Pelet coattail dan santet cocktail Jokowi
Merdeka.com - Bisik Eyang Wikipedia: "The coattail effect is the tendency for a popular political party leader to attract votes for other candidates of the same party in an election. For example, in the United States, the party of a victorious presidential candidate will often win many seats in Congress as well; these congressmen are voted into office "on the coattails" of the president".
Pelet coattail ini banyak bermanfaat dalam presidencialismo de coalizao aliasnya parlementarisasi presidensialisme di Amerika Latin, di mana presiden berlegislative power (misalnya membuat RUU) dan perlu dukungan parlemen yang uni atau bikameral. Maujudan pelet coattail ini jika pilpres (pemilihan presiden) dan pileg (pemilihan umum legislatif) nasional diselenggarakan serentak.
Alasan: umumnya para pemilih, lintas budaya dan buayanya, nyoblos capres dan sekaligus partainya. Sehingga partai presiden berpeluang meraup kursi secara dominan di parlemen demi memudahkan perkongsian dan sekaligus menyederhanakan sistem kepartaian dalam parlemen.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Apa itu Coklit Pemilu? Coklit pemilu adalah singkatan dari pencocokan dan penelitian pemilihan umum bagi daftar pemilih tetap. Melalui kegiatan coklit, petugas akan melakukan pengecekan ulang terhadap data pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Di mana Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
Adapun keserantakan itu sendiri, begitu sabda Eyang Detlef Nolte, Eyang Mark Payne, Eyang Daniel Zovatto, Eyang Carrillo Florez dan Eyang Andres Allamand Zander, ada beragam. Umpamanya keserentakan hari penyelenggaraan pilpres dan pileg. Atau menyatunya coblosan buat presiden dan partainya dalam satu kertas suara. Atau lewat satu suara saja, langsung memilih presiden dan partai. Maka sabda para Eyang tersebut, makin tinggi tingkat simultanitas pemilu (pileg dan pilpres), kian aduhai pula pengaruh pilpres terhadap pileg.
Meski buat tahun 2014 ini pileg dan pilpres terpisah, pelet coattail ini hendak dimanfaatkan oleh PDIP dengan diblusukannya Jokowi nyapres. Maunya seterang benderangnya terik matahari.
Terawangannya? Pelet coattail ini kerap dilumpuhkan oleh santetnya proporsional daftar terbuka suara terbanyak seperti di Brasil. Biar popularitas Presidente Lula da Silva sangat nJokowi di Brasil, tapi dalam pemilu yang serentak itu, partainya Partido dos Trabalhadores (PT) hanya sanggup merenggut 18 persen kursi di Camara dos Deputados (DPR Brazil) 2002. Alias gak dominan.
Begitu juga Presidenta Dilma Rousseff: partainya PT cuma berhasil menduduki 17 persen kursi Camara dos Deputados 2010. Akibatnya, keduanya mesti blusukin banyak partai, demi legislative power harus berpoker. Pelet coattailnya mandul. Para pemilih lebih menggandrungi blusukannya para caleg berupa cocktail angpau, gigi palsu, kondom dan sejenisnya. Alih-alih coattail effect, yang blusukan justru efek cocktail, baik dalam pembentukan kabinet maupun perkoalisian di parlemen. Catatan: Ya to, Jokowi, seperti yang dimuat merdeka.com saza ada ngomong, bahwa "kalau kita menang mutlak maka presiden akan gampang ngatur program pembangunan. Tapi kalau menang tipis susah. Karena nanti pasti ada tawar menawar, ada transaksi, PDI-P tidak mau seperti itu".
Maka, dari sisi ini, PDIP patut mewaspadai santet cocktail-nya proporsional daftar terbuka suara terbanyak terhadap pelet coattailnya Jokowi, agar coattail itu gak maujud sebagai cock-taik.
Pasalnya, persaingan ketat antar caleg PDIP itu membikin para caleg beringas bak kebablasan bercocktail, mblusukin rekan calegnya, seperti melarang berkampanye di wilayah caleg saingannya. Mungkin akibat aura perjuangan tail-nya PDIP. Coba kalau tail-nya itu PDI-P(erdamaian), diduga pertarungan cock-taik antar caleg dalam tubuh PDI-P bisa dijinakkan sama coattailnya Jokowi.
Pun pula, 9/4/2014 itu berangka sukar, disebut bintang penyakit. Lantas, hari itu adalah hari Rabu Pon, berwuku Tolu, berwatak suka marah kepada keluarganya, demen membuat perkara, angkuh dan susah dilayani kemauannya. Pada saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya Jokowi menghindari blusukan ke arah Barat Laut.
Agar gak mBarat Laut, menjelang pemilu, bagusnya sudah mbludus di Aceh, terus blusukan ke arah Timur, Timur Laut atau Tenggara. Gak lupa bersesajen nasi uduk dan berlaukan ayam dilembaran demi menolak kutukan wuku hari pileg itu.
Bahwa bila pelet coattailnya Jokowi itu manjur menundukkan santet cocktail proporsional daftar terbuka suara terbanyak lalu membikin PDIP menggurita, maka sebab gak serentaknya pileg dan pilpres, diharapkan agar nyapresnya Jokowi itu gak diblusukin oleh capres yang sesungguhnya sudah lama ada ngidam. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panel Barus menyebut PDIP tengah memainkan taktik bambu
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaPKB dalam quick count Indikator hanya mendapatkan 10,49%. Namun dalam real count KPU mengantongi 11,54%.
Baca Selengkapnya"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Djarot, sama dengan Pilpres, Jokowi akan cawe-cawe kembali.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaTerlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menilai pemilihan umum (Pemilu) 2024 bukan sekedar Jokowi effect.
Baca Selengkapnya