Sahutan azan dan lonceng di Kampung Sawah
Merdeka.com - Azan zuhur berkumandang dari Masjid Al Jauhar milik Yayasan Pendidikan Fisabilillah (YASFI) berlokasi di Kampung Sawah, Kelurahan Jati Murni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis pekan lalu. Dalam waktu hampir bersamaan, dentang lonceng terdengar dari belakang masjid. Sekitar 200 meter dari sana berdiri Gereja Kristen Pasundan.
"Lonceng bunyi, kita di sini azan, sudah menjadi hal biasa," ujar pendiri YASFI Rahmadin Afif saat berbincang dengan merdeka.com di rumahnya. Suasana seperti itu di Kampung Sawah sudah terjadi sejak zaman Belanda. Meski berbeda agama, kerukunan antara umat Nasrani dan Islam dapat tercipta begitu kuat.
Rahmadin mengakui toleransi antar umat beragama telah mengakar di sana. Ini lantaran setiap orang terikat identitas sama, yakni penduduk Kampung Sawah. "Karena masih satu keturunan, bahasanya sama dan penduduk asli, jadi kita tidak ada masalah. Saling menghormati dan menghargai," katanya.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
-
Apa contoh perilaku Ukhuwah Islamiyah? Macam-macam perilaku ukhuwah mencakup gotong-royong, tolong-menolong, sambung tali silaturahmi, saling menghormati, saling mengingatkan untuk kebaikan, serta menyebarkan kebaikan.
-
Kenapa warga di kampung Kristen hidup rukun? Desa ini bisa menjadi contoh bagaimana toleransi dibangun sehingga bisa saling mendukung satu sama lain walau berlatar belakangan perbedaan.
-
Bagaimana Masjid Al-Akbar menjaga kerukunan antar umat beragama? Kerja sama dengan pihak gereja antara lain dalam hal parkir. Kalau Idulfitri, parkir di Masjid Al-Akbar tidak cukup, sehingga perlu lokasi parkir cadangan dengan meminjam halaman gereja. Sebaliknya kalau gereja punya acara besar juga bisa pinjam parkir di Masjid Al-Akbar.
-
Dimana harmoni budaya dan agama di Banyuwangi? Di antaranya dari tokoh dan akademisi nasional dalam rangkaian kegiatan Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (22/9).
-
Bagaimana cara mempererat Ukhuwah Islamiyah? Salah satu tindakan yang dapat mempererat ukhuwah adalah saling mengunjungi dan berkunjung secara rutin. Dengan meluangkan waktu untuk bertemu dan berinteraksi secara langsung, kita dapat memperkuat hubungan persaudaraan.
Untuk menjaga dan meningkatkan komunikasi antar penganut agama terdapat wadah bernama Paguyuban Umat Beragama (PUB). Lembaga ini digunakan warga untuk kegiatan sosial kemasyarakatan di Kecamatan Pondok Melati, khususnya di Kampung Sawah. "Pengurusnya dari Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha. Jadi (kegiatan) sifatnya sosial, tidak ada hubungannya dengan akidah," tuturnya.
Sekretaris Kelurahan Jati Murni Mohamad Ali menjelaskan kadang warga dari masing-masing agama saling bertukar makanan saat hari raya tertentu. Dia mencontohkan saat Natal jemaat Nasrani memberi makanan kepada orang Islam. Begitu juga sebaliknya, orang Islam berbagi hal serupa atau istilahnya balikin rantang.
Alhasil, suasana kehidupan beragama di Kampung Sawah berjalan kondusif. Bahkan mereka saling menjaga keamanan dan ketertiban saat tiap penganut agama beribadah. Misalnya kalau Natal ada organisasi kemasyarakatan Islam menjaga parkir jemaat Nasrani. Begitu pula sebaliknya ketika Idul Fitri. "Itu berjalan alami dan tanpa dikomandoi," kata Ali.
Jacobus Napiun, pengurus PUB Pondok Melati, membenarkan fakta itu. Lelaki asli Kampung Sawah ini bahkan berani bertaruh identitas semacam itu tidak ada di daerah lain. "Tradisi Kampung Sawah bukan produk dari generasi sekarang, melainkan sejak nenek moyang kami," ucapnya.
Kebiasaan ini tidak hanya dijalankan oleh orang asli dan keturunannya. Warga pendatang diwajibkan mengikuti tradisi Kampung Sawah dan tidak boleh memaksakan kebiasaan daerah asalnya. "Kalau orang datang dan sudah minum air Kampung Sawah maka dia harus menjadi orang Kampung Sawah." (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedamaian pun nampak tercipta di kampung tersebut. Lantas seperti apa penampakan kampung Kristen ini?
Baca SelengkapnyaDi sini warganya menjujung tinggi gotong royong dan saling mendukung peribadatan kelompok lain.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaKampung ini berhasil menjaga toleransi meski terdiri dari beragam penganut agama, etnis, adat dan budaya.
Baca SelengkapnyaRukun dan damai perkampungan kristen di Desa Tanjung Basung Nagari Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan doa adzan lengkap beserta latin dan artinya.
Baca SelengkapnyaSaat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk
Baca SelengkapnyaTradisi patroli Ramadan di Malang viral di media sosial. Rombongan warga bernyanyi bangunkan sahur.
Baca SelengkapnyaKendati tak cukup luas, namun antusiasme warganya begitu luar biasa.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini dianggap punya toleransi tinggi karena anggotanya beda agama.
Baca SelengkapnyaVideonya viral di tiktok dan menuai perhatian warganet.
Baca Selengkapnya