Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tantangan Jokowi-Basuki: DPRD dan birokrasi

Tantangan Jokowi-Basuki: DPRD dan birokrasi Pelantikan Jokowi-Ahok. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - 001 titis widyatmoko?20121016103909 Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Senin (22/10) kemarin. Warga Jakarta memilihnya bukan sekadar ingin mendapatkan pemimpin baru, tetapi juga karena berharap Jokowi-Ahok dapat menyelesaikan masalah ibu kota: macet, banjir, pemukiman kumuh, premanisme, dll.

Reputasi Jokowi sebagai wali kota Solo, cukup meyakinkan; demikian juga dengan Ahok sebagai bupati Belitung Timur. Apakah meraka akan berhasil di DKI Jakarta? Banyak pihak meragukan. Katanya, Jakarta terlalu kompleks buat mereka. Keberhasilan memimpin Solo dan Balitung Timur, tidak cukup jadi modal memimpin Jakarta. Kompleksitas masalah Jakarta memang luar biasa.

Namun kompleksitas masalah itu bukan mustahil untuk diurai, lalu dicarikan pemecahannya. Nyaris tidak ada pihak yang meragukan integritas dan kapasitas kepemimpinan Jokowi-Ahok. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa besar komponen utama pemerintahan DKI Jakarta bersedia memberi dukungan kepada mereka? Kunci sukses kepemimpinan Jokowi-Ahok bukanlah membenahi perencanaan kota yang buruk, menghadapi preman jalanan dan maling berdasi, atau mengurus ormas berlabel agama atau etnis. Juga bukan menghadapai intervensi pemerintah pusat, atau kerakusan dunia bisnis. Kunci sukses kepemimpinan Jokowi-Ahok terletak pada dukungan DPRD dan birokrasi.

Di situlah titik krusial yang harus dihadapi Jokowi-Ahok dalam mengefektifkan kepemimpinan di Jakarta. Karena melalui dua jalur itu para bajingan kelas kakap bertumpu, dengan beragam predikat: politisi, pengusaha, profesional, konsultan, ulama, pemimpin ormas, dll. Jokowi-Ahok akan menghadapi wajah DPRD yang benar-benar berbeda.

Di Solo, Jokowi mendapat sokongan penuh DPRD, karena mayoritas kursi DPRD dikuasai PDIP. Jika merasakan ada anggota DPRD dari PDIP yang macam-macam, Jokowi bisa melaporkannya ke partai, sehingga dukungan DPRD yang dikuasai PDIP pun tetap utuh. Hal yang kurang lebih sama juga dialami oleh Basuki di Belitung Timur.

Dalam sistem pemerintahan daerah Indonesia, dukungan DPRD sangat menentukan bagi keberhasilan kepala daerah. Sebab, semua kebijakan strategis tidak bisa diputuskan sendiri oleh kepala daerah, melainkan harus mendapat persetujuan DPRD. Pada titik inilah bisa dijelaskan mengapa Jokowi sukses di Solo dan Fadel Muhammad sukses di Gorontalo.

Banyak kepala daerah yang kualitasnya tidak kalah dengan Jokowi dan Fadel, namun ketiadaan dukungan penuh DPRD, membuat mereka tidak berdaya. Sayangnya di DKI Jakarta Jokowi-Ahok tidak memiliki basis dukungan di DPRD yang cukup. Kursi PDIP dan Partai Gerindra hanya sedikit, mayoritas kursi dikuasai oleh partai-partai yang sebelumnya mendukung Foke-Nara. Tentu saja pascapilkada koalisi partai politik pendukunga Foke-Nara pudar. Tetapi itu bukan berarti mereka serta merta memberi

dukungan kepada kepemimpinan Jokowi-Ahok.

Di situlah politik transaksional itu terjadi apabilaJokowi-Ahokgagal meyakinkan dan mengambil hati mereka. Pada titik ini, dukungan partai keJokowi-Ahokbukan ditentukan saja oleh kebijakan masing-masing partai politik, tetapi oleh kelakuan anggota DPR. Sering terjadi, partai politik melalui fraksi-fraksinya memberi dukungan, namun tetap memerintahkan anggota untuk bertransaksi demi membiayai partai.

Jika semua kebijakan diputuskan berdasarkan transaksi politik dengan DPRD, jangan berharapJokowi-Ahokbisa merealisasikan janji-janji kampanyenya. Bisa saja rencana membangun kampung susun atau memperbanyak armada busway disetujui DPRD, tetapi nilainya bisa dikurangi; atau, uang yang benar-benar digunakan untuk membiayai program tersebut tidak cair utuh karena nyangkut ke mana-mana.

Itu tantangan yang dihadapiJokowi-Ahokdengan DPRD. Lalu bagaimana dengan birokrasi? Ada nilai positif, ketika Foke memperkenalkan para pejabat pemerintah daerah DKI Jakarta kepadaJokowi-Ahok Namun acara perkenalan itu juga mengandung pesan Foke kepadaJokowi-Ahok jangan macam-macam dengan mereka! Anda boleh saja menjadi gubernur dan wakil gubernur, tetapi tanpa dukungan mereka Jakarta akan kalang kabut. Ya, tentu saja keberhasilan pemerintahan sangat ditentukan oleh mesin birokrasi. Jika para pengemudi mogok atau berulah, pemerintahan tidak jalan.

Baik Jokowi maupun Ahok, dengan gayanya masing-masing, punya pengalaman menata birokrasi pemerintahan Solo dan Balitung Timur agar lebih efisien dan melayani. Namun hal itu tidak mudah dilakukan di DKI Jakarta. Pertama, para birokrat itu memiliki basis dukungan di DPRD; kedua, mereka juga memiliki cukong-cukong, yang dengan mudah bisa menembus pimpinan PDIP dan Partai Gerindra.

BagaimanaJokowi-Ahokbisa menata birokrasi pemerintahan DKI Jakarta agar lebih efisien dan melayani, jika mereka dilindungi kekuatan-kekuatan partai juga? Dalam hal ini, kepmimpinanJokowi-Ahokbenar-benar diuji. Mereka tidak hanya harus cerdas dan tegas, tetapi juga harus teguh dan sabar. Keteguhan dan kesabaran tentu membutuhkan waktu, tapi apakah warga Jakarta sanggup berlama-lama menungguJokowi-Ahokmembenahi Jakarta?

*Penulis adalah pemimpin redaksi merdeka.com. Pendapat dalam tulisan ini melekat pada penulis pribadi, bukan mencerminkan pendapat merdeka.com (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Desak DPR Selesaikan RUU Perampasan Aset: Ini Penting untuk Beri Efek Jera Koruptor
Jokowi Desak DPR Selesaikan RUU Perampasan Aset: Ini Penting untuk Beri Efek Jera Koruptor

Jokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Ratusan Pejabat Indonesia yang Tersandung Korupsi Periode 2004-2022
Ini Daftar Ratusan Pejabat Indonesia yang Tersandung Korupsi Periode 2004-2022

Jokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Amien Rais dan Rizal Ramli Datangi KPK, Lapor Korupsi Era Jokowi Makin Ganas
Amien Rais dan Rizal Ramli Datangi KPK, Lapor Korupsi Era Jokowi Makin Ganas

Amien meminta KPK bergerak dan tak pandang bulu dalam memberantas korupsi di era Jokowi.

Baca Selengkapnya
Hasto soal Jokowi dan Ganjar Temui Warga di Jateng: Kader PDIP Biasa, Tapi Prabowo Tak Bisa Blusukan
Hasto soal Jokowi dan Ganjar Temui Warga di Jateng: Kader PDIP Biasa, Tapi Prabowo Tak Bisa Blusukan

Hasto menilai hal itu membuktikan antara Ganjar dan Presiden Jokowi terbiasa untuk melakukan blusukan yang juga menjadi kebiasaan para kader-kader banteng.

Baca Selengkapnya
Marah PDIP Usul Polri di Bawah TNI Lagi, Kecewa Ada Jenderal Tembak Ajudan Sampai Polisi Dor Polisi
Marah PDIP Usul Polri di Bawah TNI Lagi, Kecewa Ada Jenderal Tembak Ajudan Sampai Polisi Dor Polisi

Deddy memberi saran agar Polri di bawah naungan Panglima TNI atau berada di bawah Kemendagri.

Baca Selengkapnya
Mengevaluasi Jabatan Sipil Diisi Militer
Mengevaluasi Jabatan Sipil Diisi Militer

Jokowi tak mau lagi ada korupsi di instansi atau jabatan yang strategis.

Baca Selengkapnya
Ini Spanduk yang Bikin Megawati Meradang hingga Sebut Ada yang Mau Acak-Acak PDIP
Ini Spanduk yang Bikin Megawati Meradang hingga Sebut Ada yang Mau Acak-Acak PDIP

Semua spanduk yang terpasang di beberapa lokasi itu dengan tulisan atau isi yang sama, namun berlatar warna yang berbeda-beda.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menohok Deddy Sitorus PDIP Sindir Pedas Polisi Jadi Masalah Bagi Demokrasi
VIDEO: Menohok Deddy Sitorus PDIP Sindir Pedas Polisi Jadi Masalah Bagi Demokrasi

Deddy mencontohkan bobroknya kinerja Polri, sehingga banyak aksi kriminal yang dilakukan anggota polisi.

Baca Selengkapnya
TOP NEWS: Jokowi Tegas Evaluasi Perwira TNI Soal Suap Basarnas | Prabowo 'Ultimatum' Cak Imin
TOP NEWS: Jokowi Tegas Evaluasi Perwira TNI Soal Suap Basarnas | Prabowo 'Ultimatum' Cak Imin

Presiden Jokowi menegaskan akan mengevaluasi perwira tinggi TNI yang menduduki jabatan sipil.

Baca Selengkapnya
Pengamat Nilai Kritikan Pedas PDIP Mengarah ke Jokowi: Marahnya Tidak Tanggung-Tanggung
Pengamat Nilai Kritikan Pedas PDIP Mengarah ke Jokowi: Marahnya Tidak Tanggung-Tanggung

PDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo

Baca Selengkapnya
Mantan Ketua KPK Sebut Dinasti Politik Jadi Virus Pembunuh Demokrasi
Mantan Ketua KPK Sebut Dinasti Politik Jadi Virus Pembunuh Demokrasi

Busyro menilai jika di Pemilu 2024 etika politik telah dikubur dan diganti dengan syahwat politik.

Baca Selengkapnya