Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Presiden lagi alay bin lebay

Presiden lagi alay bin lebay SBY resmikan rakornas Pilpres 2014. ©rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - SBY gemar berterang-terang dalam gelap dan bergelap-gelap dalam terang. Kalau di panggung, adegan berterang dalam gelap dan bergelap dalam terang, bisa membuat tawa riuh penonton. Kalau di pasar, pernyataan berterang dalam gelap dan bergelap dalam terang saat tawar menawar, mendorong penjual dan pembeli untuk segera berlaku jujur berapa keuntungan yang dicapai masing-masing. 

Tapi kalau di arena politik, kegemaran berterang dalam gelap dan bergelap dalam terang tentu dampaknya berbeda. Tidak hanya jadi kontroversi, tapi juga menciptakan persepsi salah atas institusi dan prestasi. Apalagi SBY sadar jika pernyataan itu dikeluarkan dari seorang presiden, bukan dari seorang ketua partai politik, apalagi dari seorang suami, seperti yang disampaikan dalam dua hari terakhir.

Pertama, Senin (2/6) lalu, di Istana, SBY bertutur panjang soal adanya jenderal aktif yang mau mengarahkan TNI ke calon presiden tertentu. Kedua, esoknya, Selasa (3/6), SBY mengeluhkan beberapa menteri yang sibuk berkampanye daripada mengurus kementeriannya. Yang pertama saya sebut berterang-terang dalam gelap; yang kedua saya sebut sebaliknya, bergelap-gelap dalam terang.

Orang lain juga bertanya?

Di hadapan pimpinan TNI, secara terbuka, SBY mengaku mendengar ada jenderal yang hendak membawa TNI untuk memihak ke calon presiden tertentu. Informasi ini sudah terkonfirmasi, sehingga selaku presiden dia merasa wajib memperingatkan jajaran TNI.

Tentu saja pernyataan presiden tersebut mengejutkan. Sebab, selama ini tidak ada tanda-tanda tentara memihak ke calon presiden tertentu. Apalagi, media massa juga kerap melaporkan betapa seriusnya pimpinan TNI menjaga netralitas dalam pemilu. Oleh karena itu, pernyataan presiden itu membuat tanda tanya besar.

Jika benar, presiden punya informasi sahih soal kelakuan buruk para jenderal, tentu tidak sepatutnya dia ungkapkan secara terbuka. Lebih baik hal itu dibahas dalam forum terbatas. Sebab, dalam hal ini yang diperlukan adalah tindakan: memberi sanksi jenderal yang bersalah; bukan mengumbar teka-teki siapa jenderal yang berpolitik.

Pernyataan berterang-terang dalam gelap itu jelas menimbulkan dampak buruk terhadap TNI sebagai institusi. Sebab, sejak reformasi lembaga ini berusaha keras menjaga netralitas politik. Sejauh ini upaya itu berhasil sehingga dibandingkan dengan lembaga-lembaga negara lainnya, TNI tercatat paling reformis.

Namun prestasi itu bisa rusak oleh pernyataan presiden. Kepercayaan rakyat terhadap TNI bisa luntur kembali. Apalagi jika presiden membiarkan jenderal-jenderal yang dituduhnya tetap memimpin TNI. Jadi, apa maunya presiden?

Sebaliknya, terhadap para politisi yang membantunya jadi menteri, SBY justru bergelap-gelap dalam terang. Semua orang tahu, setelah pemilu legislatif, beberapa menteri sibuk mengurus pencalonan presiden. Mereka terlibat lobi sana-sini, melerai ketegangan internal, dan membujuk rayu para kader utama menyatukan pendapat.

Jadi, kalau presiden bilang, ada menteri yang sibuk mengurus politik sehingga kehilangan fokus mengurus kementeriannya, sesungguhnya bisa dimengerti. Yang tidak bisa dipahami adalah pernyataan itu disampaikan dengan teka-teki, seakan-akan rakyat tidak tahu ada menteri yang tidak mengurus kementeriannya.

Jika rakyat saja tahu, karena melalui media massa aktivitas para menteri itu bisa dimonitor, mengapa presiden tidak langsung saja memanggil, menegur, dan memperingatkan, dan jika perlu memberhentikannya? Apa kalau presiden bicara secara terbuka, lalu para menteri tadi sadar diri? Tidak juga. Mereka malah membantah pernyataan presiden.

Ya, kita memang tidak perlu berharap, Presiden SBY akan menindak jenderal-jenderal yang dituduhnya membawa TNI ke calon presiden tertentu. Kita juga mafhum, kejengkelan presiden kepada menterinya yang sibuk berpolitik, hanyalah sebatas pada kata-kata. Tak usah dibayangkan akan ada langkah konkret.

Apa yang dikeluhkesahkan SBY sebetulnya hanyalah kegalauan personal menjelang masa pensiun. Dia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh anak buahnya; dia merasa tidak diperhatikan lagi sebagaimana layaknya seorang presiden. Akibatnya, dia alay bin lebay. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Aksi SBY Marah sampai Menegur Orang Tidur dan Ngobrol saat Pidato
Aksi SBY Marah sampai Menegur Orang Tidur dan Ngobrol saat Pidato

SBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Detik-Detik SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol: Lihat Sini Kamu, Jangan Bicara!
VIDEO: Detik-Detik SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol: Lihat Sini Kamu, Jangan Bicara!

SBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol saat Beri Arahan di Sragen Jateng
VIDEO: SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol saat Beri Arahan di Sragen Jateng

Peristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Kekecewaan SBY Merasa Demokrat Dikhianati usai Anies Baswedan Pilih Cak Imin Dibanding AHY
FOTO: Ekspresi Kekecewaan SBY Merasa Demokrat Dikhianati usai Anies Baswedan Pilih Cak Imin Dibanding AHY

SBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nada Tinggi SBY Demokrat Kena Prank Musang Berbulu Domba!
VIDEO: Nada Tinggi SBY Demokrat Kena Prank Musang Berbulu Domba!

Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.

Baca Selengkapnya
SBY: Apakah Para Politisi dan Jenderal Sudah Tidak Punya Hati & Kejernihan Berpikir lagi?
SBY: Apakah Para Politisi dan Jenderal Sudah Tidak Punya Hati & Kejernihan Berpikir lagi?

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.

Baca Selengkapnya
SBY saat Kolonel TNI Jalankan Misi Perdamaian di Bosnia, Sukses Promosi Jadi Brigjen
SBY saat Kolonel TNI Jalankan Misi Perdamaian di Bosnia, Sukses Promosi Jadi Brigjen

Darah militer tampaknya sangat melekat di tubuh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sepak terjangnya di dunia militer berhasil membawanya meraih banyak penghargaan.

Baca Selengkapnya
Kala SBY Tak Berkutik Diserang Surya Paloh
Kala SBY Tak Berkutik Diserang Surya Paloh

Panda yang penasaran akhirnya menemui Hendraman pada esok harinya tanpa memberi tahu kalau bertemu Sudi Silalahi sebelumnya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Bawa Pesan Menyentuh Para Jenderal Senior Untuk Prabowo dan Panglima TNI
VIDEO: SBY Bawa Pesan Menyentuh Para Jenderal Senior Untuk Prabowo dan Panglima TNI

SBY berharap, Menhan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Yudo Margono bisa meningkatkan kemampuan prajurit TNI.

Baca Selengkapnya
Deretan Pernyataan Pedas SBY Setelah AHY Dikhianati Anies Baswedan
Deretan Pernyataan Pedas SBY Setelah AHY Dikhianati Anies Baswedan

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY terlihat menahan emosi melihat sikat Capres Anies Baswedan yang memilih Cak Imin dibanding AHY.

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Sebut Menteri Aktif Lobi Bentuk Koalisi Baru, Sudah Sepengetahuan Pak Lurah
VIDEO: SBY Sebut Menteri Aktif Lobi Bentuk Koalisi Baru, Sudah Sepengetahuan Pak Lurah

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap adanya menteri di Kabinet Jokowi yang getol melakukan lobi-lobi.

Baca Selengkapnya
Momen Sosok Jenderal TNI Peraih Adhi Makayasa Makan Mi Instan jadi Sorotan, Netizen 'Kok Sedih Lihatnya'
Momen Sosok Jenderal TNI Peraih Adhi Makayasa Makan Mi Instan jadi Sorotan, Netizen 'Kok Sedih Lihatnya'

Begini potret jenderal TNI peraih Adhi Makayasa santai makan mi instan. Banyak warganet salah fokus.

Baca Selengkapnya