Presiden lagi alay bin lebay
Merdeka.com - SBY gemar berterang-terang dalam gelap dan bergelap-gelap dalam terang. Kalau di panggung, adegan berterang dalam gelap dan bergelap dalam terang, bisa membuat tawa riuh penonton. Kalau di pasar, pernyataan berterang dalam gelap dan bergelap dalam terang saat tawar menawar, mendorong penjual dan pembeli untuk segera berlaku jujur berapa keuntungan yang dicapai masing-masing.
Tapi kalau di arena politik, kegemaran berterang dalam gelap dan bergelap dalam terang tentu dampaknya berbeda. Tidak hanya jadi kontroversi, tapi juga menciptakan persepsi salah atas institusi dan prestasi. Apalagi SBY sadar jika pernyataan itu dikeluarkan dari seorang presiden, bukan dari seorang ketua partai politik, apalagi dari seorang suami, seperti yang disampaikan dalam dua hari terakhir.
Pertama, Senin (2/6) lalu, di Istana, SBY bertutur panjang soal adanya jenderal aktif yang mau mengarahkan TNI ke calon presiden tertentu. Kedua, esoknya, Selasa (3/6), SBY mengeluhkan beberapa menteri yang sibuk berkampanye daripada mengurus kementeriannya. Yang pertama saya sebut berterang-terang dalam gelap; yang kedua saya sebut sebaliknya, bergelap-gelap dalam terang.
-
Kapan Jokowi tidak menyalami Try Sutrisno? Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik publik saat menghadiri upacara perayaan HUT ke-79 TNI di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Sabtu (5/10). Jokowi tertangkap kamera tidak menyalami Wakil Presiden (Wapres) ke-6 RI, Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno.
-
Mengapa SBY tampak tegang saat pertandingan Timnas Voli Putra Indonesia berlangsung? SBY tampak tak bisa menyembunyikan wajah tegangnya kala duel timnas voli putra Indonesia dan Filipina berlangsung sengit dan alot.
-
Apa dakwaan terhadap Mentan SYL? Eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul yasin Limpo (SYL) menjalani sidang perdana kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (28/2/2024). Dalam sidang tersebut, SYL didakwa telah melakukan pemerasan terhadap anak buahnya sebesar Rp44,5 miliar selama periode 2020-2023. Selain itu, SYL juga didakwa menerima suap sebanyak Rp40 miliar perihal gratifikasi jabatan.
-
Kenapa Jokowi tidak menyalami Try Sutrisno? Dalam video yang merekam momen tersebut, terlihat Try Sutrisno telah bersiap menyambut Presiden Jokowi yang menyalami tamu undangan satu pe rsatu. Saat itulah Jokowi melewati Try Sutrisno tanpa memberi salam sebagaimana Jokowi kepada para wakil presiden sebelumnya.
-
Siapa yang akan dibantu oleh SBY? Kehadiran SBY menjadi tambahan kekuatan bagi Prabowo.'Saya rasa cukup baik, kami tentu menyerahkan kepada beliau juga, beliau presiden Republik Indonesia, sangat baik, kami sangat hormat dengan beliau,' ujar Waketum Gerindra Budisatrio Djiwandono di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9).
-
Kenapa SBY bisa membantu Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. 'Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama.'
Di hadapan pimpinan TNI, secara terbuka, SBY mengaku mendengar ada jenderal yang hendak membawa TNI untuk memihak ke calon presiden tertentu. Informasi ini sudah terkonfirmasi, sehingga selaku presiden dia merasa wajib memperingatkan jajaran TNI.
Tentu saja pernyataan presiden tersebut mengejutkan. Sebab, selama ini tidak ada tanda-tanda tentara memihak ke calon presiden tertentu. Apalagi, media massa juga kerap melaporkan betapa seriusnya pimpinan TNI menjaga netralitas dalam pemilu. Oleh karena itu, pernyataan presiden itu membuat tanda tanya besar.
Jika benar, presiden punya informasi sahih soal kelakuan buruk para jenderal, tentu tidak sepatutnya dia ungkapkan secara terbuka. Lebih baik hal itu dibahas dalam forum terbatas. Sebab, dalam hal ini yang diperlukan adalah tindakan: memberi sanksi jenderal yang bersalah; bukan mengumbar teka-teki siapa jenderal yang berpolitik.
Pernyataan berterang-terang dalam gelap itu jelas menimbulkan dampak buruk terhadap TNI sebagai institusi. Sebab, sejak reformasi lembaga ini berusaha keras menjaga netralitas politik. Sejauh ini upaya itu berhasil sehingga dibandingkan dengan lembaga-lembaga negara lainnya, TNI tercatat paling reformis.
Namun prestasi itu bisa rusak oleh pernyataan presiden. Kepercayaan rakyat terhadap TNI bisa luntur kembali. Apalagi jika presiden membiarkan jenderal-jenderal yang dituduhnya tetap memimpin TNI. Jadi, apa maunya presiden?
Sebaliknya, terhadap para politisi yang membantunya jadi menteri, SBY justru bergelap-gelap dalam terang. Semua orang tahu, setelah pemilu legislatif, beberapa menteri sibuk mengurus pencalonan presiden. Mereka terlibat lobi sana-sini, melerai ketegangan internal, dan membujuk rayu para kader utama menyatukan pendapat.
Jadi, kalau presiden bilang, ada menteri yang sibuk mengurus politik sehingga kehilangan fokus mengurus kementeriannya, sesungguhnya bisa dimengerti. Yang tidak bisa dipahami adalah pernyataan itu disampaikan dengan teka-teki, seakan-akan rakyat tidak tahu ada menteri yang tidak mengurus kementeriannya.
Jika rakyat saja tahu, karena melalui media massa aktivitas para menteri itu bisa dimonitor, mengapa presiden tidak langsung saja memanggil, menegur, dan memperingatkan, dan jika perlu memberhentikannya? Apa kalau presiden bicara secara terbuka, lalu para menteri tadi sadar diri? Tidak juga. Mereka malah membantah pernyataan presiden.
Ya, kita memang tidak perlu berharap, Presiden SBY akan menindak jenderal-jenderal yang dituduhnya membawa TNI ke calon presiden tertentu. Kita juga mafhum, kejengkelan presiden kepada menterinya yang sibuk berpolitik, hanyalah sebatas pada kata-kata. Tak usah dibayangkan akan ada langkah konkret.
Apa yang dikeluhkesahkan SBY sebetulnya hanyalah kegalauan personal menjelang masa pensiun. Dia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh anak buahnya; dia merasa tidak diperhatikan lagi sebagaimana layaknya seorang presiden. Akibatnya, dia alay bin lebay. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.
Baca SelengkapnyaDarah militer tampaknya sangat melekat di tubuh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sepak terjangnya di dunia militer berhasil membawanya meraih banyak penghargaan.
Baca SelengkapnyaPanda yang penasaran akhirnya menemui Hendraman pada esok harinya tanpa memberi tahu kalau bertemu Sudi Silalahi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSBY berharap, Menhan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Yudo Margono bisa meningkatkan kemampuan prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY terlihat menahan emosi melihat sikat Capres Anies Baswedan yang memilih Cak Imin dibanding AHY.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap adanya menteri di Kabinet Jokowi yang getol melakukan lobi-lobi.
Baca SelengkapnyaBegini potret jenderal TNI peraih Adhi Makayasa santai makan mi instan. Banyak warganet salah fokus.
Baca Selengkapnya