Susno jadi buron, Jokowi diintimidasi
Merdeka.com - Sepekan terakhir kita menyaksikan pertunjukan mengasyikkan sekaligus menjengkelkan. Pertama, aksi Komjen Polisi Susno Duadji menolak dieksekusi oleh petugas kejaksaan, lalu lari sembunyi, dan kini menjadi buron. Kedua, kritik atasan dan perlawanan bawahan kepada Gubernur DKI Jokowi.
Dalam kasus Susno Duadji menarik diikuti karena terdapat drama dan ironi. Susno Duadji dan pembelanya, petugas kejaksaan, serta aparat kepolisian, telah mempertontonkan adegan-adegan menegangkan. Mereka terlibat dalam pelarian dan pengejaran, pelepasan dan penangkapan, serta pembebasan dan penjeblosan ke penjara seorang terpidana. Semua itu direkam baik melalui layar televisi.
Jika perlawanan eksekusi itu dilakukan penjahat kelas kakap atau kelas coro, takkan bikin heboh. Ya, "profesi" penjahat memang harus melawan hukum. Tetapi karena perlawanan eksekusi dilakukan seorang jenderal polisi, maka ironi besar terjadi. Sungguh tidak bisa dipahami jenderal polisi menolak eksekusi. Dan ironinya semakin menjadi-menjadi karena perlawanan eksekusi itu melibatkan institusi polisi.
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Kenapa pasukan penculik menculik jenderal? Hal ini dilakukan karena di rumah Nasution dan Yani terdapat pasukan pengawal. Sementara di rumah-rumah jenderal lain, tidak ada pengawal.
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
Susno, Yusril atau pembela lainya, boleh saja menyampaikan banyak dalih. Namun ketika MA dan MK melalui putusan atau penyataannya, bahwa eksekusi harus dilakukan, sudah semestinya Susno menerimanya.
Tetapi dalam kasus ini masalahnya tidak sekadar pada pribadi atau perlawanan Susno, melainkan pada peran negara sebagai penegak hukum dan penjaga ketertiban. Jika negara menunjukkan kelemahannya dalam mengeksekusi Susno, maka negara ini tidak bisa menjalankan fungsinya, sehingga terancam bubar. Sebab, di luar sana masih bertebaran Susno-Susno yang lain.
Sementara itu, pada kasus kritik Mendagri Gamawan Fauzi kepada Jokowi, sungguh sulit dimengerti. Apa salah Jokowi dengan kegiatan blusukan untuk menyapa rakyat? Apakah blusukan Jokowi itu telah membuat aktivitas pemda macet? Apakah pelayanan pemda kepada rakyat berhenti? Bukankah untuk urusan memimpin rapat-rapat, Jokowi sudah menyerahkan ke Wakil Gubernur Ahok?
Mendagri seharusnya tidak perlu risau atas gaya blusukan Jokowi. Selama tugas-tugas pemda berjalan lancar, apa pun gaya kepemimpinan kepala daerah, tidak perlu dipersoalkan. Pada titik inilah kita melihat betapa naif, kritik Mendagri kepada Jokowi.
Selaku gubernur, Jokowi memang harus diawasi dan dikritik. Tapi kalau kritik itu tertuju pada gaya kepemimpinan, sungguh tidak perlu dilakukan oleh seorang pejabat tinggi. Kecuali Mendagri punya motif politik di balik kritik itu, misalnya bermaksud meredakan popularitas Jokowi. Kalau memang itu tujuannya itu, ya mari kita saksikan permainan politik tanpa martabat ini.
Atau, kritik Mendagri itu ada hubungannya dengan protes sejumlah pegawai pemda DKI Jakarta atas kebijakan lelang jabatan camat dan lurah. Protes itu bisa dimengerti, karena PNS pemda yang selama ini mendapat prevelis menduduki jabatan itu, sebut saja para lulusan STPDN, menjadi tidak jelas masa depannya. Jabatan yang tinggal nunggu giliran, tiba-tiba lenyap begitu saja. Siapa tidak kecewa?
Mendagri bisa merasakan kegalauan itu, karena sebagai PNS pemda yang meniti karier dari bawah hingga jadi sekda, bupati, gubernur dan menteri, Gamawan merasakan betul pentingnya jenjang karir yang konsisten dan jelas. Jika tidak, PNS pemda bisa gagal menjalankan fungsi-fungsi pemda. Masalahnya, benarkah dengan lelang jabatan camat dan lurah, pemda akan kedodoran karena tidak didukung aparat andal?
Kita semua merasa, nyaris tidak ada perubahan pelayanan pemda kepada rakyatnya, sejak Orde Baru hingga 15 tahun masa reformasi. Di mana-mana mental PNS pemda sama: minta dihormati, minta dilayani. Akibatnya banyak pemda yang gagal memenuhi tuntuan masyarakat, padahal pendapatan mereka memakan 65 persen APBD.
Jadi, lebih baik berjudi –jika memang boleh disebut begitu– mencari camat dan lurah kompeten dengan lelang jabatan, daripada urut kacang lulusan STPDN, yang sudah terbukti sekian tahun membuat pemda di mana-mana stagnan. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Sujiwo saat Kapolri memaparkan rilis akhir tahun 2023
Baca SelengkapnyaJokowi menyayangkan budaya Bangsa Indonesia yang bertutur kata sopan mulai hilang. Simak curhatan Jokowi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai banyak drama di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyayangkan Rocky Gerung yang seorang akademisi berkata kasar tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi politik saat ini sudah seperti sinetron dan drama korea. Di mana, kerap terjadi hal diluar dugaannya.
Baca SelengkapnyaPidato kenegaraan Presiden Jokowi jelang hari kemerdekaan Indonesia, mengejutkan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaiakan ia sering mendapat umpatan kata-kata kasar di media sosial. Hal itu disampaikan Jokowi dalam sidang umum di DPR, Rabu (16/8).
Baca SelengkapnyaSuswono dilaporkan ke Bawaslu oleh Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaSusno Duadji secara gamblang bicara dugaan kejanggalan polisi dalam kasus kematian Vina Cirebon.
Baca Selengkapnya“Di negara ini hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng,” kata Gus Dur.
Baca Selengkapnya