Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pagi sekolah, malam jadi lonte

Pagi sekolah, malam jadi lonte Ilustrasi Prostitusi. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Hari sudah berganti dalam hitungan detik ketika jarum jam sedikit lagi menunjukkan pukul satu dini hari pada Jumat pekan kemarin. Y, nama inisial seorang pelacur belia mulai terlihat mabuk usai menenggak tiga botol bir hitam dicampur minuman berstamina.

Kepalanya geleng-geleng ketika lagu house musik dangdut "Bapak Mana" dinyanyikan Trio Ubur-Ubur itu diputar. Seraya mengepulkan asap rokok, dia segera minta diajak ngamar lantaran N ingin cepat pulang ke rumah karena besok pagi mau sekolah.

"Ayo Aa, mau jadinya gimana atuh, keburu ngantuk" katanya dengan centil saat merayu merdeka.com di rumah prostitusi Desa Saradan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Y mengaku sejak kelas satu sekolah menengah pertama sudah mengenal minuman keras. Begitu juga sebagian besar teman sekolahnya melakukan hal serupa. Pergaulan bebas dan minuman keras jadi hal lumrah. "Semuanya suka minum juga, enggak yang cewek apalagi yang cowok," ujarnya.

Cikal bakal menjadi pemuas syahwat mulai tumbuh lambat laun tatkala Y tergiur dengan salah satu temannya yang gampang mendatangkan fulus. Kerabat satu sekolahnya itu kerap gonta ganti telepon seluler keluaran terbaru. Namun dari hasil tidur dengan lelaki, Y memilih duitnya ditabung untuk membuat rumah.

"Males beli-beli gitu, mending uangnya ditabung bikin rumah," katanya.

Wanita berambut panjang itu tak mau mengingat kapan kegadisannya telah hilang. Namun keperawanannya saat itu dibayar Rp 5 juta. Bukan hanya Y yang menjadi pelacur, namun puluhan temannya juga berprofesi sebagai pemuas nafsu. Pagi ke sekolah, siang hari usai sekolah mereka mulai beroperasi menunggu panggilan mucikari untuk melayani lelaki pemburu syahwat.

"Kalau minum (alkohol) hampir semua, ada 20 anak mah ada yang berprofesi sama," katanya polos. Namun Y enggan menyebut nama sekolahnya di Desa Saradan. Dia mengaku tak mau ambil pusing dengan segala cibiran datang dari berbagai pihak. Mulai dari lingkungan kediamannya sampai lingkungan sekolahnya.

Meski sudah tidur dengan pria berumur, namun Y masih tetap terlihat seperti kekanakan. Hanya dandanannya saja yang menor. Saking tergiurnya dengan fulus masuk dalam sakunya, Y berniat tidak melanjutkan sekolahnya. Rencananya setelah selesai, dia mengaku sudah merasa nyaman dengan hidupnya kini.

"Buat apa, sekolah lagi Pak Jokowi aja sudah ada," katanya sambil tertawa genit.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP