkapnya